Hamparan Mimpi Tandus di Lagu Terbaru Niskala

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke- 7, unit instrumental rock asal Yogyakarta, Niskala, baru-baru ini (24/12) telah melepas karya teranyarnya bertajuk “Almost Before We Knew It, We Had Left The Ground”. Berbeda dengan materi-materi sebelumnya, di lagu teranyarnya ini Niskala menyusun komposisi secara sederhana dengan dinamika yang relatif lebih landai.

“Lagu baru kali ini disusun lebih sederhana. Coba dengarkan lagu ini secara utuh, rasakan berayun-ayun selama 7 menit karena dinamika lagu yang landai. Pembentukan dinamika seperti ini malah lebih sulit dari lagu-lagu sebelumnya” Jelas Damar, Bassist sekaligus Engineer untuk nyaris seluruh musik Niskala.

Secara garis besar, single baru ini banyak memasukkan unsur perpaduan sound yang lebih orchestral dengan memunculkan harmoni dari instrumen brass juga choir. Di samping itu, referensi sound gitar yang lebih shoegazy, grainy, dan berat menambah kesan megah namun gelap. Penggunaan synthesizer yang menjerit di bagian akhir lagu membuat single ini menjadi lebih kaya secara sound, tanpa harus terasa berebut dan ditempatkan di momen yang tepat.

Lewat “Almost Before We Knew It, We Had Left The Ground”, Niskala seketika menempatkan kita sebagai objek estetik dengan latar pemandangan sebuah hamparan mimpi yang tandus. Lanskap alamnya bisa terbilang menyerupai gugusan tebing getir yang menjulang sehingga kita bisa betah berlama-lama untuk mengeluh sembari bersedih. Jika dituruti, kita mungkin akan bertanya-tanya, di manakah letak damainya hidup yang sebenarnya? proses kontemplasi lagu ini adalah agar kita terdorong untuk melakukan kebaikan yang semestinya bisa dilakukan dengan mudah. Laku baik harus menjadi pedoman utama dalam setiap tindakan yang akan kita lakukan.

     Baca juga: Rock Sentimentil Nirvokal

Diwilayah artistik, sampul foto dari single ini dikerjakan oleh Yuka S. Mahesa, seorang official fotografer dari band FSTVLST dan penggiat dunia kreatif di Yogyakarta, serta editing foto sampul dilakukan oleh David dari Bersoreria. Sampul single ini menangkap imaji yang kelabu, nanar namun menenangkan. Semoga benar, lagu ini mampu menjadi katarsis, menjelma sebagai pesan ketentraman yang tersemat pada bentuk, ruang juga suara di sekitar kita menuju akhir, entah menjadi habis atau memulai lagi.

Sebelumnya, pada tanggal 22 Desember 2021 di Yogyakarta, Niskala telah melangsungkan perhelatan intim hearing session untuk single barunya dan peluncuran Font bernama “niskala Grotesk” yang dibuat oleh gitaris Niskala bernama Daniel Bagas.

Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Niskala

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading