Answer Sheet Singgung Kultur Debat di Media Sosial

Senang rasanya bila melihat banyak karya datang dari para musisi baru, apalagi kalau yang lama juga udah mulai muncul ke permukaan nih, makin-makin tuh bahagianya menjadi tak terhingga. Kadang, rasa rindu terhadap para musisi lama memang susah untuk dibendung. Kita sebagai penikmat tentu saja ingin mereka selalu menghadirkan karya-karyanya, tapi kan namanya manusia, pasti ada aja masalah yang mampir dalam hidup. Pun, membuat karya juga tak semudah membalikkan telapak tangan. Betul zaman sekarang semua sudah dipermudah dengan adanya teknologi, tapi itu hanya satu dari sekian banyak faktor pendukung yang ada.

Tujuannya dari para musisi-musisi lama ini hadir tentu saja untuk menyebarkan karya mereka yang baru, segar, dan beda dari yang sudah ada. Walaupun kebanyakan masih memainkan format lama, toh hal itu tidak mengapa. Intinya, karyamu bisa diterima baik oleh orang banyak itu sudah cukup. Dari nama-nama yang terus bermunculan itu, satu yang masuk dalam daftar target kami adalah Answer Sheet. Buat yang doyan dengan musik pop minimalis atau apalah kalian menyebutnya, mereka adalah salah satu veteran musik yang ada di Yogyakarta. Malang melintang di dunia musik sejak tahun 2011 silam, tercatat mereka sudah mengantongi mini album berjudul “SEA001: Answer Sheet”, album penuh berjudul “Chapter 1st Istas Promenade”, dan beberapa single ini, kembali lagi dengan suguhan barunya.

Single terbaru yang berjudul “Tubruk, Senja”, ini hadir ke dalam dua format, yaitu audio dan video art lirik. Oh ya, sebelumnya mereka juga telah merilis sebuah rekaman penampilan live dari konser Seduhan Ketiga di Malam Senin dalam kanal YouTube bulan Februari silam. Ngomong-ngomong soal single baru “Tubruk, Senja”, di sini mereka menghadirkan lagu yang berdurasi empat menit sikap sinisisme seseorang terhadap kultur lain dalam balutan pop racikan khas mereka: ukulele dan alat musik modern. Jika pada sebelumnya memilih untuk lebih santai, band bentukan tahun 2011 ini lebih berani dalam segi aransemen, instrumentasi, serta pengungkapan sikap negatif dalam lirik.

Unit yang dihuni Ogiklo (ukulele, vocal), Suryo (lead guitar), dan Faiz (bass) ini memang sangat terinspirasi akan kebiasaan-kebiasaan yang memiliki bentuk sikap superior, sinis, dan idealis di setiap sebuah unggahan di platform media sosial, yang sepertinya tidak akan pernah mati sampai kapanpun. Selalu ada perdebatan dan meribetkan suatu hal yang sebetulnya tidak perlu ada. Hal itu dirasakan sekali terutama saat keadaan pandemi ketika orang akan mudah masuk dalam debat kusir secara sengaja maupun tidak.

“Untuk pertama kalinya orang bisa kebanyakan kerjaan dan kurang kerjaan di waktu bersamaan. Susah pilih mana yang harus diseriusin,” ungkap Faiz.

Lagu ini mengungkapkan bahwa tema debat di media sosial tidak melulu berat seperti politik dan ekonomi, namun bisa jadi debat soal lifestyle, musik bahkan makanan favorit dan cara konsumsinya seperti bubur diaduk, makan nasi padang pakai sendok, dll. Sikap sinis nan egois ini menimbulkan kesan bahwa semua orang harus tunduk pada sebuah kultur yang diyakini si pemilik opini.

“Sebenarnya sih sebuah perdebatan bisa diambil jalan tengahnya, mungkin 2-3 tahun lagi kita baca opini perseteruan lama juga ketawa kok hahaha jejak digital emang jahat, hahaha,” ujar Suryo ketika mejelaskan maksud tawa di akhir lagu.

Udah kangen kan dengan mereka? Dengarkan aja single terbarunya di bawah.

Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari Answer Sheet

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading