Simpul Solidaritas untuk Pekerja Buku di Festival Bantu Teman

Wabah virus Corona adalah fenomena global yang kian meresahkan. Indonesia pun juga merasakan dan terkena dampak dari penyebaran virus ini. Banyak instansi yang sudah menjalankan program work from home dan juga social distancing guna mencegah penyebaran virus ini kian meluas. Secara langsung hal ini juga berdampak pada kelangsungan industri kreatif di sini, salah satunya  adalah industri perbukuan. Di tengah tekanan yang kian sulit, berbagai upaya dan inisiasi pun dilakukan, salah satunya lewat Festival Bantu Teman.

Festival Bantu Teman adalah festival ekosistem perbukuan yang lahir dari aksi #TemanBantuTeman. Aksi tersebut muncul pada awal Agustus 2021, saat sejumlah pekerja buku di Indonesia menggalang donasi untuk meringankan beban rekan-rekan seprofesi yang terdampak pandemi. Setidaknya ada 70 pengisi acara dalam festival ini, mulai dari  pekerja buku, seniman, musisi, pembuat film, sampai jurnalis, dan ke-70 pengisi acara tersebut bakal di bagi ke dalam 20 sesi pembicaraan yang menarik. Festival Bantu Teman ini akan diselenggarakan secara daring pada 14 September sampai 18 September 2021.

“Sebelum pandemi, kami percaya ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja buku atau pekerja teks, misalnya gaji atau bayaran yang relatif kecil, kontrak kerja dan tunjangan yang sering kali tidak ada, hingga pembayaran royalti yang tak tentu,” ujar M Aan Mansyur, salah seorang inisiator #TemanBantuTeman.

Pada bulan Juli, saat angka pasien Covid-19 di Indonesia meninggi, pemilik Jual Buku Sastra (JBS) Indrian Koto dan Mutia Sukma mulai menghubungi beberapa nama setelah tahu bahwa ada sejumlah teman yang harus menjalani isolasi mandiri. Tujuannya, menggalang dan mendistribusikan donasi.

“Itu semacam ungkapan cinta bagi teman-teman yang terdampak pandemi,” sambung Aan.

Beranjak dari situasi tersebut, lahirlah aksi #TemanBantuTeman. Selanjutnya, aksi ini tidak hanya menggalang dana untuk teman-teman di lingkaran Aan, Indrian, Sukma, dkk (yang notabene para penulis), tapi juga juga untuk para pekerja buku dan pekerja teks secara umum, mencakup para editor, penerjemah, illustrator, layouter, reseller dan pedagang buku, hingga jurnalis.

Dikabarkan, saban hari, akun @bantutemanteman menerima puluhan formulir pengajuan bantuan. Para pengisi formulir diminta untuk menjelaskan mengapa mereka (atau orang-orang yang mereka rekomendasikan) perlu dibantu–hal yang jelas-jelas membutuhkan keberanian.

Dalam situasi itulah kesadaran bahwa ekosistem perbukuan di Indonesia belum berpihak kepada orang-orang di dalamnya kian menguat, dan gagasan untuk menggelar Festival Bantu Teman pun mencuat.

“Tujuan jangka pendeknya memang untuk memperluas aksi #TemanBantuTeman. Kas kami kembang kempis sementara formulir pengajuan terus bertambah setiap hari. Namun lebih dari itu, kami juga ingin menggelar diskusi yang lebih intens demi mencari solusi atas kondisi ekosistem perbukuan saat ini,” papar Aan.

Untuk diketahui, seluruh panitia dan pengisi acara yang terlibat dalam festival ini tidak dibayar dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun. Semuanya bergerak karena solidaritas dan atas dasar #TemanBantuTeman. “Tidak ada alasan untuk tidak membantu teman. Setelah memutuskan untuk full menjadi penulis dan pemusik, kemudian pandemi datang, saya masih bertahan ya karena bantuan teman-teman,” kata Reda Gaudiamo, salah satu pengisi acara Festival Bantu Teman.

Eka Kurniawan menambahkan, omong-omong soal teman bantu teman, bahkan sebelum pandemi para pekerja buku sudah terbiasa silih bantu. “Terutama karena kebanyakan mereka tidak memiliki jaring pengaman apa-apa, ya.” Menurut Eka, kegiatan seperti Festival Bantu Teman sebaiknya direplikasi agar obrolan mengenai perbaikan ekosistem perbukuan menjangkau audiens yang lebih besar.

Untuk mengikuti rangkaian program Festival Bantu Teman kamu bisa mengambil paket donasi melalui link bit.ly/festivalbantuteman. Ada dua paket donasi yang disediakan, yakni paket terusan 350 ribu rupiah untuk 20 sesi (lima hari) dan paket harian 100 ribu rupiah untuk 4 sesi. Semua donasi yang masuk akan disalurkan kepada pekerja buku yang terdampak pandemi. Laporan donasi akan diinformasikan secara berkala melalui akun Instagram dan Twitter @bantutemanteman. Setelah registrasi terkonfirmasi, peserta festival akan mendapatkan tautan untuk mengikuti program festival pilihannya.

“Kami berharap festival ini memberi dampak nyata bagi pekerja buku, dan membuahkan solusi atas berbagai kekurangan dalam ekosistem perbukuan di tanah air,” tutup Aan.

Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Festival Bantu Teman

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading