- Music
Plainsong Live Session Lanjut Lagi
Begitu banyaknya jadwal festival musik di tahun ini yang batal, akhirnya membuat para promotor memutar otak untuk bisa terus menjalankan roda bisnis milik mereka. Tak ada konser offline, konser online pun jadi. Walaupun esensi dari menonton sebuah konser pastinya akan hilang beberapa persen. Tapi sudah sepatutnya kita bersyukur masih dapat menikmati suguhan dari para musisi idola. Keadaan memang sedang tidak baik-baik saja, namun kondisi kreativitas jangan sampai terhenti. Masih banyak cara untuk menikmati dan memberikan kesenangan untuk diri sendiri. Salah satu yang terus menghadirkan kemeriahan adalah Plainsong Live.
Setelah sukses dan lancar dalam gelaran Plainsong Live Sessions edisi pertamanya yang dibuat untuk merespon situasi saat ini seputar pandemi global, Plainsong Live sejatinya ingin mempersembahkan serangkaian sesi empat episode pertunjukan musisi favorit – yang bisa dinikmati dari manapun dan kapanpun. Mengingat pertunjukan langsung dari musisi lokal cukup jarang – dan yang telah berlangsung biasanya diatur dalam suasana formal – Plainsong Live berhasil menghadirkan sesi live dengan lebih relevan, intim, dan hangat, bersama para 12 musisi. Dan, untuk menutup akhir tahun ini dengan penuh rasa suka cita, mereka kembali lagi mengadakan seri keduanya.
Masih dengan bentuk yang sama dengan edisi pertama, yang mana para penampil nanti akan dibebaskan untuk tampil dan memilih sendiri bentuk panggungnya, serta disutradarai oleh Anggun Priambodo. Penampilan mereka ini pun direkam dan dapat disaksikan di kanal YouTube Plainsong Live. Sesi kedua ditampilkan dalam empat episode, di mana setiap episodenya berdurasi 45 menit dan terdiri dari tiga musisi.
“Kami mencoba untuk terus bersiasat dan mengeksplorasi konsep yang relevan dan memungkinkan untuk diimplementasi dengan segala keterbatasan di era pandemi. Plainsong Live Sessions berharap bisa menawarkan tontonan alternatif yang menginspirasi. Selama prosesnya, kami berupaya untuk tetap sadar pada representasi genre, gender, dan wilayah.” Tutur Ferry Dermawan (Direktur Plainsong Live) yang mengaku puas dengan sesi pertama.
“Saya ingin para musisi dapat menampilkan karakter mereka secara gamblang. Tidak bersolek, dekoratif, terencana. Hal ini relatif mudah tercapai apabila mereka bermain di ruang personal. Tapi karakter dan sisi personal mereka akan lebih tersamar apabila mereka memilih untuk tampil di ruang publik.” Papar Anggun Priambodo (filmmaker, seniman, dan kawan baik Plainsong Live) yang masih menyutradarai sesi kedua dan mendatangi musisi satu-persatu untuk merekam penampilan dan keseharian mereka.
Menurut Senyawa, salah satu penampil, pertunjukan yang direkam sebelumnya lebih baik daripada pertunjukan daring melalui siaran langsung karena konsep presentasi visual dan audio yang bisa direncanakan lebih baik. “Senyawa menolak ajakan Plainsong di sesi pertama karena kami khawatir banyak energi yang tidak akan sampai ke penonton. Setelah melakukan beberapa kali pertunjukan daring dengan konsep yang berbeda-beda, akhirnya kami setuju untuk bergabung dan memainkan set kami yang sangat langka. Murni akustik.”
Kemudahan-kemudahan seperti inilah yang harusnya dijalankan dengan sangat serius di tengah kondisi yang ada saat ini. Masih banyak cara untuk menciptakan pasar sendiri. Inisiatif dari pihak band/musisi harus dilakukan agar dapat mendukung keberlanjutan bisnis yang mereka miliki. Salah satu cara adalah dengan melakukan kolaborasi antar pihak. Baik musisi antar musisi, ataupun musisi dengan entitas lainnya. Semangat kerja sama harusnya lebih bisa digaungkan dengan lebih besar lagi. Tak bisa konser offline, konser online jawabannya. Buatlah konten online sebanyak mungkin, agar para penikmat musik bisa terus melihat perkembangan dari band/musisi kesayangannya.
Tunggu episode terbaru Plainsong Live Sessions sesi kedua pada hari Sabtu, 7 November 2020 di kanal Youtube Plainsong Live dan sapa para penampil di kolom chat saat premier! Gratis, terbuka untuk umum, tanpa registrasi.
Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari Plainsong Live
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading