- Music
Mengulik Absurditas Semesta Internet Lewat Debut Album 0636
Lagi lagi, musik elektronik mencuri perhatian kami. Kali ini datang dari duo elektronika Hajar Asyura dan Yohanes Bimo, yang memprokalmirkan dirinya dengan nama 0636 (baca: zero six threesix). Di balik kesibukan studinya di Cologne, Jerman, baru-baru ini mereka telah merilis debut album pendeknya. Di beri tajuk “RUU: Rave Untuk Umat”, album ini merangkum segala fenomena keabsurdan konten internet serta fenomena sosial-budaya di Indonesia.
Berisi empat komposisi musik elektronik yang diantaranya berjudul Darurat 8×4, Vrijman, Bocil.3gp, dan 1 Bajaj 2 Cinta, EP ini barangkali cukup membuat dahi kalian berkerut. Pasalnya 0636 hendak menarasikan keabsurdan yang terjadi lewat medium musik dengan caranya sendiri. Kelindan bebunyian techno dan bentang suara industrial serta melodi-melodi yang konon terispirasi dari musik trance mereka rangkum menjadi satu kesatuan yang utuh. Dan lahir lah sebuah komposisi musik yang menunggangi segala ironi lewat spektrum tawa dan dansa. Dari tajuk albumnya saja barangkali kita sudah bisa menduga musik semacam apa yang mereka hadirkan.
“EP ini merupakan bentuk ekspresi dari kami, sebagai pemuda yang banyak terpapar informasi melalui internet-yang kerap kali tidak penting-namun tidak lain adalah cerminan dari masyarakat kita… yang kami sajikan secara komedik dalam packaging musik yang mungkin bisa dibilang jedar-jedor nggak ada isi.. kami mengajak pendengar untuk berefleksi tanpa menggurui, akan tetapi melalui tawa dan dansa” terang 0636.
Menariknya lagi, album pendek ini didampingi pula dengan booklet yang tak kalah absurd dengan musiknya. Booklet digital yang berisi 23 halaman ini dipenuhi dengan stensilan segala keluh kesah mereka melihat fenomena sosial dan konten di Internet, tapi tentu tetap sejalan dengan konsep musik yang mereka buat, yakni tetap ada benang merah tentang tertawa dan berdansa. Bagi kalian yang masih bingung dengan musiknya, booklet ini barangkali bisa menjadi manual untuk menuntunmu ke wilayah keabsuran semacam apa yang mereka bicarakan.
“Pagi ini seusai bersiul siul di depan burungnya, Hendro melahap koran yang berita beritanya semakin hari semakin absurd. Berita hari ini: Pengemudi bajaj (65) tertangkap sedang bercinta di pinggir jalan. “Wah apa apan nih!?” tulis 0636 dalam salah satu halaman bookletnya.
Di wilayah produksi, EP “RUU: Rave Untuk Umat” direkam di kamar pribadi milik 1636 yang disulap menjadi sebuah studio. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Jerman pada tahun lalu agaknya malah merangsang Hajar dan Bimo untuk tetap produktif dalam berkarya, buktinya adalah album ini dikerjakan ditengah-tengah kacaunya situasi wabah Covid-19. Album ini produseri oleh 0636 sendiri dan dibantu oleh Joe Farr pada proses mastering. Sedangkan wilayah desain grafis dan foto dibantu oleh Rebecca Rosandrina.
Kembali ke “RUU: Rave Untuk Umat”, album ini sudah bisa kalian dengar secara gratis lewat laman Bandcamp resmi 0636. Selain di Bandcamp, jika kalian tergerak untuk mengkoleksinya secara digital kalian bisa mendapatkan album pendek beserta booklet lewat gerai musik digital the Store Front.
0636 sendiri adalah duo musik elektronik yang berasal dari Cologne, Jerman. Unit musik ini didirikan oleh dua orang pelajar Indonesia yang berada di Jerman pada awal tahun 2020: Hajar Asyura dan Yohanes Bimo. Keduanya memiliki latar belakang musik yang berbeda akan tetapi memiliki ketertarikan bersama dalam musik elektronik dan ingin berkarya dalam konteks sub-genre Techno. Setahun belakangan, selain memformulasikan sound yang menjadi ciri khas duo ini, mereka juga beberapa kali telah tampil dalam podcast, internet radio dan livestream. Dalam penampilannya, 0636 membawa konsep live-improvised Techno dimana keduanya akan berimprovisasi menciptakan loop – loop secara langsung melalui instrumen-instrumennya untuk memandu lantai dansa.
Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari 0636
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading