- Music
Jimi Multhazam dan 5 Cover Album Pilihannya
Menikmati sebuah ilustrasi dengan ditemani lantunan musik saat ini sudah menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Dari ilustrasi pula, kita bisa sedikit mengerti dari isi lirik lagu tersebut. Untuk musisi, ilustrasi bisa berfungsi sebagai penunjang promo yang maksimal. Selain itu, ilustrasi juga bisa digunakan untuk keperluan merchandise yang biasanya berbentuk t-shirt dan varia bentuk lainnya, yang kemudian jelas bisa memberikan nilai lebih kepada para musisi. Lalu, ilustrasi di masa sekarang juga sering kali dipakai di pelengkap visual di atas panggung sebagai penunjang penampilan yang lebih maksimal.
Bukan mainnya, ilustrasi dari dulu hingga sekarang terus mengalami perkembangan mengikuti kemajuan dunia. Sebagai alat berkomunikasi, ilustrasi mempunyai fungsi dan karakter yang harus mudah untuk dipahami di dalam pemanfaatannya, agar memberikan efek yang diinginkan. Pengetahuan dan kreatifitas bersama dengan penguasaan teknis menjadi dasar dalam penciptaan karya ilustrasi. Saat sekarang ini aplikasi ilustrasi bisa kita lihat dimana-mana. Ilustrasi digunakan diberbagai alat visual komunikasi, tak terkecuali musik.
Jimi Multhazam, vokalis dari band Morfem, The Upstairs dan juga seorang seniman visual memilih 5 artwork dari cover album terbaik kesukaannya, memang bukan sesuatu yang mudah, tapi harus ada yang dipilih. “Kali ini gue mengesampingkan The Dehumanizers, Sonic Youth, Iron Maiden era Dr Death, Velvet Underground, B 52’s bahkan Crass. 5 list ini adalah yang tampil duluan ketika gue menerima tawaran untuk memberikan list ini. Bukan list gue yang terbaik. Tapi yang pasti artwork album ini keren.” Terang Jimi.
Tanpa berlama-lama, mari simak di bawah. 5 sampul album terbaik pilihan Jimi Multhazam.
New York Thrash / VA (cassette Version)
Kalau diperhatikan lekat-lekat, apa menariknya cover album ini? Gambarnya jelek. Seperti anak SMA kurang berbakat yang mencoret-coret halaman buku tulisnya. Menuliskan nama-nama band favorit mereka dan menyambungakan dengan gambar-gambar alakadarnya. Semuanya digarap dengan marker (spidol) yang dibeli di warung. Eh, coba di ulangi. Bukan kah itu jadi keren! Nah kata keren buat gue pribadi berada dua level dibandingkan sekedar kata bagus. Belum lagi latar belakang gue mandapatkan album ini pun keren. Album kompilasi ini berjudul New York Thrash, berisi band-band punk New York. Gue dapatkan di tahun 1989 ketika Thrash Metal sedang keren-kerennya, di kamar shredder thrash metal nomer satu SMA gue pula. Perlu diketahui zaman itu album-album thrash metal yg beredar di Jakarta sebagian besar digarap illustrasi dengan teknis tingkat tinggi. Gue rasa itu pula yang membuat cover ini mencuat di file memory otak gue. Lebih gila lagi, gue dapat versi photocopiannya. Hal ini membuat sensasinya makin keren waktu itu. Gue merasakan sensasi kontemporer pertamakali di kompilasi ini. Gue merasakan candu dari hasil rekaman lofi pertama di kompilasi ini juga. Gue menyadari bahwa sound fuzz itu bisa lebih keren dari metal john yang lagi marak saat itu ya dari kompilasi ini. Pengalaman pertama gue membaca liner notes panjang juga dari kompilasi ini. Walau ini bukan album punk pertama gue, tapi album inilah yang membuat gue ngebet pengen rekaman. Pokoknya gue harus menggambar langsung di kertas dan gue photocopy sebagai artworknya. Delapan tahun kemudian gue wujudkan tekad yg nekad itu.
AMQA / Mutant Cats From Hell
Kalau yang satu ini cover album dengan skill ilustrasi tingkat tinggi. Gambar tangan dengan penyelesaian cat air lengkap dengan penguasaan anatomi, perspektif, hingga pemilihan warna yang keren. Gambar anak punk yang berburu kucing liar, lengkap dengan gembel ketiduran di jalan dan kucing yang ketakutan, benar-benar mewakili sound yg mereka suguhkan. Thrash Metal dicampur dengan Punk. Keras sekaligus berlirik jenaka. Di bagian belakang vinyl cover AMQA tertulis illustrasi digarap oleh Grim Pickens dan Nose dari Grim Graphics. Siapa pula mereka Wallahualam. Gue pernah menulis tentang artwork cover ini di blog pribadi gue beberapa tahun silam. Menurut Analisa gue, cover ini terinspirasi GBH / City Baby Attack By Rat. Sedangkan cover GBH sendiri terpengaruh album David Bowie / The Rise And Fall off Ziggy Stardust and The Spiders from Mars. Bukan sebuah kebetulan jika kedua album itu juga merupakan album favorit gue. Sampai sekarang album ini masih masih gue putar. Betapa sedap mendengar album ini sambal mengamati covernya. Ah jadi pengen main gitar.
Iggy Pop / Soldier
Ini adalah perpaduan photography dan desain grafis yang apik, efektif dan tentu saja keren!!! Soldier adalah artwork cover Iggy terbaik menurut gue. Walaupun secara musikal bukan album Iggy favorit gue. Pengambilan photography studio yang ciamik disikat oleh Brian Griffin. Lo bisa dengan mudah mengakses webite doi dan melihat stockshot photo album ini yang luar biasa. Perihal memainkan gesture Iggy Pop memang senimannya. Brian meresponnya dengan memainkan lampu studio sedemikian rupa. Kebayang gimana perdebatan dalam memilih photo yang terbaik untuk di sematkan di bagian depan. Rocking Russia menyelesaikan dengan grafis yang keren. Penempatan symbol malaikat dan setan dibagian belakang cover menambah keren album ini. Album cover terlihat ciamik dalam format vinyl maupun cd. Tinggal versi kasetnya yg gue belum punya. Oiya satu lagi tshirt. Ah sudahlah ?
Black Flag / Six Pack
Gue masih bingung. Apakah gue penggemar Black Flag atau Raymond Pettibond. Keduanya memberi pengaruh yg besar kepada karya gue. Gue pernah bercita-cita membuat sebuah komik ketika remaja. Jack Kirby, Ganes TH hingga Jan Mintaraga adalah komikus favorit gue. Masalahnya gue sangat malas untuk mewujudkan cita-cita ini. Hingga akhirnya gue kena punk rock dan berjumpa dengan karya Raymond Pettibond. Hey, orang ini menggambar seperti Jack Kirby tapi off model. Anatominya pun tidak sempurna. Belum lagi permainan gelap terangnya sangat alakadarnya. Tapi satu hal, Raymond sering memasukkan teks pada gambarnya yang menambah gelap nuansa karyanya. Disitulah letak kerennya beliau. Perpaduan ketidak sempurnaan teks dan gambar adalah kekuatannya. Font Black Flag dengan 4 bars hitamnya menambah pakem wujud visualnya. Gue merasa sepaham dengan Raymond Petibond. Jika harus memilih mana cover album Black Flag favorit, gue pilih Six Pack deh. Guratan di lantainya sadis. Hitam putih tinta China gak berwarna. Gue sampai membeli beberapa album dengan cover yang menampilkan karya Raymond Pettibon. Dari Sonic Youth / Goo, Off! / Self tittled Sampai cd singlenya Foo Fighter. Gue lupa apa judulnya. Gak perduli juga haha. Yang penting Raymond Pettibond. Sepertinya terjawab sekarang. Gue penggemar Raymond Pettibond.
Devo / Dutty Now For The Future (Aternative Version)
Devo adalah musik masa kanak-kanak gue. Gue lebih dulu membaca berita mereka di majalah remaja zaman itu dibandingkan mendengarkan musiknya terlebih dahulu. Photo-photo mereka dengan keytar (keybards guitar) di majalah lebih dulu terekam di kepala. Logo Moog dan topi pot terbalik adalah Devo. Maka ketika Indra lesmana dan Fariz RM main di TVRI dengan keytar, gue langsung bergumam hmmm keyboardsnya Devo. Tetangga-tetangga yang mengoleksi kaset adalah referensi pertama gue mendengarkan Devo. Pertama kali melihat album mereka, New Traditionalist, sudah tergambar di kepala gue jika mereka adalah bagian dari awak Star Trek yang sekaligus memainkan musik punk. Ketika mulai mentok dengan musik berdistorsi di akhir 90an gue mulai membuka lagi album-album Devo dan akhirnya membentuk The Upstairs. Hampir semua album dan single Devo dikemas dengan keren. Gue pilih Duty Now For The Future karena paling simple. Penempatan symbol sience dengan image manusia didepannya dan font di sebelah kiri sangat ciamik. Konsep cover dan kemasan album ini dicetuskan oleh Devo sendiri dan dieksekusi oleh Malcolm Garrat. Album ini memeliki dua versi cover. Tapi versi alternativenya gue lebih suka. Walaupun kedua versinya harus gue miliki.
Teks: Adjust Purwatama / Jimi Multhazam
Visual: Arsip Berbagai Sumber
Satu video musik dari Morfem untuk lagu “Binar Wajah Sebaya” juga bisa ditonton di SPTV, kanal siar alternatif yang akan menjadi ruang bersama pengarsipan video musik dari grup musik/musisi tanah air sebagai apresiasi redaksi Siasat Partikelir atas kreasi audio visual dan musik. Pantau terus jangan sampai terlewatkan suguhan kejutan dari SPTV.
Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...
Keep ReadingSingle Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...
Keep ReadingSajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...
Keep ReadingCrushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...
Keep Reading