- Music
Montase, Perayaan Sisi Gelap Manusia oleh Temarram
Dengan atau tanpa apa pun, siklus hidup akan terus berjalan. Kehidupan dan kematian tetap silih bergiliran datang. Bangkit dan tersungkur hanyalah bagian dari fragmen yang tak pernah selesai. Menyesap sisi gelap kehidupan, terkadang diperlukan. Seperti halnya yang dilakukan oleh trio post-punk/darkwave bernama Temarram yang menyesapnya dalam album mini perdana bertajuk Montase.
Lewat Montase, unit yang dihuni oleh Regga (Gitar/Synth/Vokal), Sherina (Vokal/Synth), dan Owi (Bass) ini sedang merangkum dan merayakan keluh kesah akan kegelapan dalam hidup yang dialami oleh setiap orang.
“Pada akhirnya, EP Montase adalah rangkuman keluh kesah yang perlu dituangkan dan dirayakan bersama. Karena terkadang yang kita perlukan hanyalah kegelapan yang menemani kita untuk rayakan kehancuran.” ungkap Temarram dalam keterangan pers.
Ya, seperti penyataannya di atas. Montase memang terasa begitu ekstensif merangkum segala sesuatu sisi gelap manusia. Secara paripurna mereka menghadirkan materi yang membuat siapa pun pendengarnya berpikir seketika; Apa sebetulnya yang kita kejar dari hidup di dunia ini?
Setidaknya ada enam nomor lagu yang Temarram suguhkan dalam Montase, dua di antaranya adalah materi yang sempat dirilis dalam format singel; “Hilang” dan “Dua Empat”. Selebihnya, mereka menghadirkan empat nomor paling gres; “Montase”, “Pilu”, “Redum”, dan “Kidung di Hari Berkabung”.
Album mini Montase dibuka dengan judul lagu yang sama dengan album. Menurut Temarram, nomor “Montase” terinspirasi dari pengalaman dan kesadaran bahwa manusia akan selalu datang dan pergi dari kehidupan. Tentang setiap orang yang sempat hadir dalam kehidupan berapapun lamanya, apapun alasannya.
Kemudian album berlanjut ke nomor “Hilang”, nomor tunggal pertama yang sempat dirilis oleh Temarram di 2021 lalu. Lagu ini konon terinspirasi dari fase kehidupan yang memaksa kita untuk hidup serba tergesa-gesa namun tak bernyawa, yang membuat manusia seakan tenggelam dan menghilang dalam kehidupannya sendiri. Hanya berputar berlari dengan hidup tanpa tujuan. Sedangkan nomor “Redum” adalah bentuk pemaknaan Temarram atas suara hantaman dari sebuah keputusasaan yang menerpa manusia dan membuka sebuah duka.
Kemudian “Kidung di Hari Berkabung” bersambut. Nomor dengan lirik bahasa Indonesia paling apik dalam Montase. Lewat lagu ini Temarram sedang merekam keputuasaan manusia. Nomor depresif paling sip! Memang, kehancuran adalah keniscayaan.
“..berkisah tentang seseorang yang diselimuti keputusasaan ketika ia telah melakukan segalanya untuk hidup. Hingga akhirnya ia tersadar bahwa justru kehancuran adalah hal yang membuat ia bisa terus merasa hidup.” ujar Temarram
Lewat “Pilu” Temarram mencurahkan segala keresahannya tentang penolakan akan kenyataan yang terjadi dalam hidup. Kenyataan dari setiap momen-momen yang menghadirkan luka dan trauma yang mendalam. Montase ditutup dengan “Dua Empat”, sebuah lagu yang merefleksikan luapan emosi manusia terhadap rutinitas setiap harinya. Bagaimana dalam sebuah rutinitas yang monoton, setiap detik seakan kehilangan makna, dan membuat kita rindu akan perasaan bernyawa. Ya, memang rutinitas -apalagi pekerjaan- membuat pola hidup mendekati robot.
Disadari atau tidak, hal-hal yang dituangkan oleh Temarram dalam Montase adalah hal-hal yang kerap juga terjadi pada setiap manusia. Dengan penuh kesadaran, Temarram menjahitnya menjadi satu kesatuan utuh, menjadi karya yang mungkin panjang umur, karena sampai kapan pun hidup akan terus dipayungi dengan kecemasan dan segala sesuatu yang sepadan dengannya.
Baca juga: Trio Darkwave Temarram Merilis Single Berjudul “Dua Empat”
Di wilayah produksi, Montase direkam di tiga studio berbeda, yakni di Studio Teras Belakang, Soundhead Jakarta, serta Studio Musik Starlight. Sementara proses mixing dan mastering dipercayakan pada Pandu Fuzztoni (Morfem & The Adams), pilihan yang tepat, mengingat Pandu yang juga pentolan dari grup post-punk legendaris asal Jakarta, The Porno.
Selain dirilis secara digital, Montase juga dilepas dalam format cakram padat (CD). Untuk merayakan perilisan sekaligus langkah promosi, kabarnya, Temarram juga akan menunaikan tur musik ke beberapa kota di Indonesia. Ikuti terus informasinya di akun media sosial mereka.
Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Temarram
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading