- Music
Es yang Coba Dipecahkan oleh The Sugar Spun
Lantunan lagu dari mini album berjudul All The Tracks Based On My Feelings And This Is What It Looks Like masih segar dalam ingatan. Bagaimana tidak, mini album hasil buah pikiran band asal Bandung yang bernama The Sugar Spun ini baru saja dirilis pada akhir tahun kemarin. Keseluruhan cerita dari karya ini adalah tentang kejadian-kejadian pada sebuah masa peralihan dari fase remaja menuju ke dewasa, yang mana di fase tersebut akan banyak hal-hal tak terduga yang akan datang menyambangi.
Kini, mereka datang kembali dengan karya terbaru. Suguhan segar berupa sebuah single yang diberi judul “Trapped in the Ice”. Dalam single ini, mereka menghadirkan cerita yang menggambarkan tentang keadaan seseorang, di mana orang tersebut memiliki trauma berkepanjangan yang diakibatkan oleh sebuah kejadian dan berbuntut terjebaknya orang tersebut di kejadian dan pengalaman masa lalu itu.
“Sebagai makhluk sosial, kita dibekali kesehatan fisik dan mental untuk menggunakan potensi diri secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup serta membangun hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, apa yang terjadi dengan orang yang kesehatan mentalnya terganggu akibat memikirkan kejadian spesifik yang menyebabkan trauma berkepanjangan dan terjebak atas apa yang telah berlalu ? Inilah yang kami bahas dalam single terbaru ini.” Jelas mereka.
Selain single, mereka pun membawa satu lagi angin segar. The Sugar Spun kini memberi warna baru dengan menambahkan satu personil baru bernama Gilang Dhafir yang akan bertugas di bagian synth/bass. Proses pengerjaan single ini sendiri dilakukan pada akhir bulan Januari 2020, dan bisa dibilang ini adalah sebuah proses yang cukup singkat, di mana hanya memakan waktu kurang dari satu bulan lamanya. Proses pengerjaan pun mereka lakukan di beberapa tempat yang berbeda, seperti Fuzzy Tape Room dan Ruang Rekam Sumarsana. Lalu untuk proses mixing dan mastering dilakukan oleh mereka sendiri. Dari segi aransemen musik, kali ini mereka banyak melakukan field recording dengan merekam banyak suara yang biasa kita dengar di kehidupan sehari hari seperti suara ketukan pada botol kaca dan meja.
“Single ini merupakan sebuah pertanyaan bagaimana kita bertahan dan keluar dengan selamat atas kejadian atau momen yang menimpa kita di masa lalu seperti kata pepatah “what happened in the past, stays in the past. Don’t let it determine your future”, kami mencoba menggambarkan es itu sendiri sebagai trauma dan hambatan untuk melangkah kedepannya.” Terang mereka.
Single ini telah dirilis dibawah naungan Orange Cliff Records, dan telah tersedia di layanan musik dalam jaringan seperti Spotify. Silahkan menikmati.
Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari Orange Cliff Records
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading