Berdialog: Pesona Experience

Hanya tinggal hitungan hari sampai Drab Majesty tiba di Indonesia. Unit dark wave asal Los Angeles itu dijadwalkan akan tampil di gelaran Pesona Sound Service bersama jagoan post-punk asal Medan, Pullo, unit elektronik Sunmantra, serta Nebulous Lestre dan Jurasic Phunk yang akan bermain DJ set.

Acara yang akan terselenggara di The Room, Hotel Monopoli, Jakarta pada 8 Februari 2020 tersebut adalah buah dari persekutuan antara Pesona Experience dan Siasat Partikelir. Apa itu Pesona Experience? Pastinya, entitas tersebut sering menjadi biang kerok dari gelaran-gelaran musik mutakhir yang bisa dibilang sangat bukan main dan tidak jarang melibatkan musisi-musisi mancanegara semisal Cuco, Jen Ferrer, dan Japanese Breakfast.

Mari berkenalan dengan Pesona Experience lebih jauh lagi.

Kapan tepatnya Pesona Experience mulai terbentuk? Bagaimana sejarahnya?

Kami selalu kebingungan kalau ditanya kapan waktu tepatnya kami memulai Pesona Experience karena kami berangkat dari ketidaksengajaan. Tapi, sekitar pertengahan tahun kemarin kami sepakat kalau Pesona Experience (PE) pertama meng-establish-kan diri pada 7 September 2018 yang bertepatan dengan debut show kami yaitu CUCO Live In Jakarta.

Pada saat itu PE hanya beranggotakan dua orang saja yaitu saya Reyhan Gani (Bagong) dan Ravi Nararya (Ecip). Setelah itu, projek kami selanjutnya adalah membantu salah satu sahabat kami BAP. (Kareem Soenharjo) dalam proses peluncuran album, hingga mendukung rangkaian tour dalam negeri untuk promo album Monkshood.

Kerja sama ini pertama kali di inisiasikan oleh Arick yang pada saat itu berlaku sebagai manager dari BAP. Kerja sama ini terus berlanjut sehingga tercetus ide untuk membentuk artist management didalam naungan PE dimana pada saat itu baru beranggotakan BAP. Dibentuknya artists management ini diiringi dengan bergabungnya Arick didalam PE.

Sejak hari itu, kami mulai perlahan menjalankan berfungsi sesuai dengan apa yang tercantum di bio instagram kami, dengan berperan sebagai agent/promotor. Sampai saat ini, kami telah menyelenggarakan/berpartisipasi kurang lebih dalam 15 acara.

Terdiri dari siapa saja Pesona Experience sekarang?

Sampai saat ini PE beranggotakan Bagong, Arick, Ecip, dan Denny sebagai pengurus didalamnya. Selain itu, kami sudah memiliki 5 unit musik yang bergabung di dalam management PE sendiri, yaitu BAP., BAPAK, Pullo, ENVY*, dan Aul Persneling.

Apa semangat yang melatari pembentukan Pesona Experience?

Memang klise, tapi PE berangkat dari ketertarikan kami (secara individual) terhadap musik. Kami berangkat dari latar belakang dan selera musik yang berbeda saya sendiri berangkat sebagai salah satu member dari Cul De Sac Collective yang kental asosiasinya dengan Hip-Hop dan segala genre musik elektronik lainnya, lalu Arick yang berangkat dari skena hardcore/punk di kota Medan, dan Ecip yang memiliki ketertarikan khusus dengan musik jazz/soul.

Dengan latar belakang dan selera yang berbeda ini, kami melihat PE sebagai wadah bagi kami yang tidak memiliki skill bermusik yang mumpuni untuk menjadi penampil agar tetap dapat berkontribusi di dalam industri ini.

Selain faktor emosional, kebanyakan promotor mungkin memprioritaskan faktor fanbase dalam menentukan artis siapa yang ingin mereka bawa namun, berbeda dengan PE. Kami menentukan siapa yang ingin diundang berdasarkan keinginan pribadi masing masing dari tiap individu yang tentu saja akan didukung dengan faktor-faktor penunjang lain.

Alasan-alasan tersebut sudah menjadi fondasi yang kuat bagi kami untuk tetap semangat menjalankan apa yang kami posisikan sebagai passion project dengan bonus yang lumayan ini.

Apa kendala terbesar saat ingin membuat sebuah acara musik?

Sejauh ini yang biasa menjadi kendala bagi kami adalah komunikasi dengan agent luar yang terbentur oleh perbedaan waktu dan tempat. Tidak jarang terjadi miskomunikasi antara kami dengan pihak agent dari artis yang ingin kami undang.

Selain itu, banyak EO/promotor/festival baru yang menjamur dan menjadikan international artists sebagai keharusan dengan mengesampingkan kesiapan, serta pengalaman yang mereka punya untuk mengurus hal tersebut, dimana berujung dengan timbulnya trust issues dari agent/artis itu sendiri terhadap Indonesia. Hal ini, berdampak kepada keberlangsungan promotor lain yang tentu akan lebih dipersulit oleh agent-agent artis di luar sana.

Diantara sederet Artis yang pernah kalian undang, siapa yang paling berkesan? Kenapa bisa?

Mungkin jawabannya akan sedikit personal karena experience yang tiap individu dapat berbeda-beda atas setiap artis yang pernah kami undang.

