- Arts
- Music
- Tidbits
Ada Alasan Melihat ke Pontianak
Beberapa insan kreatif yang berkumpul lalu membentuk sebuah wadah untuk menaungi insan atau kegiatan lainnya sangat umum terjadi dimana-mana. Tidak terkecuali di Pontianak, kota penting Kalimantan yang sedang merekah. Namanya Satu Derajat.
Wadah ini dimanfaatkan sebagai forum untuk berbagai macam komunitas yang lahir dan beraktivitas di Pontianak guna bisa membina serta menjaga potensi yang dimiliki oleh para pelaku industri kreatif di kota itu. Setelah menghidupi diri sendiri dengan komitmen aktivitas, kemudian ide yang coba dibidik adalah memperkenalkan para pelaku ke luar Pontianak.
Saat ini mereka sudah memiliki beberapa agenda panjang yang akan dibuat. Tiga di antaranya adalah; Film pendek “May” –yang sudah kejadian—, Kapuas River Festival, film dokumenter “Beting”. Film May, contohnya. Film ini, menurut mereka adalah film pendek yang lahir dari kegelisahan segelintir masyarakat urban terhadap kehidupan sekitar, di mana kesibukan dan berada di tempat yang ramai menjadi sebuah justifikasi bagi eksistensi seseorang. Adakalanya interaksi sosial membuat seseorang jemu dan mempertanyakan arti kehadirannya dalam komunitas yang lebih besar, walaupun tak jarang pula perkenalan membuat kita merefleksi diri sendiri melalui kacamata orang lain.
“May dengan ke-aku-annya akan menceritakan tentang sikap apatisnya dalam menjalani hidup dan menceritakan masa lalu yang membentuk karakternya di Kapuas Berlayar vol. 1, ” jelas Reza Darwin, salah satu pengurus Satu Derajat.
Seperti sudah disinggung, dari proyek film pendek ini, akhirnya terbentuklah sebuah event bernama “Kapuas Berlayar”. Acara yang terbuka bagi siapa saja ini diadakan di tepian Sungai Kapuas yang sangat dekat dan identik dengan kehidupan masyarakat Pontianak dan Kalimantan Barat. Dengan latar belakang kehidupan sungai, mereka mencoba untuk menyadarkan masyarakat akan potensi yang dimiliki oleh Sungai Kapuas itu sendiri.
“Sebenarnya Kapuas Berlayar sendiri ingin memberikan sesuatu yang berbeda dari event-event yang pernah ada. Ini wujud protes kami terhadap pemerintah kota Pontianak yang selalu mengadakan event yang biasa-biasa saja dengan pendanaan yang luar biasa,” papar Reza melanjutkan.
Apa rasanya menikmati sebuah acara di atas sebuah kapal di tepian sungai? Menikmati sajian musik yang ada, menonton film serta melihat matahari terbenam bersama? Tentu saja menakjubkan, tidak banyak yang berkesempatan seperti ini dan dengan sendirinya, pengalaman model begitu yang bisa diberikan pada mereka yang datang.
“Kami ingin membuktikan bahwa kami ada dan Kapuas bisa menjadi medium kami. Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Kami ingin orang yang datang ke kota ini tidak hanya datang lalu pergi begitu saja. Lewat Kapuas Berlayar, kami ingin memberikan suatu kenangan yang dapat diingat di kemudian hari,” jelas Reza lagi.
Kapuas Berlayar, bisa jadi alasan orang untuk datang ke Pontianak. Menarik. (*)
teks: Adjustpurwatama
foto/ dok: Satu Derajat
Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...
Keep ReadingSingle Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...
Keep ReadingSajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...
Keep ReadingCrushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...
Keep Reading