Psychotic Villager dari Medan

Psychotic Villager berdiri tahun 2016. Menurut mereka, semestalah yang memberikan takdir untuk menjadi musisi hingga sekarang. Awal panggung mereka dimulai ketika bermain membuka penampilan Spring Fall Sea dari Thailand yang sedang menggelar tur di Medan pada 2017.

Untuk yang sekilas mendengar, ada campuran musik folk dan alternatif di dalam suara yang dihasilkan band ini. Tapi, secara tegas mereka menyebut apa yang dimainkan sebagai experimental folk. Benang merahnya, Psychotic Villager memainkan musik yang rumit tapi melodius. Suasana musik era medieval juga bisa ditemukan di dalamnya.

Saat ini, Psychotic Villager telah merilis sebuah single berjudul Winter Hymne. Lagu ini bercerita tentang seorang yang berhasil mengalahkan sesuatu yang jahat, yang jika ditarik ke dalam dunia nyata bisa berarti tentang perasaan seseorang yang telah berhasil menggapai suatu impian yang sangat didambakan.

Vokalis Adrian Sinaga, menulis lagu ini. “Lagu ini manifestasi isi kepala dia. Dia sangat suka hal-hal yang berbau fantasi seperti perang, mitologi dan lain sebagainya. Materi lagu ini banyak terinspirasi dari scoring film, terutama Game of Thrones,” jelas Riovaldo Todoan, partner Adrian di Psychotic Villager.

Winter Hymne bisa disimak di bawah:

Medan saat ini berkembang pesat. Ada banyak upaya untuk membuat kota semarak dari kacamata kegiatan orang muda. Indikatornya diantaranya adalah munculnya sejumlah media lokal seperti Degil Zine, Norrth, Marsoara Zine, Oioi Radio dan masih banyak lainnya yang selalu membahas dan mengabarkan geliat kreatif anak muda kota Medan.

Untuk talenta musik, Medan pun tidak kalah banyak. Ada Eleanor Whisper, Pullo, Terminal Kuningan, TBRX dan juga mereka sendiri tentunya yang memiliki materi tidak kalah bahkan mungkin berbeda dengan band yang ada di kota lain di Indonesia.

Salah satu tolak ukur Medan berhasil menjadi kota yang punya posisi di musik menurut Riovaldo adalah dengan seringnya band-band dari luar Indonesia untuk datang ke kota ini dalam rangkaian tur mereka. Ruang kolektif sebagai wadah mereka menyalurkan hasrat berkarya juga sangat mendukung dan bertambah banyak. Cukuplah hal ini membuktikan betapa Medan memiliki potensi besar di industri musik Nusantara.

“Audiens Medan untuk sekarang sangat baik. Ada yang angguk-angguk tapi malu, ada yang mau coba singalong tapi terbata-bata. Kami sangat bersyukur responnya sejauh ini cukup baik,” terang Riovaldo.

Saat ini, Psychotic Villager sedang berencana membuat EP. Total, akan ada lima lagu yang dipersiapkan untuk masuk ke rilisan debut mereka ini. Mari menunggunya dengan sabar. (*)

Psychotic Villager terlibat di Stand a Chance On the Road Tour 2019 di Medan. Mereka unjuk gigi bersama The Panturas dan Murphy Radio.

Teks: Adjust Purwatama
Foto: Arsip Psychotic Villager

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading

Crushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...

Keep Reading