Bagong: Kalau saya pribadi, sejauh ini yang berkesan mungkin Eclair Fifi. Kebetulan hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun saya, acara berjalan dengan sangat lancar namun, tiba tiba ditengah acara Eclair Fifi memberikan saya sebuah kado yaitu Vinyl yang berisikan EP ekslusif-nya.

Arick: Salah satu pengalaman terbaik tahun 2019 bisa makan nasi padang bareng Yves Tumor yang biasanya cuma bisa dengerin lagu-lagunya saat berangkat dan pulang kantor.

Ecip: Hampir semua artist yang kami undang memberikan kesan yang positif. Sampai sekarang pun saya masih sering berhubungan dengan mereka. Tapi kalo ditanya siapa yang paling berkesan sih bisa dibilang Cuco ya. Inget banget waktu nemenin dia nyobain berbagai macam makanan indonesia, kayak ayam bakar cabe ijo, dia suka banget.

Sampai saya kasih coba rokok sampoerna saya dan dia akhirnya ketagihan hahahaha. All in all, Cuco ini paling berkesan karena saya berhasil menciptakan bond yang kuat dan memorable nggak hanya dengan Omar Banos sendiri, tapi juga drummer-nya, liano, yang ternyata kita share common interests terutama musik. We express our bond dengan memberikannya vinyl Cortex yang album (Troupeau Bleu), dan dia kasih saya merch Cuco. Hahaha, precious banget bukan karena materi yang kita saling kasih, tapi ada relationship yang kita bangun di situ.

Nggak lupa juga dengan conversation yang saya lakuin dengan manager Cuco, Dorris. Saya bilang saya nge-fans banget sama Steve Lacy — yang mana dia akrab dengan Dorris — sampe Dorris berusaha menghubungi Steve Lacy biar saya bisa bicara sama dia. Yang gak bisa saya lupain juga pas Cuco perform, Dorris ngajak team LO Cuco untuk naik panggung dan seru-seruan bareng.

Denny: mungkin menurut saya ada beberapa artist yang berkesan mulai dari Preditah, CC:Disco, Eclair Fifi dan juga Kornel Kovacs. Kebetulan Preditah juga dateng ke Jakarta di saat sehari hari ulang tahun saya, ya bisa dibilang sebagai kado ulang tahun untuk saya juga. Namun menurut saya hampir semua artist yang pernah kita panggil berkesan.

Sebenarnya, apa point-point penting yang perlu dipersiapkan sebelum membuat sebuah acara musik?

Pertanggung jawaban atas semua stakeholders yang terlibat, perhitungan finanasial yang presisi tentunya, riset (Target pasar, potential audence, behavior, dan segala macam hal yang bersangkutan), dan yang paling penting adalah promosi online dan offline

Apa keinginan terbesar Pesona Experience yang belum tercapai hingga sekarang?

Keinginan terbesar PE saat ini adalah untuk bisa memasarkan unit-unit yang tergabung di dalam PE tidak hanya di Indonesia, namun secara internasional juga. Salah satu kriteria kami dalam memilih musisi yang ingin kami undang salah satunya adalah yang memiliki warna musik yang sama dengan roster yang kami pegang saat ini.

Hal ini kami lakukan untuk memperluas koneksi dan membangun asosiasi antara unit yang kami pegang dengan skena yang ingin mereka masuki. Kami berkeinginan untuk menghilangkan gap antar penampil. Sekarang banyak yang membedakan antara musisi lokal dan internasional. Dari mulai treatment di belakang panggung sampai placement di poster acara.

Langkah konkret yang sedang kami perlahan lakukan adalah, kami menghindari penggunaan kata supporting act atau supporting performance didalam semua konten promosi kami dari mulai poster sampai caption.

Apa resep kalian hingga bisa konsisten hingga sekarang?

Kami masih dalam posisi membangun fondasi saat ini. Oleh karena itu, kami hanya mengandalkan sense of belonging setiap individu selama PE berjalan. Memiliki rasa tanggung jawab yang sama untuk tetap menjalankan PE sesuai dengan goals yang telah kami sepakati diawal.

Bagaimana kalian memandang  fenomena acara berskala festival di Indonesia, khususnya di Jakarta yang kini cukup banyak digelar?

Sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang audience, adanya banyak opsi dengan latar belakang yang berbeda dengan permintaan dan selera pasar yang berbeda-beda pula. Namun, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, fenomena ini terdapat dua kutub positif dan negatif.

Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, banyak festival baru yang menjamur dan menjadikan international artists sebagai keharusan dengan mengesampingkan kesiapan, serta pengalaman yang mereka punya untuk mengurus hal tersebut. Hal ini tidak jarang berujung feedback buruk yang diberikan stakeholders yang terlibat didalamnya dari mulai sponsor, media, audience, pengisi acara, hingga tenant.

Masih banyak festival musik diluar yang tidak mengundang musisi internasional, namun tetap banyak diminati masyarakat bahkan, ditunggu tunggu. Mungkin banyak promotor/festival yang lebih concern “kualitas” line-up, tanpa melirik pentingnya konsep yang kuat, promosi yang menarik, dan show management yang baik sebagai faktor krusial penentu sukses atau tidaknya sebuah pagelaran musik/festival musik.

Apakah Pesona Experience akan tetap exist setidaknya untuk 10 tahun ke depan?

Amin, doakan saja.

Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Pesona Experience

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading

Crushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...

Keep Reading