Anak Kedua KAUSA yang Lebih Gila!

KAUSA, apa yang terpikir bila menyebutkan nama kuartet yang terbentuk di tahun 2018 ini? Apakah Buluk yang juga personel di Superglad? Atau sama sekali tak ada bayangan? Baiklah, tak mengapa, mungkin banyak yang belum familiar dengan nama-nama baru. Hal itu bisa diwajarkan sebab setiap harinya, banyak band baru yang terus bermunculan. Antara yang satu dan yang lain pun hampir memiliki kesamaan. Walaupun terhitung band baru, nyatanya Kausa sudah melahirkan anak pertama mereka di dunia yang caruk maruk ini. Nama album perdana mereka adalah “Corvus Corvidae”, di dalamnya terdapat sepuluh lagu yang bisa membuat kalian yang mendengarkan langsung beranjak dari tempat duduk untuk menggila. Perpaduan kasar, teknik, bandel, dan menghentak adalah apa yang mereka suguhkan. Sangat memuaskan mendengerkan debut album ini, terutama, kalau kalian menggemari sahut-menyahut dan ketukan ketat punk, sound kotor dan gitar menyeret dengan groove stoner.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, band ini berisikan Buluk dari Superglad, lalu yang tiga lagi adalah Danar yang mengisi posisi bass, Fafa pada gitar, dan Ivan yang bertugas untuk menghentak drum. Keempatnya memang dikenal lama malang melintang di dunia musik tanah air. Musik yang mereka mainkan tak hanya sekedar keras dan kencang, lebih dari itu, mereka menggabungkan musik heavy rock dan stoner dengan penghayatan jiwa punk/hardcore di dalamnya. Mengingat 4 jenis musik ini saja sudah bisa membuat semangat menggebu-gebu, ditambah lagi dengan kemampuan dari keempat personil yang ada, alhasil jadilah sebuah grup yang menyenangkan.

Namanya bermusik, apalagi dengan banyak kepala yang memiliki preferensi masing-masing, pastinya zona nyaman harus ditinggalkan guna mencari ramuan-ramuan lainnya. Dikenal sebagai kawanan gagak, Kausa lantas meninggalkan kenyamanan dari album perdana mereka untuk berlanjut ke album yang kedua. Masih dengan sepuluh lagu, di album yang berjudul “Una In Perptuum” ini, mereka mengeluarkan semua rasa tidak puas sekaligus hasil eksplorasi mereka yang semakin jauh dari album pertama. Masih menyuguhkan musik yang berat disertai diksi yang lebih lugas, Buluk di sini menghadirkan vokal berbeda dari yang pernah ada. Album kedua ini dirinya telah menemukan taman bermain baru untuk jelajah vokalnya namun tetap meninggalkan karakter khasnya yaitu harmonisasi bernyanyi. Dari segi lirik juga goresan tulisannya terasa lebih tajam menyentuh semua aspek dalam kehidupan.

Dari unit gitar raungan gitar Fafa terasa terpengaruh oleh nada-nada metal dan postrock. Melodi-melodi ringan di album pertama pelan-pelan ditinggalkan dan mulai menjamah nada-nada yang lebih berat, saling bersautan dengan suara gitar dari Luks. Drum dan bass di album ini juga menawarkan nada-nada baru yang tidak sama dengan album pertama, terlebih pada sisi drum. Ivan melakukan banyak eksperimen di 10 track album ini, ketukan-ketukan drum yang sebelumnya tidak dia mainkan di album pertama coba dia tumpahkan di album ini. Danar sebagai penjaga tempo mencoba bersanding harmonis dengan ketukan-ketukan drum, menarik!

10 lagu di album ini mengemas ragam cerita perihal kehidupan yang acap kali diwarnai dengan sikap tidak adil, bencana, pesimis dan juga optimis. Sebelum merilis album ini, mereka lebih dulu melepas single yang berjudul “Strata Setara” yang juga terdapat di album kedua tersebut. Perilisan single ini pun didapuk sebagai tanda akan datangnya gerombolan ini beserta komposisi menarik mereka. Secara garis besar sepertinya semua personil mencoba sesuatu yang baru yang lebih menyenangkan yang bisa membuat keterikatan antar mereka lebih kuat sebagai satu kesatuan selamanya seperti judul album ini sendiri “UNA IN PEPERTUUM”.

Selain album, mereka juga telah merilis sebuah videoklip di tanggal yang sama dengan perilisan album kedua tersebut. Di bawah naungan label Eyewitness Records, videoklip dari lagu “Jangan Diam!!! Hantam!!! sudah bisa disaksikan di YouTube resmi KAUSA. Jangan lupa beli albumnya ya!

Teks: Adjust Purwatama
Visual: Arsip dari KAUSA

SKJ'94 Kembali Menghentak Lantai Dansa

Penamaan genre musik rasanya sudah menjadi hal umum sekarang ini. Sama seperti grup musik yang pernah mewarnai hiruk pikuk industri musik Indonesia era 2000 awal yang mengkategorikan musiknya sendiri ke...

Keep Reading

Interpretasi Pendewasaan Bagi Prince Of Mercy

Terbentuk sejak 2011 silam di kota Palu, Prince Of Mercy lahir dengan membawa warna Pop Punk. Digawangi oleh Agri Sentanu (Bass), Abdul Kadir (Drum), Taufik Wahyudi (Gitar), dan Sadam Lilulembah...

Keep Reading

Kembali Dengan Single Experimental Setelah Setahun Beristirahat

Setelah dilanda pandemi covid-19, tahun 2023 sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berpesta dan bersuka ria. Di sinilah momen ketika Alien Child kembali hadir dan menjadi yang...

Keep Reading

Luapan Emosi Cito Gakso Dalam "Punk Galore"

Setelah sukses dengan MS. MONDAINE dan BETTER DAYZ yang makin memantapkan karakter Cito Gakso sebagai seorang rapper, belum lama ini ia kembali merilis single terbarunya yang berjudul PUNK GALORE yang single ke-3...

Keep Reading