Wuhan Senang, Semua Khawatir

Ribuan penggemar akhirnya dapat menghadiri kembali festival musik yang diadakan di the Wuhan Maya Beach Water Park di provinsi Wuhan, China, pada akhir pekan kemarin. Pada kegiatan ini, di samping melihat secara live aksi joki cakram alias DJ memainkan alat musiknya, para penonton juga disuguhkan konser musik lintas genre dari musisi lokal. Sebelumnya, di lokasi berlangsungnya acara itu hanya diperbolehkan diisi sekitar 50 persen pengunjung atau setengah jumlah daya tampung, dan baru dibuka penuh untuk publik pada Juni lalu.

Sayang, di tempat Covid-19 pertama kali ditemukan akhir tahun lalu dan dikarantina di sepanjang tahun 2020 itu, sejumlah laporan menyebutkan lewat foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan selain berdesakan semua pengunjung tak menuruti protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan semacamnya. Dari foto yang kemudian dihapus karena sempat viral tersebut, festival musik tahunan itu banyak menuai kritik dan kecaman.

Pandemi virus Corona jelas telah meninggalkan jejak yang sangat besar di tahun 2020 ini. Namun, cerita-cerita lucu nan aneh terus bermunculan di permukaan. Beritanya pun datang dari berbagai lini, tak terkecuali konser musik. Jangan pikir kalian sudah melihat banyak hal aneh di dunia ini akibat adanya Covid-19, berita yang satu ini sudah pasti jauh lebih aneh dari yang sudah ada sebelumnya.

Kembali Normal

Wuhan melakukan penguncian wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 23 Januari, pada saat virus telah menewaskan 17 orang dan menyebabkan lebih dari 400 orang tertular. Padahal, seminggu sebelumnya pemerintah China menepis dugaan publik bahwa banyak warga yang telah terjangkit virus di negaranya. Sementara saat karantina diberlakukan, kota berpenduduk 11 juta orang itu sepenuhnya terputus dari dan menuju ke seluruh daerah di China. Semua acara untuk publik dibatalkan karena ada larangan di mana setiap warga diminta tidak boleh keluar rumah.

Pada bulan Maret, penguncian perlahan mulai dilonggarkan. Pusat perbelanjaan pun akhirnya dibuka dan angkutan umum beroperasi seperti sebelumnya. Adapun setiap warga kembali diizinkan keluar rumah tapi paling lama dua jam, dengan ditambah beberapa ketentuan yang masih berlaku seperti menjaga jarak serta wajib mengenakan masker. Pada 8 April, karantina Wuhan secara resmi dicabut. 

Kondisi festival di Wuhan Maya Beach Water Park

Pada momen itu untuk sementara waktu tampaknya kehidupan kembali normal ketika sekolah dibuka kembali. Tapi, pada 12 Mei tercatat enam kasus baru corona muncul. Kota ini dengan cepat memberlakukan rencana ambisius untuk menguji adanya penularan virus lagi pada seluruh penduduknya yang berjumlah 11 juta orang itu. Beruntung, wabah segera dikendalikan. Pada bulan Juni, pasar malam di sejumlah daerah di Wuhan diizinkan buka kembali. Sebulan kemudian, di bulan Juli, kehidupan benar-benar mulai kembali normal di sebagian besar wilayah China. Dari bioskop, taman, perpustakaan, hingga museum juga diizinkan dibuka dengan kapasitas setengahnya dan pertemuan publik diberi izin untuk berlangsung.   

Dan, pekan kemarin, sekali lagi seolah kehidupan telah kembali berjalan normal di Wuhan. Foto-foto para pengunjung yang menghadiri festival musik di the Wuhan Maya Beach Water Park itu hanya menjadi salah satu bukti poin ini. Namun begitu, tak dipatuhinya protokol kesehatan pada kegiatan itu sangat disesalkan banyak kalangan, termasuk Sanjaya Senanayake, seorang professor pandemi dari Universitas Nasional Australia. Ia mengatakan meski sebelum masuk acara panitia mengklaim telah dilakukan tes kesehatan, tapi masih ada risiko virus dapat menular. “Masalahnya adalah kita belum benar-benar memberantas Covid-19, dan artinya selama belum diberantas, masih ada risiko terkena,” kata dia pada BBC internasional.

Teks: Emha Asror
Visual: Arsip BBC

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading