- Music
- Tidbits
Fiksi Pada All The Money That I Need
Lingkar musik Kota Medan tengah menggeliat. Kali ini, pertandanya datang dari Psychotic Villager. Kuartet Adrian (vokal/gitar) , Nober “Senodiank” (drum/perkusi), Tegar (keyboard), dan Riovaldo (vokal latar/bass) tersebut baru saja merilis sebuah video lirik dari tembang teranyarnya yang bertajuk “All The Money That I Need”.
Sama seperti single sebelumnya yaitu “Winter Hymne”, “All The Money That I Need” pun merupakan sebuah perkenalan untuk sebuah EP yang sedang dalam proses pengerjaan. pada lagu barunya ini, band yang kerap mengangkat hasil penggabungan unsur-unsur musik dari baroque, symphony, hingga nada-nada dari era medieval tersebut mengangkat kisah fiksi tentang kondisi terpuruk umat manusia pasca perang. Cerita tersebut bertalian dengan apa yang terkandung pada single pertamanya, yaitu tentang kisah fiksi kemenangan manusia atas perang melawan mahluk mengerikan yang merupakan manifestasi dari proses manusia dalam menggapai kesuksesan.
Pada lagu terbarunya ini, Psychotic Villager menggaet beberapa orang teman untuk menggarap proses produksi. Mereka adalah Ayu Lumbantoruan ( Arunika ) pada flute, Ben Purba untuk biola serta Ijen Villa ( Showbox Production ) dalam hal mixing dan mastering. Untuk artwork lagu, mereka berkolaborasi dengan seniman bernama Leo Sihombing (Selat Malaka). Ia menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk gambar pecahan koin tahun 1180-1247 di era kekuasaan King Henry II “King of England ” sebagai simbol keterpurukan ekonomi masyarakat pada saat itu.
Lalu, untuk proses pembuatan videonya, mereka mengajak Poltak Syahma sebagai sutradara dan juga Lia Farida sebagai koreografer sekaligus penari di dalam video ini. Bila ditarik garis besarnya, video ini adalah sebuah bentuk pengembangan makna dari lagu yang ada melalui medium gerak tubuh. Mereka ingin menyajikan lagu ini dengan dua sisi yang beda, yaitu pemaknaan dari sudut pandang gerak tubuh dan pemaknaan dari segi bebunyian musik dan lirik. Untuk proses produksi, semua dikerjakan secara mandiri dan kolektif. Mengambil tempat di Pitu Room, yang menurut mereka memiliki nilai sejarah tersendiri bagi kancah musik di Medan.
Nantinya, EP mereka pun akan berupa materi-materi lagu dengan kandungan kisah fiksi yang masing-masingnya saling bertalian. “All The Money That I Need” sudah bisa dinikmati sejak 8 November 2019 di berbagai layanan streaming semisal Spotify dan juga videonya sudah bisa ditonton di bawah.
Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Psychotic Villager
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading