The North Palm Lawan Pelanggaran HAM dengan "Mantra"

The North Palm baru saja melepas single terbaru mereka, “Mantra“, bertepatan dengan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional. Revivalis post punk asal barat Jakarta ini masih bertahan dengan tema-tema sosial dalam liriknya. Kali ini, mereka membahas soal rasa takut masyarakat yang ternyata dibawa oleh para pelafal “mantra”.

“Jika dahulu pada jaman Fira’un ada sekelompok tukang sihir yang mengelilinginya dengan mantra-mantra. Maka saat ini kita temui juru bicara penguasa, ilmuwan, dan para buzzer yang merapal mantra hingga berbusa layaknya pedagang obat,” analogi The North Palm tentang bagaimana judul dan makna lagu mereka terrelasi.

Tanda dari pesan tersebut terdapat pada beberapa potongan lirik seperti “relasi kuasa kian jamak terasa” atau “eksploitasi lara dalam layar kaca”.

“‘Mantra’ didedikasikan untuk para korban penghilangan paksa dan bentuk penentangan terhadap tindak penghilangan paksa yang masih terus menghantui kehidupan berdemokrasi kita,” tulis The North Palm di keterangan pers.

Mengambil akar dari musik postpunk/garage rock 70-an sampai 80-an, sebenarnya grup revivalis semacam The North Palm sempat berjaya pada 2000-an. Akarnya bisa jadi Television atau Talking Heads, namun yang membangkitkan semangat mereka kembali bisa jadi The Strokes. Dari musik The North Palm, semua yang disebut tadi bisa terdengar. Akan tetapi, jika dicampur lirik pergerakan macam ini, mungkin leburan Silvester Kia (vokal dan Gitar), Guenandar (gitar), Pius Baha Rebong (bas) dan Gatot Teguh pada (drum) lebih cocok disandingkan dengan The Internasional Noise Conspiracy.

“Mantra” lebih postpunk dibanding EP mereka terakhir, 10/16, yang lebih terasa garage rock-nya. Lagu yang mereka lepas kali ini terasa lebih “dug-stak“. Namun, yang paling memebedakan adalah bebunyian strings di tengah lagu. Isian tersebut diaransemen oleh musisi pop jazz, Mondo Gascaro. Solo strings di tengah tetiba beranjak ke area Timur Tengah, juga didukung isian gitar yang serasi. Jika ditilik, isian tersebut senuansa dengan pengiring-pengiring RPG Jepang kolosal, khususnya Azure Dreams.

Teks: Abyan Nabilio
Visual: Arsip dari The North Palm

 

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading