Video Klip Kontemplatif Rabu

Rabu, grup musik folk gelap asal Yogyakarta, belum lama ini  merilis video klip single berjudul “Metamorfosa” (7/01/23). Dalam single terbaru ini, Rabu mengajak pendengar untuk merenung melalui lirik yang terkesan kontemplatif.

Rabu memperkenalkan eksplorasi musik barunya dan tak lagi mengusung genre folk gelap. Dengan balutan beats elektronik dan gitar yang lebih berisik, “Metamorfosa” terdengar berbeda dari lagu-lagu Rabu di album sebelumnya. “Kebetulan kami berempat memang penggemar berat musik rock, jadi kami pingin coba bikin musik yang ada distorsinya”, ungkap Wednes selaku pencipta lagu dan frontman Rabu.

Lewat lagu Metamorfosa, kami berharap bisa mengajak pendengar untuk bersama-sama bangkit dari keterpurukan apapun yang sedang kita alami. Hidup kan up and down ya, jadi kalau sedang down, mari kita up bareng-bareng”, imbuhnya.

Proses penggarapan video klip, semua dikerjakan mandiri oleh tim Rabu. Grup musik ini mengajak salah satu penggiat gigs legendaris Yogyakarta, yaitu Marto Teplok Anselmo atau Joko Problem sebagai pemeran utama di videoklip ini.

Ide mengajak Joko Problem ini datang ketika kami sedang musyawarah untuk visual Metamorfosa. Setelah lagu ini selesai direkam, kebayang sosok Mas Joko sebagai pemeran utama untuk video klipnya. Terus ya udah mari kita realisasikan dengan konsep yang sederhana mengambil footage keseharian Joko Problem yang punya hobi memancing ikan”, ujar Judha sebagai gitaris.

Menurut Rabu, filosofi memancing dan metamorfosa memiliki satu konsep yang nyambung yaitu kita membutuhkan kesabaran ekstra untuk mendapatkan hasil maksimal dalam kehidupan. Pemaknaan itulah yang kemudian coba dituangkan Rabu ke dalam video klip single “Metamorfosa”.

Editor : Brandon Hilton
Visual : Arsip Dari Rabu

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading