50 Lagu Indonesia Favorit Siasat Partikelir 2021

Tak terhitung lagi, berapa jumlah lagu yang dirilis di sepanjang tahun 2021. Berdasarkan pantauan dari email Siasat Partikelir saja yang bisa kalian simak di PARTIKILAS Part I: Mereka yang Berbagi Kabar di 2021, setiap harinya selalu ada rilisan baru. Tentu ini adalah kabar baik di tengah kondisi yang serba tak pasti seperti sekarang ini.

Untuk merayakannya, kami menyusun 50 lagu Indonesia yang menjadi favorit Siasat Partikelir di 2021. Indikator pemilihan ini tentu bukan berdasar “siapa yang terbaik”, tapi tentang sesuatu yang kami favoritkan dan kerap diputar dalam berbagai kondisi. Artikel ini tidak bermaksud untuk menjadi patokan kalian juga harus menyukainya, kami hanya ingin membagikan apa-apa yang kami sukai.

Berikut adalah 50 lagu yang menjadi favorit Siasat Partikelir, yang sering kami dengarkan di berbagai situasi dalam rentang waktu tahun 2021.


 

1. “Burgundy” – Creve, Ouverte!

Datang dari Timur Kalimantan, unit pendatang baru asal Balikpapan, Creve, Ouverte! Sudah mendongkel gendang telinga sejak lagu perdananya dilepas. Menyisakan warna lebam di daun kuping ketika “Burgundry” diputar dengan volume mentok! Padat dan memukau dalam kerumitan yang kompleks. On Repeat!

2. “Songkabala” – t o d

Bentang suara kota daeng, Makassar, begitu luas. t o d berhasil merangkumnya tak hanya di album La Marupe tapi juga di single terbarunya “Songkabala”. Lewat lagu ini t o d mencoba mengamplifikasi ritual penolak bencana ke dalam tema yang cukup relevan dengan  situasi sekarang. Peleburan musik bercorak Sulawesi Selatan melalui kugiran bersama paduan instrumen lainnya dengan vokal masygul yang menonjolkan  dinamika baroque pop yang membuat lagu ini punya daya jelajah sebagai orkestra yang  menyentuh peristiwa kolosal secara sederhana.

3. “Pondafine” – Soulfood

Pulau Bali memang tak pernah kehabisan musisi berkualitas, lewat single teranyarnya ini Soulfood seakan mengajak telinga dan mata kita untuk memandang lebih jauh dan menyelami lebih dalam tentang musik-musik populer milik musisi muda yang ada di Bali. Di wilayah musikalitas, lewat lagu ini Soulfood masih setia dengan pembawaan musiknya yang eksotis. Dengan tempo medium santai dengan beat drum yang mendekati Tony Allen, bass-line yang asik dan vokal yang menghanyutkan.

4. “Rijang” – Jangar

Energi membuncah dari Pulau Dewata. Konsisten dengan tensi distorsi yang tak menua.  Rijang sendiri memilik arti batuan yang biasa digunakan untuk memantik api. Pengertian tersebut dipakai dengan apik oleh kuartet asal Denpasar, Bali ini untuk menjelaskan lagu tentang perjalanan semangat yang mereka bentuk sejak awal.

5. “Interval” – Piston

Sepertinya, Piston sudah sadar bahwa mereka tidak semuda itu lagi (“ditempa tiga puluh” nampaknya mengarah pada usia). Pesan orang tua mereka pun mulai terasa benar satu persatu hingga mereka harus melepas “masa abai” mereka dan lebih serius menjalani hidup, tentu tanpa mengabaikan kesenangan duniawi dengan pacuan tempo yang tak melambat.

6. “Pengantar Bambu” – Jon Kastella

Versi “Pengantar Bambu” ini lebih terdengar semangat dibanding versi-versi live yang biasa ditemukan di Youtube. Barangkali berpengaruh juga siapa orang di belakangnya. Ada Rekti Yoewono di sana. Pentolan The SIGIT dan Mooner ini merupakan produser sekaligus pengisi bas dan gitar elektrik di lagu ini.

7. “Dendang Sangsi” – Silampukau

Tanpa woro-woro berlebihan, tiba-tiba Silampukau merilis nomor “Dendang Sangsi” dengan sentuhan musik dangdut dan lirik yang tetap tajam menyoroti isu-isu sosial dan politik yang nyata menjengkelkan. Sungguh lagu penawar rindu yang memukau.

8. “Kobe” – Mad Madmen, Angan DaHooman

Ekstra dinamis, musik ode yang cukup ambisius untuk mengenang kepergian sang idola

9. “Immortal Crush” – Iron Voltage

Nomor pengundang metalhead untuk menyesap bau keringat di arena pit. Penuh energi dengan sajian distorsi tanpa henti.

10. “God Allow Me (Please) to Play Music” – Voice of Baceprot

Latar belakang pembuatan lagu ini adalah intoleransi dan stigma yang diterima Marsya (vokal & gitar), Widi (bas), dan Siti (drum) selama bermain musik dari lingkungan mereka sendiri. Melawan stigma dengan apa yang mereka senangi adalah ide yang cemerlang.

11. “Pasukan Beran Mati” – Bongabonga

“Pasukan Berani Mati” merupakan bagian sekaligus trek pembuka dari album 1998 Betrayer dengan judul yang sama. Bongabonga membuat lagu tersebut menjadi lebih kebut. Bahkan, perbedaan durasi versi mereka dan Betrayer mencapai hampir satu setengah menit. Selain itu, Coki dan/atau Welby berhasil membuat sebuah harmonisasi gitar yang heboh untuk menggantikan bagian gitar solo versi asli yang mengandalkan beberapa bagan repetitif.

12. “I’m Down” – Romantic Echoes feat. Pamungkas

Anthem gundah gulana muda-mudi di tahun 2021.

13. “Il Sogno” – Isyana Sarasvati

Lagi lagi Isyana Sarasvati menyajikan musik yang tak terduga. Proggiest dan mencekam.

14. “Yth: Naif” – Diskoria, Isyana Sarasvati, Ardhito Pramono, KawaNaif

Lagu yang judulnya diambil dari “Yth:Ibu” milik Naif di album Titik Cerah (2002) tersebut dibawakan oleh Diskoria, Isyana Sarasvati, dan Ardhito Pramono sebagai perpanjangan tangan dari program Studio Pop Show dari Suara Disko. Mereka bergabung untuk menjadi penyambung lidah kita semua yang mencintai Naif.

15. “Madhouse” – The Sugar Spun

“Madhouse”, nomor terakhir mereka sebelum merilis album cukup menarik. Trio berlandas bebunyian elektris new wave ini mengangkat tema isolasi diri dalam lagu dengan selipan ketukan yang terdengar tidak biasa namun ternyata biasa. Lewat lagu “Madhouse” The Sugar Soun menceritakan tentang betapa mengerikannya efek mengurung diri sendiri hingga sulitnya memisahkan antara realita dan khayalan.

16. “Somewhere in Between” – Space Cubs

“Somewhere in Between” menunjukkan kekonsistenan Sofyan Nahdi dan Amirul Syahrul dalam berkarya. Mereka masih memainkan lagu pop dengan synth yang mendominasi. Beberapa nomor mereka, termasuk lagu ini, mungkin dapat membangkitkan ingatan pendengar ke “Margot” milik MINKS.

17. “The Sun” – Streetwalker

Lama tak terdengar, Streetwalker kembali hadir dengan nomor penuh tenaga sekaligus lebih berwarna dengan sisipan ornamen mengawang dari piranti synthesizer.

18. “Niscaya” – Bilal Indrajaya

Nomor ‘pop’ yang terasa lebih cepat dibandingkan lagu-lagunya yang lain. Harmonisasi nada dan lirik yang begitu enak untuk sing along.

19. “Tarung Bebas” – Perunggu

Bahasan dalam potongan-potongan lirik Perunggu kebanyakan relevan dengan pekerja muda Ibu Kota hari ini. “Tarung Bebas” tentu akan bisa dinikmati orang-orang yang, misalnya, menerjang pengemudi-pengemudi serampangan di jalanan Ibu Kota untuk bisa mengejar sampai kantor tepat waktu.

20. “How” – Morad

Lewat nomor tunggal “How”, Morad membalut suaranya yang khas dengan musik seminal katalog motown yang sempat berjaya di era 60-an. “How” sudah membius sedari lirik awal dirapalkan.

21. “Marionettes” – Rad Rat

Dirilis di bawah panji Rotes Rathaus Studio, single yang berdurasi tak lebih dari 3 menit ini lekat dengan warna rock alternatif dengan lirik sederhana yang kurang lebih berbicara tentang apa yang mereka suka dan apa yang tidak disukai. Sesederhana isi lagunya, secara musikalitas pun “Marionattes” terasa tak berlebihan. Skema permainan bas dan sayup bunyi synthesizer yang mengiringi Tanya disepanjang lagu barangkali cukup membuat kita membayangkan bagaimana sejoli Stevie Nicks dan Lindsey Buckingham bekerja dalam mencipta lagu bersama.

22. “Rumah” – Surgir, Inggrid Beatrix, Mohammad Istiqamah Djamad

23. “Closure” – Impromptu

2021 menjadi babak baru bagi Impromptu dengan sound yang terdengar mengawang. Lewat lagu ini Impromptu  membawa pendengarnya ke sebuah tempat dimana mereka merasa aman untuk bermimpi dengan sangat jauh.

24. “Rumangsa” – Hursa

“Rumangsa” juga menarik untuk diperhatikan. Bebunyian dengan tuts Hursa mungkin hampir serupa dengan yang biasa digunakan oleh band-band seperti The 1975, terdengar elektronis. Kehadiran pianis jazz, Sri Hanuraga, memberi tambahan yang pas untuk itu. Dengan suara yang lebih analog, jemari Sri begitu nakal menambahkan banyak bumbu, termasuk solo yang gagah, mengingatkan pada scoring musim dingin gim I Am Setsuna.

25. “Musubi” – Lightspace

Trio rock instrumental asal Bandung ambil langkah comeback dengan meluncurkan single berjudul “Musubi”. Terinspirasi dari anime “Kimi No Nawa” yang berarti keterikatan, Lightspace menyisipkan pesan seputar keterbatasan kita dalam berinteraksi dan bertatap muka saat masa sulit setahun terakhir.

26. “Money” – MRNMRS

MRNMRS masih setia mengusung ciri khas mereka. Musik yang Ibev, Panji (bas), dan Steven (drum) mainkan hanya mengandalkan bas dan drum untuk mengiringi vokal. Tak ada unsur yang memainkan akor di sana biarpun kadang Panji memainkan beberapa not sekaligus.

27. “Doomed” – Morgensoll

Meski tanpa vokal, sama seperti di hampir seluruh materi rilisan mereka, di lagu ini Morgensoll sedang berkisah tentang kehampaan yang kelak akan dihadapi oleh banyak orang.

28. “Astle Ruin” – Pullo

Seperti biasa, dalam materinya terbarunya ini Pullo menghadirkan suara vokal yang flamboyan, bisikan dan cekikikan yang acak, suasana yang suram, dan ketukan yang konstan namun dinamis, mereka secara jelas menangkap sisi gelap kehidupan dalam kodrat manusia yang dibalut oleh kesan musik era 80-an.

29. “Kembang Koning” – Lorjhu’

Konsisten dengan musik rock modern berbahasa Madura yang otentik.

30. “Mencekam” – Taruk

Layaknya membaca Mite Sisifus karya Albert Camus, tentang manusia yang bergulat dengan nasib dalam waktu yang sama ia mesti membayangkan dirinya berbahagia, begitulah lagu ini berkisah dengan tempo ngebut dan pekatnya distorsi. Nomor yang pas untuk membuka album Bara dalam Lebam.

31. “Karena Waktu Saja Takkan Cukup” – Leonardo Ringo

Nomor semi romantik yang siap melayani dua sejoli ketika semalaman suntuk berbagi kasih dan cerita di sebuah kedai kopi.

32. “Sari” – ranggaranggon

Dibuka dengan alunan gitar akustik sederhana, layaknya Tom Waits di lagu “I Hope That I Don’t Fall in Love with You”, lagu ini berlanjut pada penggalan-penggalan lirik yang terdengar cukup puitis. Seperti solois dengan gitar kopong kebanyakan, lirik selalu menjadi nyawa utama bagi lagunya. Lewat vokalnya yang terdengar solid dan merdu, ranggaranggon agaknya sedang mencoba untuk merengkuh sisi sensibilitas pendengarnya dengan sajian lirik yang bisa dimaknai lebih lebar dari sekedar ‘sari’ pada umumnya.

