Antara Hobi dan Cita-cita di Kehidupan Bermusik Virdania

Memulai karier musik di masa pandemi bukan lah pilihan yang baik. Ada ketakutan seperti ini, karya baru dilepas, panggung tak ada, akhirnya menguap begitu saja. Salah satu musisi muda yang merasakan hal tersebut adalah Virdania.

Nomor debutnya, “Restless“, baru saja ia rilis sekitar bulan kedua tahun lalu, tidak sampai sebulan sebelum menimbun masker jadi usaha yang menjanjikan.  Solois asal Jakarta ini bahkan mengaku sudah memperisapkan segalanya sejak akhir 2019. Namun, keadaan memaksanya untuk tidak mempromosikan karyanya secara luring. Virdania tercatat sudah setahun lebih berkarya, bahkan sudah melepas dua nomor lanjutan, namun tidak kunjung dipertemukan dengan pendengarnya.

“Rasanya kayak living the unknown. Belum pernah ngerasain nyanyi ada penontonnya HAHAHA sad,” tutur Virdania saat diwawancarai Tim Siasat Partikelir pada Jumat (24/9).

Perasaan yang disampaikan Virdania itu mungkin salah satu hal yang paling menyedihkan bagi musisi. Salah satu cita-cita dalam bermusik adalah memainkan musik langsung di depan penonton, melihat ekspresi mereka saat mendengarkan karya, bahkan merasakan energi penonton sampai ke si musisi sendiri. Namun, Virdania beranggapan memulai adalah pilihan yang lebih baik dari pada tidak bergerak sama sekali.

“Waktu itu memilih untuk mulai aja sih, persiapannya dari akhir tahun 2019 jadi belum tahu akan ada pandemi ini. Yang namanya penyesalan pasti ada, kayak kenapa sih gue enggak dari dulu aja mulai. Kalo bisa milih, pengin mulai dari masa kuliah hahaha. Tapi jangan disesalin terus sih, toh sekarang zaman digital segalanya bisa di-’bisa’-in. Jadi sekarang lagi mencoba menerima dan jalan bareng kondisinya,” akunya.

Kata-katanya tadi memang dibuktikan secara praktis. November tahun lalu, Virdania berhasil mengeluarkan nomor single kedua dengan tajuk “Enough for You” disusul “Door of Changes” sembilan bulan setelahnya.

Keinginan musik Virdania sudah muncul sejak ia kecil. Hobinya memang bernyanyi. Lalu, ia pun mengikuti kursus piano, yang nantinya akan menjadi instrumen andalan disamping gitar dan ukulele. Semasa SMA, pemilik nama lengkap Virdania Rahmanti ini ikut dalam tim paduan suara. “Enggak (percaya diri) nyanyi sendirian, makanya keroyokan dulu di choir” alasannya.

Hobi bernyanyi akhirnya disalurkan Virdania untuk mengunggah hasil gubahan ulang lagu orang lain. Akun Soundcloudnya dipenuhi dengan beberapa cover dari lagu-lagu Beyoncé, John Legend, hingga Tigapagi. Ia berpikir bahwa dirinya saat itu tidak punya kemampuan untuk menulis lagu walaupun akhirnya proses ini juga yang mendorongnya untuk serius menekuni musik.

“Semenjak sering bikin cover dan upload sana sini, ternyata banyak yang support. Banyak yang motivasi juga untuk bikin musik sendiri. Hobi gue juga datengin acara musik, pernah kepikiran kenapa enggak gue yang ditontonin, kayaknya seru. Terjadilah deh,” aku Virdania.

Saat berkuliah di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, tepatnya di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), titik terang muncul di lorong bermusik Virdania. Ia masuk dalam Komunitas Musik Fikom (KMF), sebuah unit kegiatan kampus yang juga diisi Kuya (The Panturas, Alvin & I), Gogon (The Panturas, Orkes Bagong Februari), Alvin Baskoro (Alvin & I), serta Adli Hafidh, Dwi Lukita, dan Radovan Raynes yang kelak akan membangun kolektif yang menyediakan bantuan belakang panggung bagi musisi khususnya asal Bandung, Microgram.

“Ngaruh banget, jadi lebih explore berbagai genre. Pertama kali belajar nulis-nulis lagu ya pas di KMF. Akhirnya sekarang selama bermusik pun juga dibantuin sama anak-anak KMF,” kata Virdania tentang pengaruh KMF di perjalanan kariernya.

Di sana juga lah Virdania bertemu dengan orang-orang yang di masa depan akan berpengaruh ke karier musiknya, manajer, Ramdzy Adzim dan produser langganannya, Panji Wisnu. Panji terlibat dalam ketiga single Virdania termasuk “Door of Changes”, biarpun produser utama lagu itu Bam Mastro (Elephant Kind, Moon Gang). Selain dipertemukan di komunitas yang sama, alasan Virdania memilih Panji adalah kecocokan mereka dalam selera musik. “It’s like he knows what I want,” ucap Virdania.

“Penting banget sih karena keterbatasan skill gue hahaha. Andaikan bisa, pengin banget produce lagu sendiri. Selain itu, dengan adanya produser juga bisa bantu gue explore dalam pembuatan karya,” katanya.

Virdania sebelumnya mengaku bahwa dulu ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan musik sendiri. Namun, ternyata sekarang kebanyakan lagunya ia ciptakan sendiri, memperlihatkan bagaimana perkembangannya sebagai musisi. Beberapa lagu memang diawali dengan beat yang diciptakan Panji, namun Virdania tetap mendominasi penulisan lagu. Saat mengerjakan “Door of Changes” misalnya, pondasi lagu sudah diciptakan duluan secara akustik oleh dirinya sendiri. Panji dan Bam hanya terlibat dalam aransemen, mengantarkan lagu ke arah yang diinginkan Virdania.

Musik yang dibawakan Virdania saat ini mengarah pada soul dan R&B. Akan tetapi, ia tidak mau membatasi eksplorasi bermusiknya hanya di ranah itu. Ia mengaku selera musiknya “sangat random“. Karena itu, tidak menutup kemungkinan ke depannya ia akan membuat karya yang jauh dari apa yang ia bawakan sekarang.

Dari segi lirik, Virdania banyak mengangkat tentang refleksi diri. “Restless” mengutarakan keresahan, “Enough for You” menyampaikan pesan untuk tidak membanding-bandingkan hidup dengan orang lain, sedangkan “Door of Changes” mengajak untuk keluar dari zona nyaman. Ia memilih tema-tema semacam itu sebagai semacam sarana untuk, sambil menyelam minum air, menceritakan ketakutan yang ia alami pada orang lain.

“Berangkat dari diri sendiri kayaknya aksi yang paling pas ya untuk bergerak. Karena gue anaknya takutan, kenapa enggak diceritain aja sekalian? Kalau ada yang relate kan bisa menambah kepercayadirian gue kayak ‘oh ternyata enggak gue doang ya yang ngerasa gitu’,” tutur Virdania mengakui. “Dan enggak tahu selama ini belum tergerak aja untuk nulis lagu kalau enggak ngerasain sesuatu sendiri dulu. Ke depannya sih pengin banget bisa bikin karya bahkan dari kisah-kisah orang lain. Nanti kali ya, levelnya belum sampe sana.”

Hobi masa kecil Virdania sudah berkembang menjadi cita-cita, dan sekarang ia sedang dalam proses mengejar cita-cita tersebut. Di sela-sela kesibukan sebagai pegawai kantoran, Virdania meluangkan malam hari dan akhir pekannya untuk mengurusi karier solo ini. Jika disuruh memilih pun, ia lebih memilih musik dibanding kesibukan hariannya sekarang.

Setelah tiga nomor yang sudah dirilis, Virdania sedang mempersiapkan album mini perdananya.

“Rencananya mau rilis EP pertama. Semoga jadi. Doain aja hehe,” tutup Virdania.

Virdania juga berbicara panjang lebar kepada Eka Annash tentang persona juga karyanya dalam program Room To Room Gigs. Selengkapnya klik banner di bawah ini.

Teks: Abyan Nabilio
Visual: Arsip dari Virdania

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading

Crushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...

Keep Reading