- Music
Debut Album Punitive Tentang Konflik dan Penerimaan Diri
Pandemi belum berlalu, situasi masih tetap sama. Tak banyak kabar baik tersiar selama dua tahun ke belakang, kabar tentang krisis sampai perang terus menghiasi lini media kita. Begitu pun industri hiburan. Meski pun perlahan mulai bangit, namun masih tetap banyak kendala dalam praktiknya. Pembubaran event dan sulitnya mendapat izin keramaian adalah salah dua yang sering terdengar. Terlebih dengan adanya virus varian Omicron. Meski pun begitu, kita patut bersyukur karena para penggerak roda industri ini terus memacu semangatnya, termasuk para musisi yang terus melahirkan karya-karya baru.
Berbicara tentang karya baru, beberapa hari ke belakang (23/02) unit hardcore asal kota Bandung bernama Punitive akhirnya melepas album mini perdananya. Diberi tajuk Self-Acceptance, album ini berbicara tentang penerimaan atas segala gejolak konflik yang ada di dalam diri sendiri.
Konflik dalam diri memang suatu hal yang lumrah terjadi. Siapa pun tentu pernah merasakannya. Emosi yang saling membentur terkadang membuat hal apa pun menjadi sulit dikendalikan, namun adakalanya konflik-konflik itu merupakan jalan panjang menuju proses selanjutnya, yaitu berdamai dengan diri sendiri, penerimaan atas apa pun yang sedang terjadi, termasuk penerimaan atas pilihan di masa lalu.
“Bagi saya pribadi, Self-Acceptance merupakan monumen penerimaan atas kesalahan yang lalu sebelum dapat melangkah menuju babak yang baru.” Ujar Faiq sebagai frontman dari Punitive.
Baca juga: Gempuran Kedua dari Punitive
Setidaknya ada 5 nomor lagu yang terangkum dalam mini album ini, termasuk 3 nomor yang sebelumnya dirilis dalam format single; “White Lies” Ft. Yas Budaya, “Time Seeker” & De:serve. Menurut Punitive keseluruhan lagu dalam Self-Acceptance mewakilkan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan seseorang, penilaian realistis dan perasaan puas dengan diri sendiri terlepas dari perilaku dan pilihan pilihan di masa lalu. Self-Acceptance dipilih menjadi tajuk sebagai representasi dari salah satu jalan untuk berdamai dengan diri kita sendiri.
Di wilayah proses, Self-Acceptance digarap sepanjang tahun 2021 dan diproduksi di Rebuilt Studio, Bandung oleh Reza Septian sebagai song writter. Dirilis lewat label rekaman mandiri 40124 Records, Self-Acceptance juga tersedia dalam format CD dan dapat di dengarkan secara Digital melalui berbagai kanal pemutar musik digital.
Punitive sendiri adalah band yang terbentuk hasil dari saling tukar pikiran antara Reza Septian (Guitar ) Oki Nugraha (Guitar) dan Oktav Mutter (Drum) tahun 2020. Terbentuk di tengah-tengah kondisi pandemi, daripada pusing memikirkan keadaan yang tak kunjung baik, mereka pun memutuskan untuk membentuk band Hardcore yang memiliki karakter Aggressive namun tetap Melodius. Setelah mematangkan konsep, akhirnya Oki dan Reza mengajak Anggara Pandu sebagai Bassist, dan Faiq Nurfratama untuk mengisi posisi lini vokal.
Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Punitive
Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...
Keep ReadingSisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...
Keep ReadingSingle Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...
Keep ReadingSajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...
Keep Reading