Mari Mengapresiasi Sang Sukrasana

Laskar Indonesia Pusaka merupakan wadah untuk mengayomi kearifan seni panggung lokal dan mengemasnya dengan taraf internasional. Sejak didirikan oleh Jaya Suprana pada tahun 2009, telah banyak usaha mereka untuk mengajak generasi muda agar tertarik dalam mengapresiasi karya adiluhur bangsa, salah satunya adalah dengan menggelar pertunjukan wayang orang bertajuk “Sang Sukrasana” yang akan digelar pada 17 November 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

“Wayang merupakan sarana sosialisasi komunikasi yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan sejak zaman pergerakan perjuangan, kemerdekaan, sampai masa pembangunan bangsa dan negara. Pagelaran Sang Sukrasana adalah persembahan karya visual dari generasi muda bangsa Indonesia dengan bimbingan para senior yang memahami pakem Jawa klasik yang berbudi luhur layaknya seluruh cerita dalam pewayangan,” ujar Jaya Suprana dalam konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya.

Peran Sukrasana sendiri akan dilakoni oleh aktor kawakan yaitu Lukman Sardi. Secara garis besar, pementasan tersebut terinspirasi dari situasi negara yang sedang dirundung kemelut perebutan kekuasaan tetapi melalaikan kepentingan rakyat kecil yang justru sewajibnya disejahterakan. Rakyat kecil memiliki kesaktian yang luar biasa dapat memicu perubahan di dalam bangsa ini jika tidak dikhianati oleh ambisi semata.

Sukrasana merupakan tokoh wayang asli dari Indonesia, bukan dari Mahabharata. Cerita klasik Sukrasana dan sang kakak, Sumantri diceritakan terjadi jauh sebelum adanya Mahabharata yang konon saat para dewa-dewi masih hidup berdampingan dengan manusia.

Sukrasana adalah ksatria sakti mandraguna yang dilatih oleh salah satu dewa terkuat di kahyangan, yakni Batara Indra. Sukrasana dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa dan memiliki wajah yang menyerupai buto kecil, menyeramkan serta buruk rupa.

Sedangkan kakaknya, Sumantri adalah ksatria yang ambisius dan tampan rupawan. Dalam banyak hal, Sukrasana sangat menyayangi kakaknya serta selalu ada untuk membantunya dalam peperangan atau dalam kesulitan tanpa pamrih. Kisah perjalanan keduanya akan memiliki akhir yang tragis ketika kesetiaan dikhianati oleh ambisi.

Selain Lukman Sardi, beberapa nama juga akan turut melakoni peran-peran dalam “Sang Sukrasana” ini. Sebut saja Maudy Koesnaedi, Asmara Abigail, Ruth Marini, Inayah Wahid, Dewi Sulastri, Kenthus Ampiranto, Ali Marsudi, hingga Tina Toon.

Teks: Rizky Firmansyah
Visual: Arsip Laskar Indonesia Pusaka

Geliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...

Keep Reading

Memaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...

Keep Reading

Semarak Festival Alur Bunyi Besutan Goethe-Institut Indonesien

Tahun ini, Goethe-Institut Indonesien genap berusia 60 tahun dan program musik Alur Bunyi telah memasuki tahun ke-6. Untuk merayakan momentum ini, konsep Alur Bunyi tetap diusung, namun dalam format yang...

Keep Reading

Head In The Clouds Balik Lagi ke Jakarta

Perusahaan media serta pelopor musik Global Asia, 88rising, akan kembali ke Jakarta setelah 2 tahun absen karena pandemi pada 3-4 Desember 2022 di Community Park PIK 2. Ini menandai pertama...

Keep Reading