- Arts
Tiga Biennale Bersatu Membuat Program Bersama
Kondisi saat ini dengan segala keterbatasannya memang butuh perhatian khusus, dan memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku seni di seluruh dunia, begitu pula yang dirasakan oleh mereka yang ada di Indonesia. Situasi yang menuntut untuk beradaptasi dengan kondisi agar bisa membuka kemungkinan baru untuk mengakali situasi. Tantangan ini juga memberi kesempatan bagi perupa generasi baru untuk bereksperimen dan bisa memberikan kontribusi serta solusi dalam kehidupan bermasyarat dan menghadirkan sebuah karya yang berfungsi untuk kemaslahatan orang banyak. Jakarta Biennale, Biennale Jogja dan Makassar Biennale kini berkolaborasi untuk menyelenggarakan sebuah program baru yang diberi nama Panggilan Terbuka: Proposal Karya Normal Baru.
Kondisi wabah yang sedang menyebar seperti sekarang ini jelas tidak memungkinkan untuk para perupa berkegiatan secara konvensional dengan interaksi fisik, mengakses dan memanfaatkan ruang virtual di dalam jaringan adalah solusi satu-satunya bagi perupa agar terus bisa berekspresi dan mengkomunikasikan karyanya ke publik. Namun, hal itu bukan tanpa masalah. Kehadiran ruang virtual menyisakan pertanyaan bagi banyak orang, seperti kecukupan ruang itu untuk mengakomodir segala bentuk kreasi dan ekspresi perupa ke publik. Apakah sesederhana hanya memindahkan karya atau dokumentasi karya ke medium digital dan mengunggahnya ke dunia maya internet? Bagaimana publik dan perupa bisa mendefinisikan ruang maya dalam koridor makna politisnya yang baru?
“Kami melihat bahwa format digital dan ruang online dengan segala kompleksitasnya sekarang ini justru bisa memberi berbagai kemungkinan baru bagi perupa kontemporer untuk memperluas cakrawala pengkaryaannya.” Jelas pihak penyelenggara Panggilan Terbuka dalam siaran persnya
Atas dasar hal tersebut, ketiga Biennale yang menjadi kolaborator ingin memberikan tantangan bagi para perupa kontemporer untuk bereksplorasi dengan medium daring dan digital berdasar pemikiran tersebut di atas, dengan ketentuan:
- Dukungan produksi karya sebesar Rp. 10.000.000,-/ karya untuk 30 proposal karya terpilih.
- Proposal karya harus disertai dengan memilih salah satu tema dari ketiga Biennale. Pilihan tema (untuk uraian tema lihat di bawah):
- Jakarta Biennale: Esok – Membangun Sejarah Bersama
- Biennale Jogja: Tata Bumi Baru, Tata Seni Baru
- Makassar Biennale: Maritim – Sekapur Sirih
- Pengajuan proposal karya berisi:
- Konsep berdasar pilihan tema, max. 400 kata
- Rencana eksekusi
- Sketsa
- CV Singkat
- Medium dan strategi visual:
- Menggunakan platform digital seperti video, audio, media sosial, apps, yang nanti akan diupload secara online
- Menekankan aspek kolaborasi, eksperimentasi, interdisipliner;
- Terbuka untuk penggunaan medium dan jaringan non-fisik lainnya seperti: radio, televisi dan lain-lain
- Karya harus siap unggah/tayang
- Terbuka untuk umum, khusus Warga Negara Indonesia. Pengajuan proposal bisa atas nama individu atau kolektif (dihitung satu proposal). Satu pelamar hanya dapat mengajukan satu proposal saja.
- Proposal diajukan ke email: karyanormalbaru@gmail.com , paling lambat 12 Juni 2020.
- Penting: harap cantumkan dengan jelas di subjek email kode pemilihan tema Biennale sebagai berikut:
- Kode tema Jakarta Biennale: JB-judul proposal-nama
- Kode tema Biennale Jogja: BJ-judul proposal-nama
- Kode tema Makassar Biennale: MB-judul proposal-nama
- 30 proposal karya yang terpilih akan diumumkan 20 Juni 2020. Pameran karya secara daring dimulai 1 Agustus 2020.
- Email karyanormalbaru@gmail.com hanya ditujukan untuk penerimaan proposal. Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai tema dan Biennale yang bersangkutan, harap layangkan pertanyaan ke email admin masing-masing penyelenggara:
- Jakarta Biennale: info@jakartabiennale.id
- Biennale Jogja: office.biennalejogja@gmail.com
- Makassar Biennale: sekretariat@makassarbiennale.org
Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari Yayasan Biennale
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading