- Music
Gambaran Primata Tentang Masa Depan Bumi
Apakah kalian pernah membayangkan, bagaimana kondisi Bumi di masa depan? Apa pun keadaannya, tentu saja semuanya adalah hasil dari akumulasi perbuatan para manusia di waktu yang lampau. Trio rock instrumental asal Tangerang, Primata pun memberikan gambaran terkait hal tersebut melalui video klip perdana mereka untuk single bertajuk “Sebelum Terlalu Mati” yang dirilis pada 20 Januri 2020.
“Kita sudah tidak bisa lagi menyepelekan sekecil apapun sumber pencemaran yang kita ciptakan,” kata Rama Wirawan. “Karena pencemaran udara diprediksi akan naik hingga tiga kali lipat pada 2030.”
Video musik dari band yang terdiri dari Adhitomo Kusumo (bass), Rama Wirawan (gitar), dan Ria Antika (drum) ini ditulis dan disutradarai oleh sang gitaris sendiri. Fiksi-ilmiah dipilih menjadi tema video berdurasi sekira enam menit tersebut. Karena Primata bermaksud menyuguhkan hal yang telah dijelaskan di atas, yaitu ilustrasi seperti apa bumi di masa yang akan datang apabila gaya hidup manusia tetap tidak ramah lingkungan.
Tema lagu “Sebelum Terlalu Mati” sendiri terinspirasi dari istilah near-term human extinction (NTHE) yang memiliki kandungan makna tentang kemungkinan kepunahan manusia pada 2030 yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Amerika Serikat, Guy R. McPherson. Sementara itu, untuk nuansa musik dalam lagu ini diakui oleh Rama terinspirasi oleh sebuah band yang pernah ia tonton dan sempat berbagi panggung juga dengan Primata.
“Lagu ‘Sebelum Terlalu Mati’ yang lebih melodius terinspirasi dari band Semiotika. Waktu itu saya melihat Bibing asyik memainkan bagian solo yang membuat saya berkeinginan untuk punya lagu melodius,” kata Rama.
Video yang mengambil beberapa lokasi di Kota Bekasi, Jawa Barat ini dikerjakan selama kurang lebih18 jam secara kolektif. Dibintangi oleh Andrew Mahardika, Dea Peni Larasati, serta Ayuki SenandungLenggana yang merupakan putri dari bassis Adhitomo Kusumo dan pemain drum Ria Antika.Sedangkan, tim produksinya terdiri dari Puti Cinintya selaku penata artistik, Frastyo Pamilu dan DenGotri selaku penata gambar, Bahry Alam selaku pilot drone, dan Fima Siregar selaku juru rias.
Puti Cinintya mengaku merasa tertantang mengerjakan video musik ini. “Ini pengalaman pertama saya menjadi penata artistik video musik, sebelumnya saya hanya menerapkan pada photoshoot,” jelas Puti sebelum menambahkan. “Bicara pencemaran udara, yang terbayang di kepala adalah bagaimana jukstaposisi udara yang ‘segar’ dan ‘sesak’ bisa disandingkan dalam satu cerita. Sedikit banyak visual terinspirasi dari Maze Runner, Interstellar dan Midsommar. Tata busana didasari oleh pemikiran bahwa tren fashion memiliki pola ‘mundur’. Moodboard dan art guidelines digodok bersama Fima Siregar”.
Silakan menikmati Video klip “Sebelum Terlalu Mati” melalui halaman Youtube milik Primata. Versi Audio-nya sendiri sudah bisa diakses di beberapa layanan musik streaming pada tanggal 31 Januari 2020.
Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Primata
Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...
Keep ReadingSisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...
Keep ReadingSingle Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...
Keep ReadingSajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...
Keep Reading