Rollfast Lepas Album Kedua

Unit rock eklektik asal Denpasar, Bali, Rollfast. Akhirnya merilis resmi album penuh kedua mereka yang diberi judul “Garatuba” dalam format cakram padat (CD). Walaupun dalam rencananya ada sedikit yang meleset dari jadwal seharusnya karena akibat yang ditimbulkan oleh Covid-19, pada akhirnya, album dengan durasi 46 : 06, siap menemani kita semua untuk melawan masa sulit seperti sekarang. Perilisan album “Garatuba” pun bertepatan dengan Hari Radio Nasional 2020.

“Untuk merayakan peluncuran album dan hari ini, kami juga bekerjasama dengan beberapa radio (online & konvensional) lokal hingga mancanegara untuk menyiarkan ekslusif salah satu album yang menjadi antisipasi banyak kalangan ini, sehingga bisa menjangkau dan menginformasikan kepada pendegar yang lebih luas.” Terang mereka.

Album ini sendiri mulai dikerjakan pada awal tahun 2018, dan sempat tertunda karena banyaknya bongkar pasang lagu dan instrumen, hingga masa di mana mereka juga harus kehilangan dua personil asli yaitu, Gungwah Brahmantia dan Ayrton Willem yang mengundurkan diri secara baik-baik setelah merekam 6 dari 8 lagu yang ada di album ini karena kesibukan pribadi. Kini Agha Dhaksa, Arya Triandana dan Bayu Krisna memulai petualangan baru dengan format trio yang lebih solid.

“Semuanya berubah drastis waktu kami melakukan sesi wawancara dengan media UK, Backseat Mafia. Mereka sempat heran sesudah dengerin materi album pertama kita, karena menurut mereka apa yang kita sampaikan tidak mencerminkan dimana kita hidup sekarang. Tidak ada pantai, sawah dan gunung gitu. Statement yang paling kena dari obrolan itu adalah; Kalian dari Bali ya? saya kira dari Joshua Tree, USA.”

“Kle! dari sanalah kita mulai coba untuk menggali lebih dalam tentang apa yang ada di sekitar kita (terutama musik) dan mencampur aduk kan nya dengan tema populer yang kami serap saat ini, sampai menjadi kayak sekarang, Walaupun kami merasa masih banyak yang ingin disampaikan secara karya.” Tutur Agha Dhaksa

Pada album ini, Rollfast turut melibatkan dua orang musisi yang memiliki pengaruh dan berbasis di Jawa Tengah. Mereka adalah Frau dengan buai suara merdunya yang mendesir halus dan mampu membuat kulit bergidik, serta menghadirkan mimpi-mimpi komersial ombak surga dewata pada lagu “Bally”. Ditambah racikan harmonisasi suara-suara rancak nan ajaib menyambut matahari pagi bersama Gardika Gigih di lagu “Rare” (baca: ra-re). Kedua lagu ini adalah dua suguhan yang begitu spesial dari Rollfast.

Perilisan album Garatuba juga dibarengi dengan peluncuran limited edition – action figure “Pajeromon” monster fiksi yang mereka ciptakan sendiri, untuk menjadi karakter utama dalam video lirik nya dan zine ekplanasi album yang disusun ciamik dan mendetil oleh penulis slebor asal ibu kota, Rio Tantomo. Untuk memeriahkan peluncuran album ini, Rollfast sedang mempersiapkan sebuah konser launching online dalam waktu dekat, sebagai media pengobat rindu dengan kawan-kawan dan pengemar yang sudah lama tidak berjumpa. Konser ini juga menjadi langkah awal promosi album Garatuba, sebelum melakukan tour Asia pada tahun 2021 mendatang.

Beberapa waktu lalu sebelum melepas album penuh ini, mereka juga terlebih dahulu merilis video lirik dari single “Garatuba”. Di video lirik tersebut, mereka membuat lagu kritik satire tentang keadaan di Bali saat ini, bercerita tentang konsep eksploitasi tanpa henti yang semakin meluas karena ketamakan dalam mengekploitasi lahan yang ada, baik dari pendatang atau pun masyarakatnya sendiri. Dengan dalil dan latar belakang bahwa Pulau Dewata adalah tujuan utama pariwisata di Indonesia tanpa memikirkan efek jangka panjang untuk masyarakat dan lingkungannya.

Sedikit klise memang untuk membahas atau mencoba untuk memberontak (lagi) dengan apa yang sudah terjadi di Bali saat ini. Jadinya kita mencoba membuat suatu bentuk protes baru dengan teman-teman tongkrongan yang mempunyai semangat yang sama. Mencampur dan menabrakan semua perspektif yang ada. terlihat dalam visual video nya sendiri, kami mencoba memvisualisakinan konsep “beach club di atas beach club” yang setiap tahunnya selalu bertambah, seperti rumah susun.

Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari LaMunai Records

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading