Dari Quarter Life Hingga Common Sense Crisis, Tema EP Perdana The Pandors

The Pandors telah melepas EP perdana mereka yang berjudul Crysis pada Selasa (26/10). Kuartet asal Singaraja, Bali, ini merangkum segala macam krisis yang sedang mereka alami dalam album mini berisi empat trek ini.

Cepot (drum), Genta (gitar, vokal), Nugik (gitar utama), dan Dewa (bas) mengambil definisi situasi tidak stabil dan membahayakan dari krisis untuk diangkat jadi tema besar album mini tersebut. Keempat lagu di dalamnya pun mewakili setiap jenis keadaan membahayakan yang mereka bahas tadi.

Album mini ini dibuka dengan “Highway” yang menceritakan tentang kisah anak muda yang menggunakan kekuasaan orang dalam atau privilese dalam setiap masalah hidupnya. Lalu, The Pandors mencoba menceritakan tentang kebenaran yang dibuat-buat, yang mana pada era teknologi saat ini media sosial dapat mengembangkan kebenaran semacam ini menjadi hoaks, dalam lagu “Post Truth”.

“Lagu ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap besarnya krisis literasi di Indonesia, yang mana hal itu menyebabkan banyaknya anak muda yang tidak kritis dalam berpikir, sehingga mereka akan mudah percaya dengan berita berita bohong tersebut,” tulis The Pandors dalam keterangan persnya.

Unit rock & roll ini beranjak ke Brainwasher. Lagu ini menceritakan bagaimana kegilaan manusia saat ini untuk menjadi seorang bintang hingga menyebabkan mereka kehilangan akal sehat dan melakukan apapun untuk menjadi seorang bintang. Mereka bahkan menggambarkan penjelasan lagu ini dengan teori krisis mereka sendiri.

“Kejadian ini kami sebut dengan common sense crisis yang mana menimbulkan terjadinya pencucian pola pikir secara halus sehingga tanpa disadari mereka akan kehilangan akal sehat mereka,” jelas mereka lagi.

Lagu titular, “Crysis”, pun ditunjuk menjadi trek penutup. The Pandors menceritakan kehidupan anak muda pada masa quarter life crisis dan menyebabkan mereka merasa depresi dalam lagu ini.

EP ini merupakan karya pertama yang diluncurkan The Pandors. Mereka baru saja terbentuk pertengahan tahun lalu, persis di tengah-tengah pandemi.

“The Pandors sendiri tercipta karena tidak adanya kerjaan yang padat di antara personel kami yang terdampak oleh pandemi, kesibukan kami hanya belajar dan zoom class, gabut banget lah intinya,” jelas mereka sekaligus menunjukkan bayangan usia para personel.

Teks: Abyan Nabilio
Visual: Arsip dari The Pandorse

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading