- Tidbits
Svastiari Studio Dan Harapan Untuk Memajukan Dunia Fashion Indonesia
Sebagai seseorang yang telah lama melintang di dunia fashion sebagai seorang fashion director, Ajeng Dewi Swastiari kini melangkah lebih jauh lagi dengan meluncurkan unit bisnis terbarunya yaitu Svastiari Studio. Sebuah mini launching pun sudah berhasil ia gelar, tepatnya pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019 di di Little League, Jakarta.
Bagi Ajeng, Svastiari Studio adalah suatu bentuk usaha pelestarian fashion yang bersifat sustainable dan gagasannya mengarah ke lini waktu yang permanen. Demi mewujudkan idenya, ia pun turut mengajak 7 seniman ternama Indonesia seperti Darbotz, Ykha Amelz dan Angki Purbandono untuk berkolaborasi hingga dapat menghidupkan sebuah corak khas yang dinamakan “Sovran”. Ajeng juga mengutarakan bahwa pengalamannya dalam bidang fashion director pun membawa dirinya ke dalam dunia fashion activist. Artinya, akan selalu ada suatu usaha untuk memajukan dunia fashion Indonesia pada setiap gagasan wanita yang telah menetap di dunia fashion selama 13 tahun tersebut. Niatan mulianya itu juga dituangkannya pada proyek Svastiari Studio ini.
Koleksi Svastiari Studio adalah kumpulan busana leisure wear yang nyaman untuk situasi kasual atau kegiatan sehari-hari. Kenyamanan tersebut akan tertuang pada produk-produknya yang mencakup kemeja, blazer, celana, hingga aksesoris seperti scarf. Melalui semua itu, Ajeng juga berusaha untuk mengedukasi masyarakat tentang instant fashion.
Svastiari Studio juga menerapkan sistem wasteless, yang artinya akan selalu memaksimalkan penggunaan bahan atau mendaur ulang bahan sisa. Dalam rangka menghidup corak Sovran yang Ajeng sebut sebagai usahanya untuk mengapresiasi kekekalan budaya atau seni kontemporer Indonesia bersama Svastiari Studio, ia pun mengajak beberapa brand lokal ternama untuk berkolaborasi. Beberapa di antaranya adalah Voyej, Mote-Mote x Gema Semesta, Hammer Stout Denim, dan Poshbrain x Agugn. Lalu pada awal November 2019 nanti, akan ada sebuah presentasi busana dari Svastiari Studio yang akan mengawinkan elemen seni dan teknologi. Dengan hal tersebut, Ajeng berharap ia bisa membuat sebuah standar baru di dunia fashion agar para pelakunya terdorong untuk selalu berinovasi ketika memperkenalkan karyanya kepada khalayak ramai.
Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Svastiari
Geliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...
Keep ReadingMemaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...
Keep ReadingSemarak Festival Alur Bunyi Besutan Goethe-Institut Indonesien

Tahun ini, Goethe-Institut Indonesien genap berusia 60 tahun dan program musik Alur Bunyi telah memasuki tahun ke-6. Untuk merayakan momentum ini, konsep Alur Bunyi tetap diusung, namun dalam format yang...
Keep ReadingHead In The Clouds Balik Lagi ke Jakarta

Perusahaan media serta pelopor musik Global Asia, 88rising, akan kembali ke Jakarta setelah 2 tahun absen karena pandemi pada 3-4 Desember 2022 di Community Park PIK 2. Ini menandai pertama...
Keep Reading