El Bagir Dan Kancah Musik Hip Hop Indramayu

Menginjak tahun 2020, kancah musik di Indonesia semakin berkembang dan variatif dari tahun ke tahun. Hadirnya Musisi-musisi baru, komunitas, ataupun kolektif lokal seakan menjadi salah satu faktor dibalik kesuksesan berkembangnya skena musik tanah air. Salah satunya adalah hip hop sebagai genre musik yang bukanlah hal baru di tanah air. Yang menarik, lima tahun belakangan ini kancah musik hip hop  cukup menarik perhatian. Salah satunya Ahlan Records, sebuah kolektif yang mewadahi musik hip hop di Indramayu yang terkenal akan musik dangdutnya. Ada sosok El Bagir dibelakang Ahlan Records, Bagir sendiri memulai kiprahnya di komunitas hip hop sejak 2013. Hingga saat ini sudah banyak hal yang dilalui oleh pelaku musik hip hop di Indramayu dari membuat grup rap dan membangun komunitas hip hop di Indramayu, dan bergaul dari satu komunitas ke komunitas lain hingga Bagir memutuskan membentuk Ahlan Records pada pada tahun 2018.

Menyimak sepak terjangnya, penulis melakukan wawancara dengan El Bagir, untuk menguak langsung perjalanan seorang El Bagir hingga akhirnya membuat Ahlan Records, dan suka dukanya membangun komunitas hip hop di Indramayu. Silahkan disimak!

Eh, ceritain dong kenapa lu bisa nyemplung di Skena Hiphop ini?

Waktu itu gua masih SMP, awalnya gua sama sekali enggak tertarik sama musik ini, hingga suatu saat ada orang yang enggak gua kenal jalan lewat didepan gua sambil nyanyiin satu lagu yang menurut gua keren banget saat itu, yang mana di saat gua denger dia nyanyiin lagu itu hati gua langsung teriak ANJ*NG !!! Hahaha

Yap, dia nyanyiin salah satu lagu legend yang memang kasar pada satu itu dari Baon Cikadap. Gua yakin semua pelaku hiphop tahu dia hahaha.

Dari situ gue mikir, gue rasa dengan media lagu gue bisa menyampaikan apapun yang mau gue sampaikan. Entah itu amarah, unek-unek, kekecewaan, atau apapun. Disini gue ngerasa bisa bebas berekspresi. Bermula dari situ gua mulai nyari-nyari lagu hip hop di warnet, browsing apa itu musik hip hop, bikin komunitas hip hop di Indramayu, bikin grup rap lalu manggung, sampe pada akhirnya gue bikin Ahlan Records. Tujuannya sih buat mewadahi musik hip hop di Indramayu dan bisa memproduksi karya dari teman-teman. Lambat laun, seiring berjalannya waktu gue mulai nyaman dengan musik hip hop ini. Disini gua ngambil kesimpulan, kita enggak akan pernah suka hip hop kalau kita enggak ngerti isi dari liriknya.

Siapa musisi yang mempengaruhi lu sehingga lu nyemplung di Hiphop ini?

Untuk musisi luar ada Eminem, DR. Dre, dan Tupac. Untuk yang lokalnya pada waktu itu ada Lipooz dari RRC & Mukarakat, Madiva dari X-Calibour, dan Havis Della MC. Merekalah yang menginspirasi dan mempengaruhi gua di skena hip hop sampai sekarang ini, baik dari segi pembuatan lirik ataupun alunan rap yang biasa disebut flow.

Lu mulai terlibat di skena ini dari 2013 sampe sekarang. Cukup lama juga ya. Bagaimana cara lu menjaga konsistensi dalam bermusik ?

Konsisten? Dibilang konsisten enggak juga sih, sebenernya gua enggak konsisten. Setiap orang pasti mengalami pasang surut. Begitu pun gua, gua sempet berhenti di hip hop dan mengikuti sistem demi urusan perut, gua berhenti di hip hop dan gua kerja dari jadi karyawan salah satu pabrik mobil ternama, jualan pulsa, hingga jadi tukang bersih-bersih disalah satu perumahan Indramayu. Pada akhirnya, gua ngerasa hasil yang gua dapetin dari bekerja enggak semanis hasil dari gua berkarya, lalu gua balik ke hip hop dan membentuk Ahlan Records dengan kawan-kawan.

Dan setelah berhenti kerja dan membentuk Ahlan Records, agak sulit juga gua buat tetap keukeuh di hip hop karna background keluarga yang berasal dari keturunan Timur, agak-agak gimana gitu haha dan mereka selalu menuntut  gua dengan cara yang halus untuk cari kerjaan. Dan akhirnya gua mantepin hati, gua ngobrol empat mata sama Umi dan pada saat itu gua beraniin diri buat minta restu untuk tetep aktif di kancah hip hop. Lalu setelah itu keluarga langsung berunding dan akhirnya gua dapet restu tentunya dengan beberapa syarat yang harus gua penuhin hahaha. Alhamdulillah

Berasal dari background keluarga yang seperti itu, menjadi penghambat enggak dalam lu berkarya?

Alhamdulillah enggak, dari awal meskipun mereka kurang setuju sama karir gua mereka sama sekali enggak pernah jadi penghambat gua buat berkarya, apalagi sekarang udah dikasih restu. Cara gue buat ngeyakinin keluarga gue itu dari hasil apa yang gue kerjakan selama ini, salah satunya ya Ahlan Records. Gue bikin studio uangnya dari hasil bayaran gue manggung, bikin beat, nah uangnya gue kumpulin. Dari situ keluarga gue percaya haha. Sebenernya, satu-satunya penghambat gua buat berkarya yaitu diri gua sendiri sih, rasa malas. Itu yang bahaya!

Gimana rasanya lu hadir menjadi minoritas di Indramayu yang terkenal musik Dangdutnya?

Ibaratnya sekarang, musik hip hop itu diibaratkan masker di tengah wabah virus Corona. Ada, tapi lu susah menemukannya. Acara pentas dangdut lebih sering ditemui disini hampir tiap minggu. Bahkan hampir tiap rumah muterin lagu dangdut. Berbeda dengan musik hip hop, musik hip hop sulit ditemui di kota ini. Itu sih, perbedaan yang sangat terasa. Tapi, sejujurnya yang gua seringkali rasain adalah diskriminasi, baik itu secara halus ataupun blak-blakan. Dari manggung disorakin sampai disuruh turun pun gua udah rasain, itu pengalaman pahit sih hahaha.

Apa perbedaan yang lu rasain dulu dengan sekarang terhadap musik hip hop ini? Khususnya di daerah lu sendiri.

Gua enggak ngerasain perbedaan yang terlalu signifikan sih disekitar gua sebenernya, tapi satu hal yang pasti mereka jadi bisa untuk lebih menghargai perbedaan. Kalau dulu gua sering di bully hanya karena musik gue hip hop, sekarang mereka malah ngasih support untuk gua di scene hip hop. Tapi makin kesini, musik hip hop mulai diterima disini. Terbukti dengan semakin banyaknya space buat kami manggung, bahkan beberapa dari teman kami membentuk grup hip hop haha

Ada harapan dong kedepan skena ini bakal besar?

Jelas ada. Gue selalu berharap agar skena ini menjadi besar. Yang jelas jadi lebih variatif, ada pilihan untuk lu semua dateng ke kota ini selain menikmati musik dangdut, lu bisa juga menikmati musik hiphop. Itu enggak berlaku untuk scene hip hop aja sih, gue liat teman-teman di underground scene, atau scene musik lainnya udah mulai gerak lagi nih. Makin seru deh! Dan yang terpenting disaat scene ini menjadi besar semoga kami masih hidup dalam hip hop.

Siapa musisi hip hop yang banyak menyita perhatian lu? Kenapa?

Banyak sih, pertama Tuan Tigabelas. Alesannya setiap karya yang doi buat selalu mewakili perasaan gua. Dan uniknya setiap ngeliat doi manggung gua selalu ngerasa klo gua lagi ngeliat Eminem jaman dulu, serius! Terus ada Dule BDG. Dari dulu gue enggak pernah bosen mantau doi. Racikan lirik dan flow yang enggak biasa bikin gue kecanduan sama karyanya.

Terakhir ada Joe Million. Kok kepikiran ya ngawinin musik hip hop dengan musik noise. Brengsek emang ide lu joe! Keren hahaha. Nah mereka bertiga ini menurut gue keren banget. Mereka selalu bisa membumi dan gak pernah pelit buat berbagi trick and tips soal hiphop. Gue berharap bisa seperti mereka.

Apa pencapaian yang belum terwujud sampe sekarang ?

Kalau buat gua pribadi pengen punya studio rekaman yang layak dan mumpuni buat temen-temen Ahlan Records, sempet kepikiran buat bikin album juga sih dan merilis setiap single di digital platform.

Selanjutnya bakal ada apa dari Ahlan Records ?

Kemungkinan yang paling deket buat direalisasikan sih album kompilasi. Kami akan merilis album kompilasi yang mungkin dengan terbatas, kenapa terbatas? Karena modal. Ya semoga aja laku hahaha.

Teks: Martin Tebe
Visual: Arsip dari Ahlan Records

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading

Crushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...

Keep Reading