Kode Etik Lawan Pelecehan Seksual di Industri Musik

Bagi siapapun yang menggemari musik elektronik, tentu ingin menjadikan ranah ini sebagai arena yang ramah dan aman untuk semua. Namun terkadang hal-halyang tak diinginkan masih saja terjadi, semisal pelecehan seksual secara fisik maupun verbal. Untuk meminimalisir  kejadian tersebut baru-baru ini Assosiaciation For Electric Music (AFEM) telah menerbitkan sebuah dokumen ihwal kode etik yang mana di dalamnya berisi tentang upaya untuk mencegah  pelecehan seksual dan diskriminasi gender dalam industri  musik elektronik.

Di webiste resminya, organisasai yang bermarkas di New York, Amerika tersebut mengatakan:  “AFEM berkomitmen untuk mendukung industri di mana pengusaha, karyawan, bisnis, dan penggemar memiliki kewajiban bersama untuk mempertahankan tempat kerja dan ruang acara yang bebas dari pelecehan seksual dan diskriminasi gender / identitas gender.”

Dalam dokumen tersebut setidaknya AFEM menguraikan pendekatan tiga langkah dalam melawan pelecehan  seksual, yakni “Stop. Support. Report”. Di mana anggota AFEM diminta untuk bertindak secara bertanggung jawab ketika ada pelecehan seksual maupun diskriminasi gender lalu mengintervensinya jika merasa aman untuk menghentikan perilaku tersebut bila memungkinkan. Kemudian mendukung mereka yang dilecehkan ketika angkat bicara, dan melaporkan situasi tersebut kepada pihak berwenang.

“Kita harus turun tangan untuk ‘STOP’ perilaku tersebut saat kita bisa, ‘SUPPORT’ mereka yang angkat bicara, dan ‘REPORT’ perilaku pelecehan tersebut” tulis AFEM dalam dokumen.

Dokumen yang dikembangkan selama beberapa bulan oleh AFEM Diversity & Inclusion Working Group ini telah didukung oleh lebih dari 220 perusahaan termasuk SheSaid.So dan ADE, serta media-media yang bermitra dengan AFEM, seperti Mixmag, DJ Mag, RA, Beatportal dan  Attack Magazine. Dalam dokumennya ini mereka menguraikan sejumlah jenis pelecehan seksual dan diskriminasi gender, serta menawarkan panduan tentang bagaimana mereka yang terlibat dalam industri musik dapat bertidak untuk mencegah perilaku pelecahan ini terjadi.

Pendiri SheSaid, Andreea Magdalina, menyambut baik kode etik ini dan mengatakan bahwa aturan baru itu “mutlak diperlukan”.

“Harapan kami, dokumen ini akan menghilangkan segala ketidakpastian terkait jenis perilaku yang harus didorong atau sebaliknya, dikenakan sanksi. Bagi perempuan dan minoritas gender lainnya, garis-garis ini jelas berbeda, meskipun kami memahami skenario bernuansa di mana mereka terjadi dan pendidikan yang diperlukan untuk memperkuatnya” tulis Magdalina

“Saya menyambut CoC sebagai pedoman tegas yang memformalkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika interaksi berbasis gender di tempat kerja musik elektronik –baik itu online, di kantor, studio, atau di lantai dansa” lanjutnya

AFEM pun meminta dukungan kepada siapapun yang bergiat dan bergerak di ranah industri musik elektronik agar dokumen ini bisa tersebar dengan luas dengan harapan pelecehan seksual di ranah musik dapat ditekan keberadaannya.

“Mohon dukung, adopsi, dan bagikan Kode Etik ini jika Anda dan bisnis Anda mendukung tujuan AFEM untuk mencegah pelecehan seksual dan diskriminasi dalam industri musik elektronik dan Keanggotaan AFEM melalui kesadaran, pendidikan, dan pada akhirnya dengan menciptakan lingkungan di mana perilaku seperti itu tidak dapat ditoleransi, melalui peningkatan rasa hormat, perlindungan dan pencegahan” tutup AFEM

Untuk dokumen lengkapnya bisa kalian baca dan pelajari di sini.

Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip AFEM

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading