- Tidbits
Story of Kale Dibajak, Angga Sasongko Turun Tangan
Pembajakan memang selalu menjadi masalah serius di Indonesia. Kemarin-kemarin kami membahas tentang pembajakan diranah merchandise band yang tentu sangat merugikan pihak musisi. Seperti kita ketahui fenomena pembajakan kerap merugikan banyak pihak, terlebih bagi para pelaku yang bergerak di ranah kreatif. Tak hanya tentang masalah apresiasi saja, namun fenomena pembajakan ini akhirnya akan mempengaruhi juga bagaimana ekosistem kreatif di Indonesia berjalan, terlebih di masa pandemi seperti sekarang di mana segala sesuatu terasa begitu sulit.
Baru-baru ini jagat twitter dibuat riuh dengan beberapa cuitan dari Angga Dwimas Sasongko tentang pembajakan film terbarunya. Pasalnya tak sampai satu minggu film bertajuk ‘Story of Kale: When Someone’s in Love’ dirilis di kanal pemutar film streaming bioskoponline.com film tersebut disinyalir sudah dibajak oleh orang yang tak bertanggung jawab.
“Udah ambil resiko syuting di masa pandemi, masih dibajak juga. Penjahat ada di mana – mana,” tulis Angga (26/20) di akun twiternya.
Tak sungkan, Angga yang juga tersohor dengan filmnya ‘Filosofi Kopi’ itu berencana akan mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan dan memenjarakan para pembajak film-filmnya tersebut.
“Retaliation. Hari Selasa saya ke Mabes Polri. Akan banyak nama masuk laporan kepolisian sebagai pembajak dan penyebar konten bajakan. Jangan nangis2 nanti ya. Gue ogah kasih maaf,” tulisnya.
Dari cuitannya itu Angga terlihat sudah terlampau geram dengan fenomena pembajakan film yang kian merajalela di Indonesia dan ia secara terbuka menyatakan perang kepada para pembajak film.
“Saya menyatakan perang sama kalian yang membajak, sebar bajakan dan bangga nonton bajakan. Sumpah demi anak saya, saya akan pakai segala resources saya buat masukin kalian ke penjara, atau setidaknya bikin hidup kalian ga nyaman. Retaliation begin,” cuitnya di akun @anggasasongko.
Bukan tanpa dasar, Angga menganggap film yang dirilis di Bioskop Online tersebut sudah mengakomodir kebutuhan khalayak pecinta film dengan memasang harga tiket yang relatif terjangkau, yaitu Rp.10.000. Sehingga ia menilai seharusnya tidak boleh ada pembajakan film. Selain mengecam aksi pembajakan tersebut, Angga juga telah mengetahui siapa saja yang membajak dan menyebarkan film yang ada di Bioskop Online dan memperingatkan para pembajak itu untuk menunggu panggilan dari polisi.
“Bioskop Online punya sistem tracking karena yang nonton pay per view. Jadi kalo ada bajakan, mudah sekali untuk tim BO tau siapa yang ngebajak sik.Tinggal tunggu surat panggilan Polisi aja,” tulisnya
Di lain akun, sutradara ‘The Science of Fictions’ Yosep Anggi Noen turut merespon pembajakan film di Bioskop Online tersebut. Secara eksplisit ia mengajak masyarakat agar lebih menghargai dan mengapresiasai para pelaku film, terlebih di kondisi pandemi seperti sekarang.
“Bikin film itu sulit, mahal, energi habis-habisan. Apalagi dalam kondisi pendemi dgn segala keterbatasannya, masih ada seniman2 yg berkarya demi menghibur penonton sekaligus membuat industri film tetap hidup. Hargailah.. renungkanlah, parkir aja per jam bayar 4000” cuitnya (26/10) via akun @anggienoen
Film ‘Story of Kale: When Someone’s in Love’ sendiri adalah film teranyar yang dibintangi oleh musisi Ardhito Pramono dan Aurelie Moeremans dan disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dibawah bendera produksi Visinema Content. Film tersebut dirilis pada Jum’at (23/10) lalu via bioskoponline.com.
Sejauh ini film Story of Kale sudah menembus angka 100.000 lebih penonton sejak ditayangkannya di Bioskop Online. Tak hanya film Story of Kale, namun di Bioskop Online juga meyediakan banyak film karya anak negeri, diantaranya ‘Istirahatlah Kata-Kata’ besutan Yosef Anggi Noen, film klasik ‘Tiga Dara’ yang telah direstorasi, dan masih banyak lagi film berkualitas lainnya. Menarik bukan? Tiketnya juga gak lebih dari ceban kok. Langsung saja cek di bioskoponline.com.
Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Bioskop Online
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading