Banyak Macam Perasaan di Album Perdana Putra Timur

Di masa pandemi yang tak kunjung selesai ini, senang rasanya mendapati  kabar tentang teman-teman musisi yang terus produktif dalam berkarya. Meskipun terjebak dalam kondisi sulit karena masih diberlakukannya  pembatasan jarak fisik yang memungkinkan kita semua berdiam di rumah, tentu ada banyak perasaan yang melingkarinya. Perasaan-perasaan tersebut jika diolah lebih dalam bukan tak mungkin dapat menjadi sebuah  karya yang monumental. Seperti halnya yang dilakukan oleh solois asal Jakarta bernama Putra Timur atau yang akrab disapa Timur. Baru-baru ini (27/11) ia  melepas sebuah album penuh bertajuk “Mahligai” yang syarat  akan eksplorasi tentang luasnya sebuah perasaan.

Setelah melepas entitas pendek bertajuk “The Lonelist Man on Earth” pada 2018 juga beberapa single lagu di tahun 2019, lewat album pertamanya “Mahligai”, Timur berbicara tentang  luasnya dimensi perasaan dalam kehidupan kita hingga satu fenomena pun bisa menghasilkan dua emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang pada satu waktu. Tak hanya menjadi pendorong utama dalam pengambilan keputusan, adanya perasaan juga banyak bermuara pada lahirnya karya seni, tak terkecuali musik.

“Mahligai tuh kalau dilihat di KBBI berarti kediaman para raja dan ratu. Di sini (di album), gue menganggap ‘Mahligai’ sebagai kediaman di ruang hati yang punya banyak pilar-pilar perasaan di dalamnya. ‘Mahligai’ itu tentang perasaan gue selama gue hidup. Ada tentang pasangan, ada tentang hubungan gue dengan orang tua, ada tentang harapan, ya semuanya perasaan yang melibatkan orang terdekat dan tersayang gue di situ,” terang Timur tentang makna di balik “Mahligai”.

Kamar kos agaknya menjadi mahligai yang sesungguhnya bagi Timur,  pasalnya di pada tahun 2019 Timur memulai proses penciptaan album ini di kamar kosnya. Dalam pembuatannya, masing-masing lagu tentu memiliki keunikan tersendiri, termasuk dalam salah satu nomor ‘Gelora Asmara’ di mana ia mendapati ilham untuk membuat lagu tersebut setelah terbangun dari sebuah mimpi.

“Gue termasuk orang yang dulunya skeptis perihal ‘ada ilham dari langit’, atau ‘pas bangun dari mimpi, dapet nada’. Gue pikir, ‘ah, bullshit.’ Tapi malah kejadian di gue,” ungkap Timur. Ternyata, lirik dan nada dari lagu “Gelora Asmara” justru didapat sebangunnya ia dari sebuah mimpi. “Pas gue bikin, langsung kebayang. Ini tuh lagu yang enak banget kalo gue duet sama vokalis cewek, dan saat itu juga gue langsung kebayang Sky yang nyanyi. Setelah dikerjakan, gue puas banget. Sesuai banget sama yang gue bayangin,” lanjut Timur.

Dalam “Mahligai” setidaknya ada 10 nomor lagu, diantaranya Mahligai, Nona Bersemi, Gelora Asmara (feat. Sky Sucahyo), Merengkuh Mesra, Sejenak, Menari, Serpihan Surgawi, Pelipur Lara, Segalaku Untukmu, Segalamu Untukku. Dari judul-judul lagunya saja barangkali kita bisa menebak warna musik apa yang dihadirkan oleh Timur. Ya, nuansa musik pop dengan diselingi pelbagai ornamen musik lain.

“Sebenernya dari awal sejak kecil gue emang disuguhi musik pop, baik lokal maupun luar. Seiring berjalannya waktu, makin banyak musik yang gue denger. Akhirnya banyak influence non-pop, dari punk sampai metal. Akhirnya gue pun bikin EP yang folk-ish, lalu bergeser ke nuansa yang lebih pop di lagu ‘Sejenak’ dan ‘Mewangi’. Setelah itu, gue nulis ‘Merengkuh Mesra’. Di situ (musik pop), gue merasa nyaman buat nulis dan bereksperimen, dan akhirnya jadilah ‘Mahligai’ sebagai album pop,” jelas Timur.

Sedangkan dalam proses perekamannya, Timur dibantu oleh Alit Djarot dan Daniel Hasudungan (Mafia Pemantik Qolbu) sebagai produser. Daniel juga turut berperan dalam penulisan lirik di lagu ‘Pelipur Lara’ yang ia tulis bersama Rima Aisyah Zahra. Selain itu, lewat album “Mahligai”, Timur pun menampilkan  Dionisius Antory (gitar elektrik) dari Mafia Pemantik Qolbu, Axel Amorio (bass), dan Muhammad Fahransyah (drum).

Melalui album “Mahligai”, Putra Timur menggiring pendengar untuk menyelami berbagai rasa yang muncul dari sebuah peristiwa. Dari satu lagu ke lagu lainnya, Timur mengundang kita untuk mengunjungi kamar-kamar kediamannya, menyaksikan pilar-pilar perasaan yang membangun ruang hidupnya, dan untuk merayakan megahnya rasa bersama-sama. “Mahligai” sudah tersedia dipelbagai kanal pemutar musik streaming serta dalam format cakram padat.

Teks: Dicki Lukmana
Visual: Arsip dari Putra Timur

Debut Kathmandu Dalam Kancah Musik Indonesia

Musisi duo terbaru di Indonesia telah lahir. Penyanyi bernama Basil Sini bersama seorang produser sekaligus multi-instrumentalist bernama Marco Hafiedz membentuk duo bernama KATHMANDU. Dengan genre Pop-Rock, KATHMANDU menyapa penikmat musik...

Keep Reading

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading