- Music
Seri Program Digital dari BITS AND BOPS untuk Menyiasati Situasi
Situasi yang ruwet sekarang ini cukup memusingkan, apalagi untuk yang bergerak di ranah event organizer atau promotor acara musik. Pembatasan ruang gerak terutama aktivitas yang mengundang kerumunan tidak diperkenankan, hingga semua rencana kerja bisa dipastikan mandek.
Itu pula yang dirasakan oleh Bits and Bops, platform music showcase yang biasa mengadakan acara musik, konser, festival, atau membantu band yang sedang tur untuk mengorganisir show di Surabaya. Walau terhitung baru, tim Bits and Bops juga terlibat dalam event seperti Folk Music Festival, Barasuara Taifun Tour, Noh Saleh Angin Kencang Indonesia Tour, Pamungkas Flying Solo Tour dan beberapa acara lain yang membuat mereka memiliki pengalaman yang cukup mumpuni.
Ketika wabah CoViD-19 mulai meluas di Indonesia dan menjangkau Jawa Timur, jelas Bits and Bops juga terdampak. Setelah menggelar Tur Bayangan Hindia dan Svmmerdose: Dont Fall In Love With Me Tour, semua program musik Bits and Bops harus terhenti, salah satunya adalah pembatalan rencana The Adams Agterplaas Tour 2020, yang rencananya akan menyambangi Surabaya.
Tidak putus akal, pembatalan beberapa program Bits and Bops ini melahirkan sebuah ide bukan main untuk bisa tetap bertahan dan tetap beraksi ditengah pandemi ini. Mereka menggagas program berbasis online. “Lihat teman-teman di social media bergerak melakukan banyak hal secara online, kami pun merasa terpanggil untuk memikirkan sebuah pergerakan yang simple dan memanfaatkan networking yang kami punya.” Ujar Edbert William yang terlibat di Bits and Bops.
Bentukan yang lahir dari ide itu adalah program bernama Stay Alive dan Nongkrong Virtual, yang menurut Edbert niat awalnya cukup sederhana, sebagai sebuah medium untuk bertegur sapa dan berbincang santai lewat fitur Instagram Live. “Biasanya kan sering banget ketemu. Nah, sekarang ini jadi enggak pernah ketemu dan enggak tahu juga kapan bisa ketemu. Ya sudah kami kontak saja lewat Instagram Live,” terang Edbert. “Intinya sih cuma pengin bertegur sapa saja. Lalu sisanya jadi berkembang. Bahkan banyak teman-teman yang juga pengin masuk untuk hearing session karya mereka juga,” tambahnya.
Diawali dengan episode pertama dari Stay Alive yang menampilkan Jason Ranti, program online ini telah bergulir hingga sembilan episode dengan bintang tamu Made Kawu pada Rabu (20/05/2020) kemarin. Sebelumnya Stay Alive juga sempat menyuguhkan antara lain Alien Child, Prince Husein, Nadya Fatira hingga sesi dengar album Bilal Indrajaya, dan juga Vira Talisa yang mencatatkan 800-an penonton. “Beberapa episode terakhir ini banyak sekali teman- teman yang berprofesi sebagai musisi yang kami ajak untuk live. Kami ingin kembangkan lebih luas, mungkin dari teman-teman seniman, fotografer, atau penggerak skena seperti kami yang selama ini bikin gigs. Agar lebih variatif dan gak bosan,” papar Edbert akan rencana Bits and Bops untuk Stay Alive.
Untuk program Nongkrong Virtual, Bits and Bops bekerjasama dengan dengan Demajors Surabaya. Bedanya dengan Stay Alive, program Nongkrong Virtual lebih ditujukan untuk sesi online bersama grup musik atau band di Surabaya. Di program ini, Bits and Bops berkolaborasi dengan Erte Adi, Bagus Pandu dan Niko Staza yang terlibat di Personal Horror. Mereka bertiga itu pun bisa dibilang pelaku aktif kancah musik di Surabaya. “Kalau untuk Nongkrong Virtual, konsepnya kami lempar ke anak-anak Demajors Surabaya, karena itu kan kolaborasi dengan mereka jadi enggak cuma kami saja yang menyumbang ide,” jelas Edbert akan kerja kolaboratif mereka.
Tapi Edbert juga tidak sendiri di Bits and Bops karena selain dirinya juga ada Gagah Diorama sebagai rekan kerja. “Kalau pembagian tugas sih sebenarnya antara saya dan Gagah enggak ada yang saklek kita bagi. Karena sudah bertahun-tahun kerja bareng jadi tahu sih bagi tugasnya bagaimana. Timbal balik saja, kalau saya yang beri ide itu Gagah beri masukan atau sebaliknya. Pas live juga begitu sih, kalau pas Gagah yang live saya yang bikinin script. Kalau saya yang live, Gagah yang standby di mixer. Simple saja kok.” Terang Edbert akan mekanime kerjanya. “Awalnya cuma berdua tapi teman-teman yang selama ini kerja bareng bantuan kita di offline gigs biasanya sekarang join lagi buat bantu. Ada yang desain dan ambil video kalau sudah selesai live. Ada yang datang bantu kita pas live di kantor. Mereka mau bantu karena juga pengin bergerak sih. Malah kadang kasih ide, dan mereka jauh lebih muda jadi terkadang idenya bisa lebih fresh,” tambahnya akan partisipasi bukan main dari rekan mereka untuk membantu program Bits and Bops.

Yang pasti selama pandemi belum ada tanda-tanda mereda, Bits and Bops akan secara reguler menayangkan program Stay Alive dan Nongkrong Virtual lewat Instagram mereka. Beberapa video dari Bits and Bops: Stay Alive dan Bits and Bops x Demajors Surabaya: Nongkrong Virtual saat ini sudah bisa dilihat kembali rekamannya melalui kanal YouTube resmi Bits and Bops.
Teks: Farid Amriansyah
Visual: Arsip Bits and Bops
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading