- Uncategorized
Sajian Punk Rock Rasa Kalimantan dari Primitive Monkey Noose
Primitive Monkey Noose, kuintet punk-rock dari Batulicin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini (25/3) telah memperkenalkan album mini debutnya yang diberi tajuk sesuai dengan nama bandnya sendiri. Berisi 5 nomor lagu, album Self-Tittled ini merangkum bentang suara tempat di mana mereka tumbuh, termasuk melibatkan bunyi Panting (alat musik petik khas Kalimantan Selatan -red) dalam balutan musik punk rock yang cukup pekat.
Lewat mini album ini, unit yang dihuni oleh 5 personil ini mencoba untuk memperkenalkan budaya Kalimantan Selatan ke ranah musik yang belum pernah terjamah sebelumnya. Dibantu oleh Bertuah Records dan UD. Saguh Jaya, selain menghadirkan materi yang cukup segar, rilisannya kali ini Primitive Monkey Noose juga digandeng oleh Sony Music Entertainment untuk mendistribusikan karyanya ke khalayak yang lebih luas.
Di wilayah tema lagu, lirik-lirik lagu Primitive Monkey Noose banyak bercerita soal ragam kontra-sosial dengan cara yang cukup menyenangkan. Terdengar lebih positif, optimis, dan penuh pesan kebersamaan. Kendati tema yang mereka bawakan cukup bertolak belakang dengan kesan punk rock yang cenderung penuh pemberontakan.
Hal-hal itu pula yang mungkin membuat Primite Monkey Noose dilirik oleh label arus utama Sony Music dalam hal pendistribusian. Edu Christanto, selaku A&R Sony Music Entertainment Indonesia mengatakan band ini cukup unik dan bisa memadukan unsur komersil dan unsur etnik khas daerahnya.
”PMN adalah salah satu band yang materinya menurut kami sangat menarik, karena memadukan unsur musik komersil dengan unsur etnik khas daerah. Perpaduan ini membuat PMN cukup unik dan kami rasa bisa menarik perhatian para pendengar musik di Indonesia.” Ungkapnya dalam keterangan pers.
Senada dengan Edu Christianto, keunikan ini menurut Franki Indrasmoro, yang juga A&R Sony Music Entertainment Indonesia, merupakan kelebihan yang Primitive Monkey Noose miliki, di samping materi lagunya yang mudah dinyanyikan.
“Kelebihan PMN adalah mereka bisa memadukan lagu dan musik mereka dengan unsur etnik yang kental, yang menambah kekuatan lagu mereka selain dari notasi yang mudah dinyanyikan.”
Secara tidak langsung, Primitive Monkey Noose adalah salah satu kelompok musik yang cukup terdengar otentik. Mereka berhasil memadukan nuansa agresif musik punk yang dipadukan dengan alat musik tradisional, dalam hal ini adalah instrumen Panting. Tanpa harus mengunjungi secara langsung Kalimantan Selatan, barangkali lewat album ini kalian bisa merasakan bagaimana kekayaan musik di sana.
Kini album mini Primitive Monkey Noose sudah bisa kalian simak diberbagai kanal pemutar musik digital. Kabarnya album ini juga akan dirilis dalam format fisik. Kita nantikan saja.
Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Primitive Monkey Noose