Cara Retlehs Tuangkan Keresahan Sang Pembetot Bas

Retlehs (nama yang cukup njelimet untuk dieja dan disebutkan) telah merilis sebuah nomor dengan judul “Matahari” pada Senin (29/11) dengan bantuan Sinjitos Collective. Lirik dari nomor tersebut diangkat dari masalah pribadi sang pembetot bas, Hariara ‘Hara’ Hosea.

“Ini lagu tentang keresahan gue pribadi,” cetus Hara yang juga bertanggung jawab atas penulisan lagu ini dalam keterangan pers. “Pada saat itu gue tidak begitu percaya dengan adanya Sang Pencipta. Tapi di satu sisi juga merasakan keburukan atas dosa-dosa yang sudah pernah gue lakukan, dan gue takut jika akhirnya nanti memilih untuk bertobat, lalu kemudian hal tersebut akan mengubah pandangan orang-orang terhadap diri gue.”

Judul “Matahari” sendiri diambil dengan pemaknaan anomali bahwa matahari merupakan simbol bintang terang yang menjadi sumber energi kehidupan demi menyinari cahaya kegelapan. Lagu itu juga, secara lirik mengarah pada tendensi bunuh diri yang terus menggoda Hara sebagai sang penulisnya. “Mataharibicara tentang karma, masa lalu yang menghantui, dan usaha untuk memusnahkan rasa takut pada diri sendiri. 

Musik yang dimainkan Retlehs ini berkutat pada bebunyian dan perpindahan akor mengawang khas shoegaze yang dirangkum dalam semangat indie rock minor masa kini. Hara (bas), Faizu Salihi (drum), dan Erlinda Anatasha (vokal) mencoba menuangkan suasana kelam penuh harapan dari cerita salah satu dari mereka dalam “Matahari”. Selain mereka bertiga, lagu ini juga diisi oleh vokal kembar Yuditri Regina Eufemia dan Yuditha Irene Eufemia juga isian gitar dari Savio Ligina dari House You Live In.

Ke depannya, Retlehs ingin menambah katalog mereka untuk dirangkum dalam dua album mini dan mendebut album penuh setelahnya. Pada perayaan Halloween kemarin, mereka juga sempat meluncurkan sebuah nomor “iseng” bertajuk “sp00k”. Nomor tersebut jauh berbeda dengan apa yang terjadi di “Matahari”. Retlehs tampil lebih kebut dengan ketukan drum punk di sana. Alasan bisa disebut “iseng”-nya sederhana. Lagu mereka yang baru berdurasi dua menit setengah, normal mepet singkat. “sp00k” kurang dari setengahnya. Kalau mereka memang main grind mungkin itu karya seriusnya.

Teks: Abyan Nabilio
Visual: Arsip dari Retlehs

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading