Dua Momen Penting Hari ini dalam Sejarah Musik

Jika di dunia politik di Indonesia pada hari kemarin, 30 Agustus 2007, merupakan hari yang bertepatan dengan putusan Mahkamah Agung (MA) yang memberi sanksi pada majalah Time untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 1 triliun kepada Soeharto karena dinilai melawan hukum dengan merilis berita yang dianggap dapat mencemarkan nama baik sang Presiden Kedua RI itu, maka hari ini, 1 September, banyak pula peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah musik dunia. Berikut rangkumannya. 

1967 – The Beatles

1 September di tahun 1967 silam, grup musik beraliran rock yang berjuluk “the Fab Four” atau si empat sosok fenomenal, the Beatles, memutuskan untuk memulai kembali memproduksi film “Magical Mystery Tour” yang telah tertunda selama beberapa waktu. Keputusan itu diambil di rumah Paul McCartney di London sesudah empat hari kematian manajer mereka, Brian Epstein, di usia 32 tahun karena diduga overdosis. Usai proses yang memakan waktu kurang lebih tiga bulan, film musik yang hanya tayang untuk televisi itu resmi mengudara pertama kalinya pada 26 Desember 1967, yang berbarengan dengan “Boxing Day” atau hari libur setelah Hari Besar Natal, di stasiun televisi BBC One. Di film yang dikonsep langsung Paul McCartney itu The Beatles membuat lagu soundtracknya berjudul “Magical Mystery Tour” dan “Your Mother Should Know”.

Film ketiga yang dibintangi band asal Liverpool, Inggris, itu berkisah sekelompok orang yang tengah melakukan tur misteri untuk sebuah pelatihan, di mana selama perjalanan berlangsung banyak hal aneh terjadi. Pembuatan film berdurasi 52 menit itu sendiri terpengaruh oleh budaya “counterculture” yang sedang berkembang saat itu, dan sementara plot ceritanya terinspirasi film kisah nyata sangat terkenal yang dibuat oleh novelis berkebangsaan Amerika Serikat Kenneth Elton Kesey yang pada tahun 1964 mengajak sekawanan fansnya berdarmawisata mengelilingi beberapa tempat di Liverpool menggunakan Furthur, bus sekolah ikonik yang dibuat perusahaan manufaktur International Harvester di tahun 1939.

1975 – Pink Floyd

Rilis resmi pada 1 September 1975, sebagian lagu dari album studio kesembilan Wish You Were Here milik Pink Floyd sejatinya sudah diputar dua bulan sebelumnya di Knebworth, Inggris. Sebagian besar lirik lagu-lagunya ditulis pemetik gitar dan vokalis mereka David Gilmour bersama dengan pembetot bassnya Roger Waters. Album yang menduduki peringkat 324 pada “500 Greatest Songs of All Time” di majalah Rolling Stones di 2011 itu laris cepat di pasaran. Bahkan, EMI Studio, perusahaan yang merekamnya, tidak dapat mencetak cukup banyak salinannya untuk memenuhi permintaan yang membludak saat itu. Adapun desain untuk sampul album ini sekali lagi Pink Floyd memesannya kepada Hipgnosis, kolektif seni yang berbasis di London, yang juga kerap berkolaborasi untuk projek yang sama dengan sejumlah band ternama dunia seperti Black Sabbath, Scorpions, dan UFO.

Secara lirik di antara sekian lagu dalam album itu sering dianggap sebagai penghormatan langsung untuk Syd Barrett, mantan vokalis dan pendiri Pink Floyd. Tapi demikian, pada film dokumenter The Story of Wish You Were Here yang dirilis pada 2012 lalu, Gilmour dan Waters memiliki penafsiran masing-masing tentang lagu-lagu yang ditulisnya dalam album itu. Waters, misalnya, menjelaskan lirik-lirik yang ia buat itu ditujukan untuk dirinya sendiri. Lirik yang ia ciptakan biasanya menceritakan tentang dirinya yang sering merasa sendirian dalam hidupnya. Gilmour, di sisi lain, menyatakan bahwa dia tidak pernah memproduksi lagu tanpa mengingat dan terinspirasi Syd Barrett. Meski begitu, Waters mengatakan siapapun boleh menafsirkan makna di balik lagu-lagu pada album Wish You Were Here. 

Teks: Emha Asror
Visual: Arsip dari Berbagai Sumber

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading