Perjalanan Menemukan Perks

Beres menunaikan perilisan trilogi double-single selama dua bulan terakhir, trio indie-rock dari Bandung, The Schuberts dengan komposisi Iqra Sadra (gitar), Bahmaniar Ryou (vokal/gitar), dan Lutfi Handika (bass) akhirnya resmi merilis album perdana mereka secara menyeluruh yang berjudul The Perks of Twenty Something pada 20 September 2019.

Terdiri dari 11 lagu, album tersebut bercerita tentang hal-hal yang dialami orang berusia dua puluhan. Tembang-tembang di dalamnya dikemas dalam empat chapter utama: perjuangan mengejar passion, kesukaran mengahadapi quarter-life crisis, hubungan yang retak, dan kesehatan kejiawaan yang terpengaruhi oleh hal-hal tersebut. Album The Perks of Twenty Something merupakan sebuah upaya refleksi diri untuk mencari “perks” dalam hidup sebagai orang debgan umur dua puluhan.

“Orang berkata bahwa umur dua puluhan adalah masa terindah, masa dimana kita benar-benar merasakan hidup yang kemudian dijadikan dongeng sebelum tidur di masa tua. Umur untuk mengambil langkah berani, mengambil resiko, serta mengejar matahari, sebelum pada akhirnya menetap di jalur hidup yang ditentukan di umur dua-puluhan,” ungkap mereka.

Track pertama bertajuk Twenty Something misalnya, bercerita tentang seorang helpless twenty-something yang berhadapan dengan dua pilhan jalur hidup yang sama-sama menyeramkan; serius mengejar mimpi namun gagal, atau secara realistis memilih jalur hidup yang lebih “aman” dan sudah ditentukan oleh norma sosial untuk akhirnya mati kebosanan. Pandangan hidup yang pesimistik ini dikemas menjadi lagu feel-good indie-rock dengan tempo cepat.

The Schuberts merencanakan dan mengonsep album ini selama dua tahun agar dapat sejujur dan setepat mungkin mencerminkan apa yang mereka dan sekeliling mereka rasakan di umur duapuluhan. Mulai dari mengemas pengalaman tersebut dalam bentuk lirik dan musiknya, hingga konsep merilis trilogi double-single beserta tanggal rilis album yang bertepatan dengan 20 September 2019.

Dari perspektif lirik, album ini memang memandang dunia secara pesimis dan penuh kesedihan, namun membicarakan hal-hal yang menyedikan tidak harus selalu disampaikan dengan lagu-lagu sedih. Dengan sudut pandang kontras tersebut, The Schuberts ingin album ini dapat berbicara untuk mereka yang disalahpahami, para hopeless romantics, mereka yang berani mengejar matahari, kepada mereka yang beradaptasi dan menghadapi perubahan-perubahan baru dalam hidup, bahwa terdapat “perks” dari semua hal tersebut.

Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip The Schuberts

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading