- Music
Rollfast Mengkritik Kondisi Bali Lewat Video Lirik Terbaru
Rollfast, band eklektik rock asal Depansar, Bali. Kembali merilis single dan video lirik terbaru mereka dengan judul Garatuba, menuju album penuh kedua yang dijadwalkan akan dirilis pada awal Agusutus 2020, bersama Lamunai Records. Single yang dirilis pertama kali dalam bentuk video lirik 3D modeling ini, masih menggunakan pendekatan visual yang sama dengan dua video lirik sebelumnya (Pajeromon dan Grand Theft Atma). Garatuba adalah lagu kritik satire tentang keadaan di Bali saat ini, bercerita tentang konsep eksploitasi tanpa henti yang semakin meluas karena ketamakan dalam mengekploitasi lahan yang ada, baik dari pendatang atau pun masyarakatnya sendiri. Dengan dalil dan latar belakang bahwa Pulau Dewata adalah tujuan utama pariwisata di Indonesia tanpa memikirkan efek jangka panjang untuk masyarakat dan lingkungannya.
Sedikit klise memang untuk membahas atau mencoba untuk memberontak (lagi) dengan apa yang sudah terjadi di Bali saat ini. Jadinya kita mencoba membuat suatu bentuk protes baru dengan teman-teman tongkrongan yang mempunyai semangat yang sama . Mencampur dan menabrakan semua perspektif yang ada. terlihat dalam visual video nya sendiri, kami mencoba mem-visualisakinan konsep “beach club diatas beach club” yang setiap tahun nya selalu bertambah, seperti rumah susun.
Garatuba sendiri adalah gabungan kata dari Segara = Laut dan Tuba = Racun, dipadukan dengan realitas khayal tentang datang ke pesta makan besar di beach club yang palugada (apa lo mau, gua ada) Garatuba juga menjadi proyeksi dari kerasukan kami dalam berbagai aspek yang ada di sekitar, Nada-nada dilagu ini adalah persona fiksi yang dibuat berdasarakan impresi bunyi mukbang, progresi template gitar rock generik dengan balutan beat-beat electronic music yang selalu terdengar kencang disetiap sudut café dan club di Bali, menurut Bayu Krisna.
Setelah di tinggal 2 personil utama mereka (Ayrton Willem & Brahmantia) disaat proses akhir rekaman, kini Rollfast menyisakan Agha Praditya, Arya Triandana dan Bayu Krisna. Kemudian mereka merilis single berjudul “Pajeromon” yang mana ini adalah sebuah single pertama menuju album penuh mereka di tahun ini, dirilis dan dikemas dalam bentuk video lirik 3D modelling, dengan durasi selama 3:07 menit, bercerita tentang pandangan mereka terhadap kehidupan sosial di Bali, dan segala macam keresahannya.
“Pajeromon adalah monster fiksi yang kami buat berdasarkan referensi dari serial anime digital “Monster”. Namanya sendiri merupakan hasil pergabungan antara merk mobil “Pajero “ yang menginterpretasi maskulinitas / kemapanan, sedangkan “Jero” sebuah titel yang digunakan masyarakat Bali untuk seseorang yang memiliki tanggung jawab moral dalam pelayanan sekala / niskala. dan kata “Romon” yang berarti kotor dalam bahasa Bali.” Jelas Rollfast dalam press release yang kami terima.
Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari LaMunai Records
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading