- Music
Energi Baru Crushing Grief di EP "Mountains I've Climbed"
Crushing Grief, kuintet pop-punk asal Manado baru-baru ini telah melepas album mini-nya yang kedua yang diberi tajuk Mountains I’ve Climbed pada Senin (25/10). Album ini juga merupakan kelanjutan dari album mini sebelumnya yang mereka rilis pada akhir 2019 lalu, Heart Killing Rollercoaster.
Setidaknya ada 3 nomor lagu yang tercantum dalam album Mountains I’ve Climbed, diantaranya “Daughter”, “Road Home” dan “Let Go”. Ketiga lagu tersebut juga merupakan bukti nyata kedewasaan dan pertumbuhan band ini sejak berdiri pada Februari 2019. Mereka mencoba mengambil risiko untuk mendorong diri mereka sendiri secara artistik dan musik. Memadukan referensi yang luas mulai dari so-called sad boy pop punk, hardcore, hingga style emo-alternatif yang dipopulerkan pada pertengahan 90-an.
“EP ini membawa energi baru bagi band ini, dari sisi musik memasukkan banyak pengaruh baru seperti unsur-unsur hardcore yang lebih jelas dan juga yang kerennya adalah kami bisa berkolaborasi dengan Indhar dari Frontxside yang merupakan figur besar untuk scene hardcore Sulawesi” kata Crushing Grief melalui siar pers. Indhar sendiri terlibat di nomor berjudul “Let Go”.
Baca Juga: Kabar di Seberang #3: Manado Terus Bergerak
Dipengaruhi oleh band-band seperti The Story So Far, Four Year Strong, dan Knuckle Puck, unit yang dihuni oleh Alvendi Lasut (vokal), Matthias Kaunang (gitar & vokal), Roger Salawati (gitar), Muhammad Saldiansyah (bass), dan Septian Timothy (drum) ini juga mencoba mendefinisikan ulang genre musik ‘easycore’ dimana mereka memainkan gaya pop punk modern yang dicampur dengan riff hardcore dan two-step-fiesta, tetapi meninggalkan aspek corny dari band-band easycore lainnya. Dari segi lirik berhubungan dengan pendewasaan diri dari lagu pertama hingga lagu terakhir.
“Dari segi lirik, dua tahun lalu kami menulis tentang liburan dan cinta monyet. Sekarang kami menulis tentang bagaimana kami menangani masalah hidup yang lebih besar dan lebih dalam, seperti hubungan keluarga dan perjuangan pribadi dalam hidup.”
Dari sisi produksi, Crushing Grief cukup mandiri. Mereka merekam album ini sendiri, diproduksi dan di-engineer oleh gitaris mereka Roger dan Matthias pada Februari 2021. Untuk drum mereka merekamnya di Rumah Musik Studio dengan bantuan Andre Kenda sebagai drum engineer dan sisanya direkam di home studio Moshpit Records yang sekaligus merupakan label yang menaungi mereka. Sementara mixing dan mastering ditangani oleh Muhammad Sofyan serta cover art dikerjakan oleh Ilham Hanifa.
Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Crushing Grief
Warna Dan Formasi Baru Hailwave Dari Kancah Musik Aceh

Unit pop-punk dari Aceh, Hailwave, menawarkan warna, karakter, serta formasi barunya dengan single yang diberi tajuk “Out Of Reach”. Lagu yang menggambarkan percintaan remaja, menceritakan tentang seseorang yang berusaha menemukan...
Keep ReadingGAC Kembali Dengan Semangat Baru

Terhitung nyaris empat tahun grup vokal yang diinisiasi oleh Gamaliél, Audrey, dan Cantika ini mengumumkan vakum dari industri musik Indonesia untuk rehat dan mengeksplorasi diri, serta merilis proyek solo mereka...
Keep ReadingSemarak Festival & Konferensi Evoria 2023!

Kabar gembira! Memeriahkan Hari Musik Nasional yang akan jatuh pada 9 Maret mendatang, Diplomat Evo berkolaborasi dengan M Bloc Entertainment dan Alive Indonesia akan menyelenggarakan Evoria Festival & Conference 2023....
Keep ReadingSKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep Reading