33. “Tears of the Earth” – Tremorrage

Datang dari ujung barat Indonesia, Aceh, unit progressive metal Tremor Rage siap menghancurkan gendang telinga para metalhead

34. “COWMAN” – Lamebrain

Davis (gitar, vokal utama), Prama (drum), Mufti (bas), dan Aslam (gitar) mengaku terinspirasi dari The Beatles untuk pembuatan lagu ini, terutama dalamalbum Revolver. Karena itu, tidak heran jika ada nuansa “Taxman” dalam pilihan nada vokal sekaligus harmonisasi dalam lagu ini. Keempat personel juga menyumbang suara untuk membuat harmonisasi tersebut.

35. “Hey Morales” – Analogmodular

Dikemas ke dalam musik ala new wave 80’s,  “Hei Morales” dengan cerita tentang penyesalan seorang perempuan yang telah menyia-nyiakan ketulusan cinta pasangannya yang bernama Morales, Single ke 2 ‘Hei Morales’ merupakan kelanjutan dari materi E.P Analog Modular yang dirilis tahun 2021 ini.

36. “More Time For Love” – Skastra

Lagu yang cukup relevan dengan masa-masa pandemi seperti sekarang ini. Lewat “More Time for Love” Skastra bercerita tentang pentingnya menyediakan lebih banyak waktu untuk cinta, karena keberadaannya, berkurang seiring waktu. Cinta dalam lagu ini melambangkan apapun yang pendengarnya inginkan. Bisa jadi cinta untuk diri sendiri, untuk menyediakan lebih banyak waktu, menikmati hobi atau sekadar untuk merenung, atau bisa jadi cinta untuk orang penting lainnya, seperti cinta untuk kekasih juga untuk keluarga.

37. “Starry Night” – Guernica Club

“Starry Night” adalah sebuah pengantar bagi Guernica Club untuk memperkenalkan diri mereka ke industri musik.  Single ini merupakan pernyataan bagi Guernica Club, baik secara lirik maupun nada, Guernica Club berbicara sebagai individu bahwa cinta universal memang benar adanya dan hal ini dapat dirasakan melalui koleksi terbaru mereka yang menyenangkan sekaligus meyakinkan serta dapat menarik perhatian dari para pendengar.

38. “Honey Baby” – Grrrl Gang

Berbeda dari musik dan rilisan mereka sebelumnya, dalam single ini Grrrl Gang menampilkan warna dan arahan musik baru bernuansa alternatif 90-an yang dapat kita rasakan sejak detik pertama. Ditulis pertama kali oleh sang vokalis/gitaris Angeeta Sentana pada awal 2019 lalu, “Honey, Baby” diakui Angee merupakan lagu cinta yang merekam kisah serta perasaannya dalam sebuah perjalanan hubungan.

39. “Memoire of Billy Lee” – Satu Per Empat

Satu Per Empat mencoba menangkap kebingungan-kebingunan surreal yang hadir di film Naked Lunch, sebuah film yang diadaptasi dari novel karya penulis legendaris William S. Burroughs.

40. “Robotanica” – Kalabiru

Di lagu ini Kalabiru hadir dengan nuansa elektronis. Bukan elektronis sekedar synth yang sudah banyak dimainkan jelmaan-jelmaan Tame Impala kebanyakan, namun eletronis-elektronis robotik khas krautrock mirip Kraftwerk, lengkap dengan suara vocoder-nya.

41. “We Tried/We Failed” – Eleanor Whisper

Jika dibandingkan dengan hasil kolaborasi mereka bersama Mikha Euphivania tahun lalu, “Broken Hearted for Stranger Is Such A Feeling that I Adore”, nuansa musik dalam “We Tried/We Failed” mungkin tidak begitu berbeda. Namun, jika dibandingkan dengan beberapa karya mereka sebelumnya, termasuk dalam album What’s Past Is Prologue, mungkin terdengar sedikit berbeda. Musik mereka saat dan praalbum lebih mengarah pada rock-rock alternatif lumayan kebut, berbeda dengan dua single terakhir yang lebih santai.

42. “Lamunan Senja” – Hello Benji and the Cobra

Seperti dilempar ke tahun 1970’an, di mana para rockstar memiliki nomor-nomor ballada percintaaannya masing-masing.

43. “Canson de Nuit” – Madame & Toean

Kadang lirik dengan bahasa bilingual terdengar menggelikan. Tapi, unit gipsy-jazz asal Bandung, Madame & Toean sudah berhasil menyajikan lagu bilingual dengan sangat apik, terlebih mereka menggunakan bahasa Prancis yang jarang terdengar di kuping pendengar musik kita.

44. “Blurry” – Sadchurro

Berkolaborasi  dengan Casey Leiwakabessy dari Heave, lewat “Blurry” sadchurro mencoba menggabungkan suara-suara reverb-drenched emo, dreamy riffs dan sad lyrics dikombinasikan dengan sentuhan irama post-punk sederhana. Mengajak pendengar untuk bersedih dan bersemangat secara bersamaan.

45. “Dance, Habibi” – Ali

Mengusung musik dengan palet ala 70-an seperti soul/funk, disco, dan ketukan-ketukan drum a la afrobeat, nomor perdana dari Ali ini seakan mengajak para pendengarnya untuk menari menikmati hari-hari yang terus berlangsung.

46. “Morr” – Beetleflux

Datang dari kota Medan, Beetleflux hadir dengan sajian musik mengawang. Lagu yang siap menemani kalian melewati malam panjang dalam setiap perjalanan.

47. “Bianca” – Lullavile

“Bianca“, sebuah lagu dari unit dream pop Pontianak yang berkisah dan mengambil perspektif dari seorang gadis yang pernah menjadi korban tindak kekerasan dan pelecehan. Bait “I’m mot ashamed, ‘coz I can stand it” menunjukan sisi gentar dari gadis tersebut, “Menjadi korban dan bertahan bukan lah hal yang memalukan, melainkan kekuatan”.

48. “Buddo” – The Experience Brother

Setelah sekian lama tak terdengar, The Experience Brother kembali dengan personil dan formast musik baru. Menyegarkan!

49. “Alive Again” – Tender Shoots

Karena Tender Shoots mengungkapkan Richard Hawley dan Masayoshi Tanaka, pengaruh keduanya memang terasa dalam “Alive Again”. Pilihan nada vokal dalam lagu tersebut memang punya nuansa proyek solo si gitaris Pulp ditambah bebunyian elektronis pop funk 1980-an ala Tanaka.

50. “Merona” – Fleur!

Berbeda dengan materi lagu sebelumnya (‘Muka Dua’ dan ‘Lagu Lama’) yang begitu lekat dengan warna rock ‘n roll. Diberi judul ‘Merona’ lagunya kali ini lebih bernuansa balada yang sarat akan kesedihan dan kehilangan. Secara musikalitas, meskipun dikemas ke dalam nuansa balada dengan tema lirik yang terbilang berbeda, namun lagu tunggal ‘Merona’ masih memiliki pertautan yang cukup kuat dengan karakter musik FLEUR!, lawas namun segar.


7 Video Musik Favorit 2021

1. “Mulih” – Navicula

 

 

2. “Tafsir Mistik” – The Panturas

 

3. “Preambule” – The Brandals

 

4. “It’s Ok!” – Paw ’s Letter

 

5. “Methanol” – Rollfast

 

6. Yth: NAIF – “Diskoria, Isyana Sarasvati, Ardhito Pramono (feat. KawaNAIF)” 

 

7. “Berisik” – Dere

Baca juga: Album Indonesia Favorit Siasat Partikelir 2021 dan PARTIKILAS Part II: Favorit Siasat Partikelir di 2021


Teks: Redaksi Siasat Partikelir
Visual: Arsip dari Berbagai Sumber

Sisi Organik Scaller Dalam "Noises & Clarity"

Kabar baik datang dari Scaller yang baru saja merilis live session (8/7/23) yang kemudian diberi tajuk “Noises & Clarity”. Dalam video ini, grup musik asal Jakarta tersebut tampil membawakan 5...

Keep Reading

Single Ketiga Eleanor Whisper Menggunakan Bahasa Prancis

Grup Eleanor Whisper asal kota Medan yang telah hijrah ke Jakarta sejak 2019 ini resmi merilis single ke-3 yang diberi tajuk “Pour Moi”. Trio Ferri (Vocal/ Guitar), Dennisa (Vocals) &...

Keep Reading

Sajian Spektakuler KIG Live!

Umumkan kehadirannya sebagai pemain baru pada industri konser musik Indonesia, KIG LIVE yang merupakan bagian dari One Hundred Percent (OHP) Group menggelar acara peluncuran resmi yang juga menampilkan diskusi menarik...

Keep Reading

Crushing Grief Gandeng Dochi Sadega Dalam Single Terbaru

Unit pop-punk dari Manado, Crushing Grief, menggandeng Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins, dalam single terbaru mereka yang diberi tajuk “Hard Rain“. Single ini merupakan salah satu lagu yang diambil dari EP...

Keep Reading