Penawar Rindu Konser Luring bernama Jazz Gunung

Nyaris 2 tahun kita tak pernah merasakan lagi euforia pertunjukan musik luar jaringan. Selama kurun waktu itu pula para seniman termasuk musisi mengakali keadaan agar terus bertahan dan bisa produktif untuk berkarya. Dalam keadaan yang belum sepenuhnya pulih, Jazz Gunung hadir membawa angin segar ihwal festival musik yang digelar secara luring.

Lewat gelaran Jazz Gunung Bromo 2021 yang telah berlangsung pada Sabtu, 25 September 2021 lalu barangkali bisa menjadi tolak ukur bagaimana penonton, musisi, panitia bisa berinteraksi dan berbahagia kembali lewat musik yang disajikan secara langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Ega Haryo, kontibutor Siasat Partikelir, menyaksikan langsung festival Jazz tahunan tersebut. Menyimak siraman cahaya panggung, tata suara yang mumpuni, dan keindahan alam Bromo dari dekat. Seluruh penampil: Surabaya Pahlawan Jazz, Dua Empat, The Jam’s, Janapati (Tohpati dan Dewa Budjana), Ring of Fire Project feat. Fariz RM secara berurutan menyajikan performa terbaik mereka. Hawa dingin menjadi hangat sepanjang pertunjukkan.

“Kami bekerja semaksimal mungkin untuk meyakinkan semua pihak bahwa yang dilakukan Jazz Gunung Bromo dapat dilaksanakan dengan baik sesuai peraturan PPKM level 2 yang berlaku. Kami berterima kasih kepada penonton dan musisi serta semua pihak yang mempercayakan kami untuk dapat menghelat Jazz Gunung Bromo 2021. Terutama untuk Jajaran pemerintah provinsi Jawa Timur dan kabupaten Probolinggo,” ungkap direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indyatmono.

Tentu ini menjadi kabar baik bagi industri pertunjukan seni dan budaya Indonesia. Jazz Gunung Bromo 2021 menjadi tolak ukur keberhasilan konser musik di tengah pandemi.

Berikut adalah foto keseruan Jazz Gunung 2021.

Vaksin adalah kunci! (doc. Jazz Gunung)

 

Berfoto usai konperensi pers. Nampak dari kiri: Tohpati, Fariz RM, Dewa Budjana, dan Bintang Indrianto (doc. Ega Haryo/Siasat Partikelir)

 

Surabaya Pahlawan Jazz membuka helatan Jazz Gunung 2021. (doc. Ega Haryo/Siasat Partikelir)

 

Dua Empat mulai menghangatkan panggung. (doc. Ega Haryo/Siasat Partikelir)

 

Deretan penonton yang berjarak. (doc. Ega Haryo/Siasat Partikelir)
Menikmati musik di tengah dinginnya udara Bromo (doc. Ega Haryo/Siasat Partikelir)

 

Dewa Budjana dan Tohpati yang berevolusi jadi Janapati (doc. Jazz Gunung)

 

Penutup yang indah bersama Fariz RM yang selalu nampak muda. (doc. Jazz Gunung)

Teks: Siasat Partikelir
Visual: Jazz Gunung & Ega Haryo

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading

Crushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...

Keep Reading