Semiotika Rilis Album Kedua dengan Tajuk 'Eulogi'

Salah satu pengertian eulogi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penghargaan atau pujian yang tinggi. Diksi tersebut digunakan secara pas oleh trio postrock asal Jambi, Semiotika, untuk dipampangkan sebagai judul album kedua mereka yang dirilis Sabtu (31/7).

“Tiap lagu di album Eulogi menggambarkan menjadi manusia dengan ikhtiar, tujuan dan rehat sejenak ketika lelah. Memanusiakan manusia juga jadi tema di dalam album ini melalui menyayangi serta mengapresiasi diri sendiri maupun orang lain,” tulis mereka dalam siar pers, memperjelas makna “penghargaan” dalam Eulogi.

Pembuatan album ini dilakukan secara mandiri oleh Riri (bass), Gembol (drum), dan Bibing (gitar) selama satu bulan. Dalam waktu sesingkat itu, ketiganya berhasil membuat sembilan komposisi instrumental dengan judul: “Salam“, “Tatap Kata”, “Temu Trah!”, “Sewajarnya”, “Rumah”, “Temaram”, “Jelang Terjaga”, “Pintas Waktu”, dan “Dua Sisi”.

Sejauh ini, Semiotika hanya merilis Eulogi secara fisik dalam format CD. Hanya ada satu nomor yang dirilis secara digital melalui kanal Youtube mereka, yaitu trek pembuka “Salam”.

Nomor tersebut dibuka dengan senandung yang terdengar eksotis. Tangga nada yang digunakan nampaknya hampir sama dengan yang digunakan muazin saat melantunkan azan. Ini membuat “Salam” mengingatkan pada Mars Volta yang secara langsung mencatut potongan azan untuk mengawali lagu mereka yang berjudul “Soothsayer”.

Setelah itu, komposisi “Salam” beranjak ke bebunyian khas Semiotika namun dengan nada dasar yang lebih terdengar minor. Suara serupa azan kembali muncul di tengah lagu, saat tensi musik menurun. Saat itu juga, nada dasar sejenak berganti lebih mayor menambah suasana istirahat dalam lagu. Dengan halus, senandung tadi mengantarkan komposisi mayor “Salam” ke tempo yang masih istirahat tapi dengan nuansa nada semenekan awal hingga tengah lagu.

“Di lagu bertema doa dan harapan (ini) terdapat penambahan elemen musik Melayu Jambi,” jelas trio pelantun “Ruang” ini mengenai pembuka album mereka.

Dengan begitu, bukan hanya pemilihan judul album yang selaras, Semiotika (ilmu tentang tanda), sebagai nama yang menyatukan Riri, Gembol, dan Bibing, juga sungguh menggambarkan betapa telatennya mereka dalam menyusun nada menjadi tanda-tanda semiotis untuk menyampaikan pesan.

Eulogi menjadi kompilasi karya ketiga Semiotika setelah sebelumnya merilis album mini bertajuk Gelombang Darat pada 2018 dan Ruang pada 2015.

Teks: Abyan Nabilio
Visual: Arsip Semiotika

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading