Festival dan Jaringannya

Berbicara tentang sebuah festival musik tentu tidak lepas dari sajian yang menarik mulai dari; hegemoni performer kepada ratusan hingga ribuan penggemarnya,  program-program yang dihadirkan untuk memuaskan pengunjung, hingga kemegahan dekorasi panggung yang membuat mata tercengang. Namun apa esensi dari sebuah festival musik untuk perkembangan sebuah kota bahkan untuk ekosistem musik itu sendiri?.

Dalam buku “Music and Tourism”, Chris Gibson dan John Connel menjelaskan dampak langsung dari sektor ekonomi dan pariwisata yang dirasakan oleh beberapa pihak seperti; hotel, pajak daerah, transportasi publik, kuliner, vendor sound system, hingga penyedia jasa tekstil. Bagaimana Glastonburry Festival berhasil mendatangkan 203.500 orang ke sebuah desa bernama Pilton Somerset yang hanya memiliki populasi 998 jiwa (2011). Atau Coachella yang mendatangkan 250,000 yang tentunya akan menjadi market baru di Indio, California yang hanya memiliki populasi 76,036 jiwa. Sebuah festival musik juga diharapkan akan memberikan referensi musik yang baru kepada pengunjung. Dibuktikan oleh Vans Warped Tour yang mampu mempopulerkan beberapa band penampil mereka mendapatkan segmen yang lebih besar.

Selain itu, keberagaman orang yang menghadiri sebuah festival tentunya akan membangun relasi yang baru, tidak hanya antara sesama pengunjung di depan panggung. Kedekatan yang terjalin di backstage antara sesama penampil juga semakin erat, tak heran jika pertemuan dalam sebuah festival menjadi awal lahirnya ide-ide baru. Bahkan di beberapa festival, pelaksana sengaja membuat gelar wicara yang menghadirkan pegiat-pegiat musik dan tokoh-tokoh dibalik festival besar dunia, yang dapat diikuti oleh siapa saja untuk memungkinkan terjadinya interaksi baru bahkan jejaring baru.

Pre-event dari sebuah festival musik dengan konsep road to yang dilakukan di beberapa kota juga membangun koneksi baru antara komunitas hingga penampil lokal. Mengutip kata Buya Hamka bahwa ”Kita hanya akan dipertemukan dengan apa yang kita cari” pertemuan itu kemudian menjadi jejaring lebih kuat dan bisa saja itu terjadi dalam sebuah festival musik.

Pembicaraan mendalam yang mengaitkan festival musik dan jaringanya dibahas dalam sesi Festitalk Creators Park 2019 yang telah dirilis di kanal Youtube kami. Jangan terlewatkan.

Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Siasat Partikelir

 

Geliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...

Keep Reading

Memaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...

Keep Reading

Semarak Festival Alur Bunyi Besutan Goethe-Institut Indonesien

Tahun ini, Goethe-Institut Indonesien genap berusia 60 tahun dan program musik Alur Bunyi telah memasuki tahun ke-6. Untuk merayakan momentum ini, konsep Alur Bunyi tetap diusung, namun dalam format yang...

Keep Reading

Head In The Clouds Balik Lagi ke Jakarta

Perusahaan media serta pelopor musik Global Asia, 88rising, akan kembali ke Jakarta setelah 2 tahun absen karena pandemi pada 3-4 Desember 2022 di Community Park PIK 2. Ini menandai pertama...

Keep Reading