Sosok: Three AM Studio

Mendengarkan musik saja memang sudah menyenangkan, namun bila menginginkan pengalaman lebih, maka menyimak sebuah video klip dapat menjadi stimulan bagus. Audio dan visual memang menjadi dua hal yang selalu melengkapi. kehadiran keduanya dalam satu paket, mampu menciptakan suatu sensasi berkesan.

Maka dari itu, akan menarik bila kita membahas para tokoh yang memiliki minat khusus dalam menggarap gambar bergerak dari sejumlah karya musisi kolaboratornya. Contohnya, Three AM Studio asal Samarinda. Sejak terbentuk pada tahun 2017, mereka sudah banyak terlibat di banyak proyek video klip.

“Kita awalnya lebih sering menggarap proyek foto dan video weding, nah pada tahun 2017, saya memberanikan diri untuk menyewa satu rumah untuk studio. Sejak itu kita mulai rutin bekerjasama dengan banyak komunitas lokal dan banyak musisi, entah untuk menggarap aset foto mereka hingga ke proyek semisal video klip,” ungkap Made selaku salah satu pendiri Three AM Studio.

Mengambil proyek wedding merupakan langkah Three AM Studio untuk bisa terus berkelanjutan. Namun bila berbicara mengenai gairah, bagi mereka menggarap sebuah video klip dari musisi kesukaan terasa lebih seksi. “Kita emang lebih senang garap video klip sejujurnya. Passion-nya memang di sana. Sejak 2017, lalu kita banyak tanya ke sana ke mari perihal teknis. Masih banyak hal yang perlu kami pelajari,” katanya.

Saat saya berbincang langsung bersama Made pada tanggal 31 Juli 2019, setidaknya sudah sekitar 14 proyek video klip yang sudah mereka garap. Misalnya ada Chris Lucker untuk lagu bertajuk “Scared to Love”. Lalu, ada juga Yukilandpunk dan Inis Sahib (Inisvibes) yang karya-karyanya pernah mereka buatkan versi gambar bergeraknya.

Dengan beranggotakan tim inti empat orang, Three AM Studio memiliki kendala sendiri dalam berkarya di kotanya. Menurut Made, masih banyak orang lokal yang belum paham tentang value sebuah karya yang mereka garap. Ya, ini soal uang, dan tentu saja itu penting untuk menyambung nafas.

“Sulit buat kita menentukan harga jual jasa kita di Samarinda. Di ranah weding misalnya, saat kita sudah menjelaskan perihal service dan teknis hingga keluar harga, masih ada saja pihak-pihak yang suka bersaing dengan merusak harga pasar. Lalu, kalau soal video klip dan video brand, susah juga kita menentukan harga. Masih banyak yang bilang mahal dengan harga yang kita patok, padahal kalau saya komparasikan dengan harga jasa-jasa sejenis di Pulau Jawa, harga jasa Three AM Studio ini tergolong murah,” jelasnya.

Tapi Bagi Three AM Studio, meski secara finansial kurang menghasilkan, passion mereka perlu dikejar. Ego harus diberi makan. Semoga saja usaha mereka selalu diberkati, hingga kepada titik mampu menginspirasi.

Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Three AM

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading