Menilik Kekacauan Pandemi Lewat Lagu Milik Patrukshere

Patrukshere, trio pop punk asal kota Palu baru-baru ini telah melepas karya terbarunya yang diberi tajuk “Nihilis”. Dilepas di tengah kondisi pandemi yang masih berkecamuk, “Nihilis” yang merupakan akronim dari ‘Nikmati Liarnya Hidup dan Hadapi Lika Liku Sesatnya’ ini merupakan respon Patrukshere terhadap kacaunya kondisi hari ini. Dalam lagu baru ini, mereka mencoba untuk merangkum segala keresahan mereka dalam menghadapi situasi pandemi di Indonesia yang tak kunjung berhenti (malah tambah parah).

“Lirik single baru ini bukan hanya ditujukan untuk 1 kubu saja,tetapi mengarah ke semua pihak. Seperti yang tertulis di lirik “Hinalah semua mereka di sana yang katanya berjuang.” Lirik ini dibuat untuk mengkritisi para oknum tak bertanggung jawab (penjahat) yang mengatasnamakan pasukan garis terdepan yang selalu berjuang, padahal sebenarnya mereka hanya mementingkan kebutuhan pribadi. Sungguh egois.”Tutur mereka.

Selain ditujukan untuk para oknum jahat, lagu ini juga dibuat untuk para media yang mereka anggap sebagai wadah penyaluran hoax dan konspirasi. Yang menarik dari segi lirik, ketiganya menyematkan beberapa kata yang terilhami dari 3 ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an. Kata-kata tersebut antara lain: nikmatilah, bersenang- senanglah, berlapang dadalah, dan berteriaklah.

“Q.S An Naml : 40, Q.S Al Baqorah : 153, dan Q.S An-Nisa : 135. Adalah tiga ayat yang tiba-tiba saja masuk di benak Idullamatjujo saat baru selesai melaksanakan kewajibannya sholat Subuh. Dan dia langsung konsultasikan perihal tersebut kepada kami semua.” Tutup mereka

Sebagai catatan, single baru ini merupakan lagu kedua yang telah mereka lepas ke ranah digital. Setelah sebelumnya single berjudul “Rise Againi” sukses mencuri perhatian kancah musik di Palu.

Petruksher sendiri bermula hanya sebagai proyekan untuk sebuah gigs belaka, sekian waktu berjalan ternyata malah berbuah karya yang diseriusi. Saat awal dibentuk, nama yang mereka gunakan untuk identitas band ini adalah Pataruko. Yang tak lain dan tak bukan adalah nama dari teman dekat mereka. Membawa warna Pop Punk yang terinspirasi dari band Stand Here Alone (Bdg), Closehead (Bdg), dan Neck Deep (US). Band yang telah beberapa kali mengalami pergantian personil ini, sekarang diperkuat oleh Idullamatjujo (gitar/vokal), Anca (bass/vokal), dan Ukhysomba (drum).

“Seni itu dilihat dari karyanya, tak ada karya maka tak ada juga mukanya, mau karyamu sederhana atau kering makna, itu tidak penting, yang penting itu ADA bukan MENGADA-ADA.” Jelas mereka.

Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari BAH (Bring Archive History)

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading