- Tidbits
Compass Mengangkat Kejayaan Masa Lalu
Beberapa tahun terakhir ini, Sepatu Compass menjadi salah satu brand lokal yang marak diperbincangkan. Hal itu membuktikkan bahwa merk sepatu asal Bandung yang pertama kali didirikan pada tahun 1998 ini tetap konsisten dalam mengembangkan kualitas produknya dari waktu ke waktu.
Setelah sebelumnya merilis seri “Research & Destroy” dan sempat mengeluarkan produk yang berkolaborasi bersama Kelompok Penerbang Roket , melalui unggahan Instagram-nya pada 2 November 2019, Sepatu Compass mengumumkan akan segera merilis koleksi bernama “Compass 98 Vintage”.
“Sepatu Compass dengan bangga mempersembahkan koleksi Compass 98 edisi Vintage yang mengangkat cerita d zaman sepatu vulkanisir populer pada tahun 1950an,” tulis mereka di unggahan Instagram tersebut.
Proses vulkanisir adalah perakitan karet agar menjadi lebih kuat menggunakan temperatur tinggi. Teknik ini termasuk langka apabila dibandingkan dengan teknik membuat sepatu lain seperti menggunakan bahan canvas dan kulit.
Sepatu itu sendiri akan dirilis pertama kali pada perhelatan Urban Sneaker Society 2019 yang berlangsung pada tanggal 8 hingga 10 November 2019. Kurang lebih ada 1600 pasang sepatu Compass Vintage dan basic yang akan tersedia di acara tersebut.
Pemilihan warna hijau pada identitas koleksi Vintage terinspirasi dari beberapa arsip sepatu vulkan terdahulu. “Compass 98 edisi Vintage bukan semata-mata hanya sebatas desain sepatu, namun koleksi ini adalah sebuah paket pengalaman yang dibungkus secara menyeluruh. Dari box yang didesain khusus sampai pemilihan tema warna yang dipakai pada koleksi ini,” ungkap mereka terkait hal tersebut.
Segala hal pada koleksi “Compass 98 Vintage” adalah usaha Sepatu Compass dalam mempresentasikan sesuatu dari masa lalu kepada generasi sekarang. Juga, produk tersebut merupakan pembuktian bahwa konsep tradisional sepatu vulkanisir tak akan lekang tergerus zaman.
Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Compass
Geliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...
Keep ReadingMemaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...
Keep ReadingSemarak Festival Alur Bunyi Besutan Goethe-Institut Indonesien

Tahun ini, Goethe-Institut Indonesien genap berusia 60 tahun dan program musik Alur Bunyi telah memasuki tahun ke-6. Untuk merayakan momentum ini, konsep Alur Bunyi tetap diusung, namun dalam format yang...
Keep ReadingHead In The Clouds Balik Lagi ke Jakarta

Perusahaan media serta pelopor musik Global Asia, 88rising, akan kembali ke Jakarta setelah 2 tahun absen karena pandemi pada 3-4 Desember 2022 di Community Park PIK 2. Ini menandai pertama...
Keep Reading