Tur Sinema Keliling Kultursinema oleh Arkipel

Pada 7 hingga 11 Maret 2019 yang lalu, Arkipel melalui platform Kultursinema menggelar sebuah pameran keliling di Orbital Dago, Bandung. Pameran ini sendiri merupakan awal dari rangkaian yang akan berjalan penuh selama beberapa bulan di kota-kota di Pulau Jawa.

Arkipel adalah sebuah forum yang menjadi ruang diskusi untuk membicaran dan membahas tentang apa itu sinema dan media. Pembahasannya mulai dari produksi, arsip, kritik, industry dan nilai ekonomi yang tertanam di dalam sebuah produk. Lalu, Kultursinema merupakan sebuah program dari Arkipel yang berupaya untuk mengarsipkan dokumen-dokumen sinema Indonesia yang ada. Pengarsipannya sendiri dilakukan di seluruh kota hingga ke luar dari Indonesia.

Pameran arsip ini sendiri berfungsi sebagai bahan untuk mengenalkan peristiwa-peristiwa apa yang pernah terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Kultursinema dalam upayanya selalu menyebarkan arsip-arsip yang ada ke khalayak ramai dengan pertimbangan informasi tersebut sangat penting untuk dipamerkan. Lalu menurut tim Kultursinema, bila ingin membicarakan arsip sebuah film tentu akan banyak hal yang sangat berhubungan dengan kultur ini. Materi film lalu ada unsur-unsur lain seperti poster, info di media, catatan penonton hingga dokumentasi personal dari orang-orang yang terlibat.

Di Orbital Dago, selain pameran juga ada sesi diskusi bersama Fluxcup (seniman), Afrian Purnama (kurator dan penulis), Taufiqurrahman (seniman dan desainer grafis, Milisifilem). Pembahasannya selain tentang pameran yang sedang berlangsung juga mencakup tentang tata cara pengarsipan, kerja kuratorial dalam membuat pemutaran atau penayangan filem, penulisan sejarah dan tata cara pengelolaan arsip untuk disajikan dengan bentuk-bentuk lain, seperti pameran ataupun produk seni lainnya, berhubungan dengan konteks sosial, politik, budaya, dan ekonomi.

Di tahun ini Kultursinema berkeliling Jawa dikarenakan Jawa merupakan pusat perkembangan sinema di Indonesia dan konteks serta tujuan dari pameran keliling ini akan merujuk ke bagaimana usaha sinema di masa awal yang mencoba berbagai pendekatan ke pada khalayak dengan cara membawa arsip kepada ruang-ruang publik tertentu. Pameran ini dijadwalkan akan hadir di beberapa tempat selain Bandung, Orbital Dago pada 7 – 11 Maret kemarin lalu akan berlanjut ke Yogyakarta pada 3 – 7 April di Kedai Kebun Forum, Surabaya pada 24 – 28 April 2019 di C20 Library and Collective dan terakhir di Semarang pada 1 – 5 Mei di Komunitas Hysteria. (*)

Teks: Adjust Purwatama
Foto: Adjust Purwatama

Geliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...

Keep Reading

Memaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...

Keep Reading

Semarak Festival Alur Bunyi Besutan Goethe-Institut Indonesien

Tahun ini, Goethe-Institut Indonesien genap berusia 60 tahun dan program musik Alur Bunyi telah memasuki tahun ke-6. Untuk merayakan momentum ini, konsep Alur Bunyi tetap diusung, namun dalam format yang...

Keep Reading

Head In The Clouds Balik Lagi ke Jakarta

Perusahaan media serta pelopor musik Global Asia, 88rising, akan kembali ke Jakarta setelah 2 tahun absen karena pandemi pada 3-4 Desember 2022 di Community Park PIK 2. Ini menandai pertama...

Keep Reading