Berdialog: Ardy Siji

Rock In Celebes membuktikan baktinya terhadap kancah musik Tanah Air dengan memunculkan edisinya yang kesepuluh. Menapaki umur satu dekade, festival musik tahunan tersebut selalu berhasil menjadi ajang musisi untuk menampilkan aksi terbaiknya dari tahun ke tahun.

10 tahun adalah jangka waktu yang tidak sebentar. Cukup lama untuk membuat sebuah entitas mengalami banyak perubahan. Maka saat mencapainya, tidak boleh tanggung-tanggung. Merayakannya dengan serius tidak bisa dikatakan sebuah hal buruk.

Pengultusan dari angka 10 sendiri tidak main-main. Beberapa filosofi mengatakan bahwa bilangan tersebut merupakan simbol kesempurnaan. Karenanya, tahun ini merupakan tahap penting dari Rock In Celebes. Berhasil melalui banyak rintangan sejak awal diselenggarakan, harusnya Festival kebanggaan kota Makassar tersebut telah mencapai sebuah fase kedewasaan.

Saya mewawancarai salah satu tokoh pendiri dari Rock In Celebes yaitu Hardinansyah Putra Siji, terkait hal-hal yang bersinggungan dengan festival tersebut. Silakan disimak baik-baik.

Pada awalnya, semangat apa yang melatari Anda hingga sampai bisa menggarap Rock In Celebes sampai sekarang?

Pada dasarnya passion-nya suka musik dan segala irisannya, dan akhirnya menjadikan sebuah pekerjaan profesional. Kalo berbicara awalnya, saya memiliki usaha toko merchandise musik dan pakaian, dan ada kebutuhan melakukan promo usaha melalui pertunjukan musik, makanya aktif membuat pertunjukan musik yang awalnya skala kecil hingga akhirnya ke festival.

Menurut Anda, seperti apa festival musik yang baik?

Festival itu komoditinya service, jadi festival yang baik adalah bagaimana bisa menyediakan dan melakukan service yang baik terhadap pengunjung, terlepas berbicara esensi apa yang ditampilkan (performer dan rangkaian programnya).

sesuai pandangan Anda, sebenarnya bagaimana perkembangan industri kreatif, khususnya pada ranah musik di kota Makassar? Apakah regenerasi musisinya berjalan lancar?

Berbicara dalam konteks festival, festival punya posisi untuk menjadi barometer terhadap perkembangan industri musik, termasuk regenerasi musisi yang mana festival bisa memberikan andil dengan memberi kesempatan menampilkan musisi-musisi baru misalnya. Ngomongin industri berarti ngomongin bisnis juga, festival adalah salah satu format bisnis musik yang bisa berkembang dan memberikan kontribusi nyata terhadap industri, bukan hanya ke musisi tapi semua subsektor lain yang berhubungan. Selama festival tumbuh dan berkembang berarti akan ada dampak terhadap perkembangan industri, termasuk di Makassar.

Apakah faktor paling penting yang bisa membuat sebuah festival bisa terus berkelanjutan?

Untuk festival yang mau berkelanjutan harus terencana dari awal, jadi bukan sebuah project based dalam jangka waktu sebentar. Investasinya juga mesti jelas, tidak hanya melihat dalam jangka pendek. Cukup itu, konsep dan program apa yang akan ditampilkan akan mengalir.

Sebagai pihak penyelenggara Rock In Celebes, apa tantangan terbesar saat menyelenggarakan sebuah festival musik?

Rock In Celebes basednya di Makassar, jauh dari pusat industri musik yang masih terpusat di kota besar di Jawa. Seiring perkembangannya, tantangannya adalah mendapat perhatian dan kepercayaan yang luas, tidak hanya lagi di Makassar.

Apa yang akan menjadi pembeda Rock In Celebes 2019 dari edisi di tahun-tahun sebelumnya?

Rock In Celebes 2019 adalah edisi ke-10, semacam perayaan ulang tahun ke-10, yang mana ini adalah bukti bahwa kami bisa membuat festival sepanjang 10 tahun. Dari 5 tahun yang lalu, kami sudah merencanakan akan sampai dititik ini, dimana sebuah festival yang tidak hanya berada dalam identitas tertentu termasuk musik yang ditampilkan. Mengenai musik, kami juga telah mengkurasi menampilkan lintas genre dan usia, termasuk pertunjukan spesial. Semua kalangan bisa terasosiasi dan ikut menikmati. Kami juga akan merilis beberapa produk khusus berupa merchandise, dvd, termasuk buku perjalanan 10 tahun Rock In Celebes.

