- Tidbits
Sosok: Kata Kerja
Untuk beberapa warga Makassar, buku sudah dianggap sebagai teman. Lebih dari itu,membaca bahkan sudah menjadi aktifitas primer, selain makan dan minum. Beberapa di antaranya pun sadar, bahwa perlunya suatu usaha untuk mempopulerkan literasi dalam rangka mengentaskan kebodohan tanpa perlu merasa pintar. Salah satunya adalah Kata Kerja, sebuah perpustakaan sekaligus ruang bertemu bagi para pecinta buku di Kota Makassar. Salah satu penggagasnya adalah Aan Mansyur, sang penyair kenamaan yang karya-karyanya sudah banyak di kenal di Indonesia. Nama ‘Kata Kerja’ sendiri diambil dari salah satu puisi Aan.
Kata Kerja berawal dari komunitas bernama Activity Society Institute (AcSI) yang mengangkat topik tentang pendampingan pasar lokal. Lalu, semua anggotanya akhirnya sepakat kalau masalah pendampingan pasar lokal, buku, dan literasi, harus dikemas secara pop. Jadi resmi terbentuknya setelah mereka pindah ke Jl. Wessabe, Makassar pada tahun 2013. Setahun kemudian AcSI dan Kata Kerja pun berdiri sendiri-sendiri. Sebagian dari mereka sadar betul, wacana-wacana sosial semisal pendampingan pasar lokal itu sulit mendapat tempat di kalangan muda, karena mungkin terkesan seram. Maka dari itu, membawanya ke arah yang lebih populer sangat penting.
Mengapa perlu ada pendampingan pasar lokal? sebab menurut mereka, sosok yang dilawan sangat besar. kecil kemungkinan untuk pedagang bisa menang melawan. Contoh konkritnya dengan adanya mini market semacam Indomaret dan Alfamart. Kehadiran mereka jelas menjadi suatu hal yang mengancam keberadaan pasar-pasar lokal, karena di sana mereka menjual apapun. Di Makassar sendiri sempat ada kasus penggusuran yang menempatkan pedagang pasar lokal sebagai korbannya.
Kata Kerja sendiri, bersama komunitas AcSI, Komunitas Kretek, SRP Payo-Payo, dan Koperasi Isangkilang berada dibawah naungan Ininnawa. Ini semacam federasi yang menaungi banyak komunitas di Makassar yang memiliki wacananya masing-masing. Sederhananya begini, Ininnawa adalah ruang bertukar pikiran bagi komunitas-komunitas di dalamnya. Selain membuka kelas belajar untuk umum, mereka juga membuka kelas khusus untuk orang dalam si Kata Kerja. Tujuannya adalah untuk merespon berbagai pertanyaan dari beberapa anggota.
Jika membicarakan literasi di Makassar, saat ini geliatnya sangat besar, selain ada festivalnya, kini semakin banyak juga komunitas-komunitas yang mengangkat isu budaya membaca. Meski pun secara jumlah tidak cukup seimbang dalam ukuran kota Makassar yang kecil, itu menandakan bahwa perkembangannya cukup signifikan dari tahun ke tahun.
“Sebenarnya banyak juga teman-teman mahasiswa yang datang ke kami dan bertanya, “kenapa, ya, kalau kita bikin bedah buku sedikit sekali yang datang?” dan “kenapa, ya, kalau kita ngelapak buku selalu sepi?”, tapi menurut saya, hal tersebut tidak menandakan bahwa orang-orang tidak suka membaca. Mereka pasti membaca, tapi mungkin mereka membaca apa yang kita tidak baca.” Jelas Ibe, salah satu pengurus Kata Kerja.
Membuka ruang sudah pasti, ada lagi satu cara yang dilakukan mereka untuk mempromosikan geliat literasi. Yaitu melalui musik. Ruangbaca yang digagas oleh Viny Mamonto dan Saleh Hariwibowo dibuat untuk wadah kampanye literasi. Mereka sadar betul kalau pecinta musik cukup banyak, dan bila Kata Kerja hanya mengandalkan perpustakaan untuk menyebarkan wacana membaca, menurut mereka itu kurang maksimal.
“Idealnya, jangan sampai membentuk komunitas berdasarkan sebuah kemarahan, karena ketika kemarahan itu sudah mereda, maka sudah pasti komunitasnya akan bubar. Kita harus berpikir bahwa yang namanya komunitas, apa yang dibahas disana, hanyalah sebuah tema. Mereka harus punya topik besar, hingga ketika bertemu dengan komunitas dengan tema berbeda namun memiliki topik yang sama, mereka bisa saling membentuk sebuah kolaborasi.” tutup Ibe.
Mumpung bulan depan akan ada gelaran Rock In Celebes, jika kalian yang hendak datang dan menonton, tak ada salahnya untuk mampir ke Kata Kerja. Selain bisa mendapatkan ilmu baru seputar literasi, kalian juga bisa membangun jaringan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Teks: Rizky Firmansyah
Visual: Arsip Kata Kerja
Penampilan Monumental Di Konser Fundamental

Jumat malam memang terlalu brengsek jika harimu harus dilalui dengan hujan lebat disertai banjir dan macet di selatan Jakarta. Kebrengsekan itu pulalah yang saya rasakan saat menuju Kemang untuk menyaksikan...
Keep ReadingMenyajikan Lebih Dari Musik!

Familiaxshow telah sampai pada seri ke-7 yang akan digelar pada 18 September 2022. Gig 3 bulanan sekali ini pertama kali digulir 6 Maret 2020 dengan fokus memberikan ruang bagi lineup...
Keep ReadingGeliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...
Keep ReadingMemaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...
Keep Reading