- Music
Beethoven From Home
Rangkaian acara di kanal media sosial Goethe-Institut Indonesien pada minggu ini mencakup diskusi musik dan penampilan rekaman. Program #MusicTalk di bulan ini akan menghadirkan edisi kedua Beethoven from Home, sebuah rangkaian kolaborasi dalam bentuk diskusi musik dan penampilan rekaman Jakarta City Philharmonic (JCP) dalam rangka merayakan tahun kelahiran ke-250 Ludwig Van Beethoven. Edisi mendatang merayakan asal-usul dan waktu. Seakan melewati mesin waktu, JCP akan mengajak audiens menyapa dua komponis sezaman Beethoven, yaitu Bernhard Hendrik Crusell (klarinet duo) dan Ferdinand Ries (Sekstet Op. 142).
Pertunjukan ini didukung banyak pemusik orkestra dan penyanyi yang akan tampil secara virtual dalam format musik kamar dan akan menyajikan musik yang digubah Beethoven atau diilhami olehnya. Berikut lineup pemusik orkestra dan penyanyi edisi kali ini: Joseph Kristanto (bariton), Bagus Retoridka (violin), Alfian Aditya (celo), Josephine Madju (piano), Christina Mandasari (piano), Vincent Wiguna (piano), Dadang Saputra (gendang), Carlin (harpa), Fafan Isfandiar (violin), Rifky Ardiansyah (violin), Hernanda Aditya (violin alto), Longginus Alyandu (celo), Alfian Agus Nursanto(klarinet), Sa’id Dwi Santosa (klarinet), Stephanus Ciprut (pantomim), EKI Dance Company, Wenny Halim (penari-koreografer) dan Orkes Komunitas Concordia (orkestra tamu). Budi Utomo Prabowo (pengaba utama Jakarta City Philharmonic) akan memandu diskusi dan berinteraksi dengan audiens.
Jakarta City Philharmonic didirikan tahun 2016 dan melakukan pertunjukan perdana pada bulan November 2016. JCP mengadakan delapan sampai sepuluh konser per tahun. Debut internasionalnya berlangsung di Tokyo sebagai bagian Asian Orchestra Week pada bulan Oktober 2019.
Lalu di program lanjutan BINGKIS akan mengajak audiens membayangkan pengembangan dan penyelenggaraan hidup bersama di ruang urban dalam diskusi berjudul “Keep the Cities Rolling” bersama Kamil Muhammad (arsitek dari pppooolll dan ko-pendiri Architecture Sans Frontierès-Indonesia) dan Ayos Purwoaji (penulis dan kurator yang bekerja pada persinggungan antara sejarah, arsitektur, dan seni visual). Kamil dan Ayos akan membahas isu bagaimana kita membayangkan hidup bersama di ruang urban di tengah pandemi, perubahan cara berpikir dan bertindak yang perlu dipercepat, serta berbagai hal lain yang terkait dengan ruang hidup dan cara kita menjalani kehidupan. Kota-kota megapolitan di dunia telah menjadi pusat penyebaran Covid-19. Covid-19 mengungkapkan berbagai permasalahan di kawasan urban—permasalahan yang dianggap biasa, sengaja diabaikan, atau bahkan disembunyikan. Arus pergerakan manusia yang nyaris tanpa henti semakin merumitkan keadaan.
Pertumbuhan kawasan urban seharusnya sinkron dengan pertumbuhan kawasan pedesaan dan agrikultur untuk mengimbangi kepadatan penduduk dan menjamin standar-standar dasar kehidupan yang menyediakan air bersih, tempat tinggal, dan fasilitas kesehatan. Diskusi ini akan menyoroti pandemi beserta cara penanganannya hingga sekarang. Ini mencakup bukan saja kesehatan masyarakat, tetapi juga ketimpangan ekonomi yang disebabkan oleh diskriminasi struktural.
Kemudian di program berikutnya yang bernama Seminar daring Retas Budaya, kali ini akan mengangkat judul “Merancang Aktivitas Virtual untuk Museum dan Galeri” akan memberi panduan untuk merancang pengalaman daring yang interaktif dengan koleksi benda budaya. Seminar akan disiarkan live secara simultan di kanal YouTube, Facebook dan Twitter Goethe-Institut Indonesien.
Interaksi dengan pengunjung itu penting untuk museum dan galeri. Selain mengemban misi untuk menyimpan dan melestarikan koleksi benda budaya, museum dan galeri juga memikul tanggung jawab untuk memberi informasi dan edukasi melalui koleksi masing-masing. Interaksi meliputi interaksi fisik maupun daring melalui situs web dan aplikasi yang dioperasikan oleh museum dan galeri. Dengan bantuan teknologi digital, museum dan galeri dapat mengintegrasikan data, elemen audiovisual, hiburan, dan pemasaran untuk menciptakan interaksi virtual yang bermakna di antara pengunjung dan koleksi benda budaya.
Azizah Assattari (bertanggung jawab di bidang teknologi virtual imersif di Rekata Studio & pendiri Lentera Nusantara Studio), Adi Putera Widjaja (CEO Pigijo), dan Eko Nugroho (editor senior Elex Media Publishing) akan berbagi pengalaman dan strategi dalam merancang konten multimedia untuk koleksi benda budaya yang menghibur sekaligus mendidik. Seminar daring ini akan mencakup presentasi dan panduan penyajian konten multimedia secara daring untuk museum dan galeri sambil mengeksplorasi peluang-peluang yang muncul guna memperoleh manfaat maksimal.
Program Retas Budaya merupakan kerja sama antara Goethe-Institut Indonesien, Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia, Wikimedia Indonesia, Asosiasi Game Indonesia, dan PT Elex Media Komputindo. Puncak program ini adalah festival data budaya terbuka yang dijadwalkan berlangsung pada bulan November dan akan menghubungkan institusi GLAM dan publik guna mentransformasi data budaya menjadi kreasi baru, seperti cerita, gim, dan karya seni. Untuk informasi lebih lanjut mengenai lokakarya, silakan kunjungi www.goethe.de/retasbudaya.
Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari Goethe-Institut Indonesien
SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...
Keep ReadingInterpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...
Keep ReadingKembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...
Keep ReadingLuapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...
Keep Reading