Bagaimana kabar Chambers Show? apakah tepat bila dikatakan bahwa acara tersebut merupakan embrio dari Rock In Celebes?

Chambers Show adalah bibit Rock In Celebes, benar itu embrio Rock In Celebes. Selain festival, Rock In Celebes juga memiliki beberapa program yang kami namakan ‘Satellite’ itu formatnya pengembangan dari Chambers Show. Mungkin bisa jadi ada nama Chambers Show kami tampilin lagi, namun saat ini sebenarnya sudah terafiliasi dengan kegiatan-kegiatan lainnya di Chambers.

Apa kriteria bagi sebuah band atau musisi agar dapat bermain di panggung Rock In Celebes?

Tidak ada kriteria khusus selama musiknya bisa diterima dengan baik, tidak mesti populer. Kami berusaha mengkurasi maksimal, walaupun masih banyak keterbatasan karena ekpektasi banyak musisi yang ingin tampil di Rock In Celebes. Kami sangat bersyukur dan senang atas apresiasi tersebut, namun keterbatas slot dan jarak serta biaya bagi yang dari luar Makassar. Tahun ini kami membuka panggung showcase yang bisa menampung musisi atau performer lain yang berniat datang sendiri. Kami telah menyediakan spot tersebut yang bisa dinikmati langsung oleh banyak orang. Sebuah kesempatan menurut kami, walaupun tidak seperti harapannya bisa tampil langsung di panggung utama, yang mana ini akan jadi prioritas selanjutnya untuk bisa kami tampilkan di panggung utama berikutnya.

Kapan kecintaan Anda terhadap musik mulai tumbuh? Adakah peristiwa khusus yang melatarinya?

Kecintaan menurut saya adalah totalitas, memulainya sekitar kelas 5 SD, kebetulan ada teman yang rajin mengkoleksi kaset, setiap pulang sekolah mampir kerumahnya untuk bisa memutar kaset-kaset tersebut. Pada saat usia SMP, kebetulan saudara saya juga ada yang menjadi musisi, dan aktif membuat pertunjukan, saya ikut-ikut, dari situ makin merasa bagaimana kecintaan ini bisa hingga memberikan kesenangan lebih terhadap orang lain. Hingga sampai SMA aktif melakukan korespondensi dan bisa memesan kaset/cd sendiri, bahkan ikut bekerja di media musik lokal dan vendor pertunjukan.

Harapan apa yang Anda sematkan pada Rock In Celebes untuk kota Makassar?

Kami terus berharap mendapat kepercayaan dan kesetiaan dari masyarakat khususnya di Makassar, juga terus berharap ada talenta-talenta yang baik terus bermunculan dan bisa terasosiasi dengan festival ini.

Teks: Rizki Firmansyah
Visual: Arsip Rock In Celebes 2018

Geliat Kreatif Dari Sulawesi Tengah Dalam Festival Titik Temu

Terombang-ambing dalam kebimbangan akan keadaan telah kita lalui bersama di 2 tahun kemarin, akibat adanya pandemi yang menerpa seluruh dunia. Hampir semua bentuk yang beririsan dengan industri kreatif merasakan dampak...

Keep Reading

Memaknai Kemerdekaan Lewat "Pasar Gelar" Besutan Keramiku

Di pertengahan bulan Agustus ini, ruang alternatif Keramiku yang mengusung konsep coffee & gallery menggelar acara bertajuk “Pasar Gelar” di Cicalengka. Gelaran mini ini juga merupakan kontribusi dari Keramiku untuk...

Keep Reading

Semarak Festival Alur Bunyi Besutan Goethe-Institut Indonesien

Tahun ini, Goethe-Institut Indonesien genap berusia 60 tahun dan program musik Alur Bunyi telah memasuki tahun ke-6. Untuk merayakan momentum ini, konsep Alur Bunyi tetap diusung, namun dalam format yang...

Keep Reading

Head In The Clouds Balik Lagi ke Jakarta

Perusahaan media serta pelopor musik Global Asia, 88rising, akan kembali ke Jakarta setelah 2 tahun absen karena pandemi pada 3-4 Desember 2022 di Community Park PIK 2. Ini menandai pertama...

Keep Reading