Persembahan Dhira Bongs Pasca Pandemi

Dhira Bongs, solois pop asal Bandung yang makin melebarkan gaung dengan merilis album studio baru bertajuk A Tiny Bit of Gold in The Dark Ocean. Album penuh ketiga setelah My Precious (2014), dan Head Over Heels (2016). Album ini merupakan hasil kerja sama kolektif Dhira, Tiny Gold, bersama dengan demajors, label rekaman asal Jakarta.

Sebagai seorang solois, Dhira terus melakukan eksplorasi beragam karakter musik seperti R&B, jazz, gospel hingga musik Jamaika, namun tetap memiliki warna dasar pop. Album ini terbulang sedikit tegas, namun memiliki sisi manis dengan kilauan suara modern yang di beberapa momen mengingatkan kita pada era ’80-an.

A Tiny Bit of Gold in The Dark Ocean seperti mengumpulkan jejak musim kehidupan Dhira dalam dua tahun terakhir sebelum pandemi melanda. Menampilkan berbagai cerita dengan spektrum emosi yang luas. Masa di mana paket musikalnya pun terasa semakin variatif, dengan bebunyian yang semakin matang, berbanding lurus dengan pengalaman hidupnya.

Semuanya berawal pada September 2017, Dhira diundang dan kemudian tampil di Kyoto Music Expo. Dalam ajang tersebut, yang kemudian menjadi momentum dari tur Jepangnya, menghasilkan beragam pengakuan penting, termasuk dari keluarganya, dan juga sumber inspirasi terbesarnya untuk single “Strugglin” yang mengawali perjalanan materi-materi pengisi album A Tiny Bit of Gold in The Dark Ocean.

Festival musik itu juga mengawali hubungannya dengan salah satu idolanya, Masafumi Gotoh alias Gotch, vokalis grup musik kenamaan asal Jepang, Asian Kung-Fu Generation. 

Gotch kemudian menjadi tamu pada single terbaru Dhira, “Make Me Fallin in Love Again”, yang dirilis berbarengan dengan album. Dhira pun gantian tampil mengisi di sebuah lagu milik Gotch, “The Age”, yang terdapat di album Lives by the Sea (2020).

“Waktu SD aku suka bolos sekolah demi nonton Naruto di televisi. Lagu pembukanya, ‘Haruka Kanata’ dari Asian Kung-Fu Generation, menjadi kesukaan. Belasan tahun kemudian bisa main di panggung yang sama dan kemudian vokalisnya nyanyi di laguku! Nggak kebayang,” cerita Dhira dengan semangat.

Kolaborasinya dengan sosok penting dalam penulisan lirik sebagian besar lagu di album, Gracia Tobing alias Grapo, seorang seniman multitalenta sekotanya, menghasilkan kematangan ekspresi dalam tiap lagu, selaras dengan petualangan musik Dhira yang juga semakin lepas.

Lagu “Jangan Tumbuh” dan “Sungguh Terlalu”, yang dirilis menyusul “Strugglin”, menjadi contoh-contoh yang baik. Di “Jangan Tumbuh” Dhira tampil sebagai produsen musik tunggal, memainkan semua instrumen, menghasilkan ekspresi khas lo fi bedroom pop, melantunkan syair tentang perselingkuhan hasil kerja samanya dengan Grapo. Di “Sungguh Terlalu” lirik bertema cyber love dari Grapo tampil bersinar: 

Ku sematkan sidik jariku pada inisialmu / Ini sial ku / Jika ku selidik lebih jauh

“Talenta menulis Grapo luar biasa. Awalnya, selain urusan musik, aku sudah menulis lirik untuk semua laguku. Kemudian, dalam semalam kami begadang dan Grapo menyulap semuanya, memberikan sentuhan pribadinya,” jelas Dhira.

Pada Maret 2019, Dhira tampil di festival musik bergengsi SXSW di kota Austin, Texas. Didukung oleh beberapa musisi setempat, Dhira tampil luar biasa membawakan lagu-lagu orisinalnya, termasuk untuk pertama kalinya memainkan “Sungguh Terlalu”, trek bergaya city pop yang produksinya dibantu oleh M. Iqbal dari grup Ikkubaru. Salah satu musisi yang mengiringi Dhira di SXSW, Nick Clark, juga ikut mengisi di rekaman single yang dirilis pada November 2019 itu. 

Album A Tiny Bit of Gold in the Dark Ocean merupakan kerja lanjutan Dhira bersama partner produksi kepercayaannya, Canggar Krisnatry. Kehadirannya terasa mampu menjaga keliaran eksplorasi Dhira pada tempatnya, membuat trek-trek menantang seperti “Holiday Savvy” tetap terasa ramah. “Holiday Savvy”, yang juga dirilis sebagai single pada Juli 2021, menampilkan kontribusi vokal Grace Sahertian yang selaras dengan kualitas gospel yang hadir. 

Selain kolaborasi dengan Grace dan Gotch, tampil pula saudara kandung Dhira, Muhammad Reihan alias MUREI, di lagu tentang keluarga, “Not an Ordinary Fairytale”, lalu duo elektronika Kota Kembang, Bottlesmoker (“Happy People Attract Another Happy People”), dan ratu rap Yacko (“Hell No”), yang musiknya mengisyaratkan latar belakang Dhira saat bermain musik Jamaika bersama grup Skamigo. 

Untuk merayakan album, Dhira merilis seri live session bertajuk Gold Mine di platform YouTube-nya. Seri pertama dan kedua dirilis pada Mei dan Juni silam, membawakan nomor-nomor dari dua album awal Dhira, My Precious dan Head Over Heels. Seri ketiga berisikan lagu-lagu dari album terbarunya, dengan versi live dari single “Make Me Fallin’ in Love Again” akan dirilis berbarengan dengan album.

Sebagai respon terhadap kehidupan apresiasi penggemar musik masa kini, Dhira juga merilis album dalam format NFT (Non-Fungible Token) sebanyak 50 kopi di blockchain Cardano (ADA).

Editor : Brandon Hilton
Visual : Departemen Promosi demajors

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading