- Music
- Tidbits
Dari Timur Nusantara: Fis Duo
Pada 2014, dua orang perantau asal Maluku, Ferdy Soukotta (vokal, gitar) dan Chrisema Latuheru (viola, vokal) membentuk Fis Duo di Jogjakarta. Layaknya orang Maluku lainnya, musik mengambil porsi penting di dalam hidup mereka. Dari format duo, formasi band ini berkembang menjadi lima orang.
Lewat musik, ada banyak hal yang ingin disampaikan Fis Duo. Salah satu yang penting adalah perannya sebagai penyaluran keyakinan terhadap harapan pada perubahan serta pencarian jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang sedang mereka gumuli.
Sebagai orang Maluku, ada banyak pengertian yang bisa dibangun lewat musik. Salah satunya untuk merawat kerukunan serta persaudaraan lintas budaya. Sampai hari ini, kendati ada banyak kisah terjadi dalam sejarah kehidupan orang di sana, musik tidak pernah bisa dipisahkan dari keseharian.
Nyanyian tradisi orang Maluku, misalnya. Banyak representasi ide tentang persaudaraan, cinta, nasehat dan upaya untuk perdamaian terkandung di dalamnya. Pada era konflik sosial di akhir 90-an, musik merupakan cabang budaya yang mengambil peran penting untuk menciptakan ruang dialog dan ekspresi yang dapat mempertemukan mereka yang terbelah konflik horizontal. Pengertian yang diemban musik jadi begitu dalam. Fis Duo, dalam skala kecil, membawa itu di dalam karya-karya mereka.
Yang menarik, kendati berasal dari Maluku, ruang tempat mereka tinggal saat ini di Jogjakarta, punya peran untuk menciptakan formula musik Fis Duo. Lewat karya Mencintaimu dari Jauh, memberi kesan itu. Percampuran kebudayaan itu, misalnya, juga tercermin dari cara membentuk performance di atas panggung. Pengalaman yang mereka dapatkan dari Jogjakarta, mempengaruhi bagaimana musik Fis Duo dimainkan.
Dari sisi instrumentasi, Fis Duo tetap memilih untuk membawa kampung halaman dalam kisah mereka. “Awalnya, saya tidak ingin menggunakan drum set, yang saya inginkan hanya tifa (alat musik perkusi asli Maluku –red) agar lebih kaya pada pemaknaan Kapata yang ada di dalam lagu-lagu kami. Begitu juga dengan penggunaan gitar lap steel,” ungkap Ferdy mengenai pilihan instrumentasi yang mereka ambil.
Agar dapat lebih dimengerti dan bisa dinikmati banyak orang yang awam akan kebudayaan Maluku, maka mereka kemudian memasukan kombinasi akor dan sukat yang sering dipakai oleh band-band Pop masa kini.
Sebagian besar lagu Fis Duo berisikan tentang kampung halaman mereka. Didalamnya ada kritik, kekecewaan, cinta, dendam, rindu dan sumpah yang dikemas dengan metafora. Lagu-lagu itu ditulis sebagai pengingat akan kampung halaman yang selalu ada di hati. Karya-karya ini menyambungkan mereka selalu dengan rumah.
Fis Duo sendiri sempat melakukan konser di Ambon bulan September 2018 lalu. Konser yang diselenggarakan di Kafe D’Lekker memberikan fakta baru, bahwa mereka mulai dikenal orang karena karya-karyanya. Sambutan hangat dari rumah mengalir deras.
“Malam itu sangat ramai, kami pun sampai heran. Ternyata sebanyak ini toh yang mengenal Fis Duo di Ambon. Malam itu manis sekali, ada air mata kebahagiaan karena ternyata kami mulai disayangi. Di saat lagu kami mulai dinyanyikan disaat itulah kami merasakan semua keyakinan yang kami kerjakan tidak sia-sia,” kenang Ferdy tentang malam bersejarah dalam karir Fis Duo itu.
Sekedar catatan, menyelenggarakan pertunjukan di Ambon, bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak faktor yang lumayan akan menguji konsistensi orang yang punya niat membuat pertunjukan di kota itu. Apalagi mempresentasikan karya cipta sendiri.
Salah satu lagu andalan Fis Duo adalah single Mencintaimu Dari Jauh. Lagu ini merupakan musikalisasi dari salah satu puisi di buku Tempat Paling Liar di Muka Bumi karya pasangan Theoresia Rumthe dan Wessly Johanes.
Mereka bertemu dengan pasangan penulis itu saat perencanaan perjalanan Tempat Paling Liat di Muka Bumi ke Jogjakarta. Kolaborasi itu berhasil dan manis.
Fis Duo dan kedua penulis buku antologi puisi tersebut bertemu disaat perjalanan Tempat Paling Liar di Muka Bumi ini direncanakan, sehingga mereka meminta agar dapat mengisi satu lagu dan menyanyikan puisi yang ada pada antologi puisi tersebut di Yogyakarta. Puisi yang dikirim oleh Wessly ini adalah karya kolaborasi pertama Fis duo.
Selain itu, hingga saat ini, Fis Duo sendiri telah menghasilkan sebuah album yang berjudul Doa dan Nyali. Album ini dibuat dengan mengawalinya lewat keberadaan kapata, bentuk sastra lisan asli Maluku yang mereka adaptasi ke dalam lirik lagu. Dari situ, musiknya kemudian digarap. Ada banyak investasi waktu pada riset kapata itu sendiri.
Dari album tersebut dibuatlah sebuah video klip berjudul Hikayat Dayung dan Arumbai yang banyak menampilkan keindahan alam Maluku. Fis Duo mengerjakan video clip lagu ini bersama baronda.id, sebuah media promosi yang banyak merekam alam Maluku.
Saat ini, Fis Duo baru saja menyelesaikan proses pengumpulan materi untuk EP terbaru yang akan diberi judul Merawat Dendam dan rencananya akan dirilis pada 2019 ini. Kali ini, tema yang mereka usung adalah keresahan terhadap rumah yang nun jauh di sana. Mari kita tunggu bersama. (*)
Teks: Indra Menus
Foto: Dok. Fis Duo
Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...
Keep ReadingSingle Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...
Keep ReadingSajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...
Keep ReadingCrushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...
Keep Reading