Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Tayang di Bioskop

Setelah memulai gembar-gembornya awal tahun lalu, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash) akhirnya dapat dinikmati oleh khalayak umum. Film hasil besutan Edwin (Aruna dan Lidahnya, Posesif) yang merupakan adaptasi novel karya Eka Kurniawan dengan judul yang sama tersebut hadir di bioskop sejak Kamis (2/12).

Sebelumnya, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas telah ditayangkan premier di Locarno Film Festival, Swiss Agustus lalu dan berhasil mendapatkan penghargaan Golden Leopard. Setelah itu, film tersebut sempat tampil di beberapa festival lain, seperti Toronto International Film Festival, Filmfest Hamburg, dan Busan International Film Festival.

“Hanya orang yang enggak bisa ngaceng, bisa berkelahi tanpa takut mati” sebagai kalimat pembuka buku cukup menarik perhatian dan menjelaskan sebagian dari apa yang diangkat di judul tersebut. Karena itu, pihak penggarap  menekankan bahwa film mereka dikhususkan untuk penonton 18 tahun ke atas.

Seperti novelnya, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas mendapat perhatian karena mengangkat kritik atas maskulinitas dan kekuasaan. Latar yang diangkat adalah masa 80 hingga 90-an di Jawa Barat. Untuk lebih memberikan kesan latar tersebut, Edwin dan timnya merekam gambar secara analog dengan medium pita seluloid 16mm. Bahkan mereka mengimpor Akiko Ashizawa dari Jepang untuk mengambil tanggung jawab sebagai director of photography.

Pemeran jagoan impoten yang menjadi tokoh utama, Ajo Kawir, dalam film ini adalah Marthino Lio. Ladya Cheryl memerankan kekasihnya, perempuan jago silat, Iteung. Lalu, Sal Priadi memulai debut seni perannya sebagai sahabat Ajo Kawir, Tokek. Reza Rahadian, Ratu Felisha, Lukman Sardi, dan beberapa aktor kawakan lainnya juga mendukung dengan peran penting masing-masing.

Pekan lalu, Ananda Badudu (setengah dari Banda Neira) dan Rubina Winnie tampil dalam sebuah video musik untuk soundtrack film ini yang berjudul “Bangun Badjingan!“. Selain mereka berdua, Dave Lumenta dan Indra Perkasa juga ikut mendukung dalam musik dan video tersebut. Video musik yang disutradari oleh Anggun Priambodo tersebut menampilkan Ananda Badudu dengan kostum pisang, Ananda, Rubina, dan Indra membawakan lagu di sebuah panggung teater, beberapa cuplikan film, dan beberapa cuplikan proses mereka merekam lagu.

Teks: Abyan Nabilio
Visual: Arsip dari Palari Films

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading